20]~Kedua Kali

209 15 0
                                    

   Happy reading kawan-kawan 😊

Hari senin sudah tiba. Tinggal 2 hari lagi menuju penyelenggaraan HUT kemerdekaan di sekolah El. Para siswa SMA Harapan disibukkan dengan berbagai kegiatan lomba antar kelas. Mereka dibebaskan menggunakan waktu tiga hari ini dengan sepuasnya untuk menyambut HUT, sebelum hari keempatnya, pelajaran mulai efektif kembali

"Semoga hari-h nanti lancer," ujar El setelah selesai memainkan gitar untuk lagu penutup acara.

"Semoga setelah tampil nanti, teman gue ada yang kasih tawaran job," tambah Rafa.

El memukul lengan Rafa. "Kalo lo mah, emag ada maunya," omelnya.

Rere tertawa kecil, sedangkan Ezra hanya tersenyum menggelengkan kepala melihat mereka.

Saat ini, mereka berempat sedang berada di dalam gudang kesenian untuk berlatih perform lagi. Dengan memainkan lagu mereka berulang kali, hasilnya terbilang cukup memuaskan jika dilihat bagaimana mereka berlatih dan mencarai referensi musik sendiri.

"Re, sekarang waktunya lo minum obat. Kita ke kantin, cari makan yuk," ajak Rafa setelah melirik sekilas jam di tangannya.

Rere mengangkat wajahnya lalu mengikuti Rafa yang sudah berdiri. "Ayo," jawabnya. "Kalian mau titip apa?" tanya Rere beralih memandang El dan Ezra.

Ezra yang dipandang cewek itu hanya menggeleng pelan.

"Gue juga enggak, Re," tambah El.

"Tumben lo!" sindir Rafa.

"Diem ya lu, nyet!" sungut El.

El menghela nafasnya sesaat, setelah melihat kepergian Rafa dan Rere yang berjalan keluar ruangan itu. Ia lalu memainkan gitar yang masih dalam pangkuannya dengan melodi yang acak.

Ezra tidak bodoh untuk memahami situasinya. "El," panggilnya.

"Hm?" respon El yang masih fokus pada gitarnya.

"Selesai tampil lusa nanti, Rafa bakal nembak Rere," ucap Ezra yang sukses menghentikan permainan gitar cewek itu dan membuatmnya menoleh ke arahnya. "Rafa sendiri yang bilang sama gue kemarin," lanjut Ezra.

El yang masih setengah terkejut, langsung berusaha mencari kata-kata agar tidak membuat suasananya terlalu lama hening. "Serius?! Tuh cowok rese banget emang. Kenapa belum bilang ke gue coba!" runtuknya.

Ezra hanya diam, memperhatikan El.

"Awas aja, nanti kalo ketemu gue lagi. Gue jitak habis-habisan dia," imbuh El yang masih mengomel tak jelas.

Ezra yang tidak tahan lagi melihat El yang sangat jelas masih terganggu oleh ucapannya tadi, langsung menaruh ponselnya di meja dan memposisikan duduknya agar mengarah mengahadap El.

"Bisa-bisanya tuh anak-."

"Gue gak mau lancang," sela Ezra, membuat ucapan El terhenti. "Tapi gue mau bilang, gak semuanya bisa lo tahan El. Gak selamanya lo bisa tutupin perasaan lo ke Rafa," lanjutnya.

"Cukup! Lo mulai lagi ya! Gue-." Lagi-lagi ucapan El terpotong.

"Gue udah tahu semuanya!" sela Ezra sedikit meninggikan suaranya, agar El kembali mendengarkannya. "Gue gak bego untuk tau lo suka sama sahabat lo sendiri."

El tersentak kaget mendengar itu. Ia lalu mengalihkan pandangannya agar tidak terus bertatapan dengan Ezra.

"Mau lo tahan sampai kapan, mau lo pendam sedalam apa, dia gak bakal paham sama perasaan lo. Yang ada, lo yang bakal terus sakit hati liat dia sama orang lain."

Elvina [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang