18]~Day 5 (Trainning)

212 15 1
                                    

Sebenarnya hari ini adalah hari keenam Ezra membimbing dan melatih para trainee-nya. Tetapi, berhubung kemarin Ezra menggunakan waktunya untuk latihan musik dengan El, ia pun meliburkan pelatihannya sehari.

Di hari sabtu pagi ini, Ezra sudah berada tepat di depan rumah El. Ia melepas helm dan turun dari motornya. Ia membunyikan bel rumah itu dan langsung disambut oleh Mama El yang membuka pintu tersebut. Ia sedikit terkejut melihat baru pertama kalinya teman El datang sepagi ini selain Rafa.

"Ezra ya? Sepupu Rafa yang waktu itu tante minta tolong anterin El ke supermarket kan?" sapa wanita tersebut memastikan.

"Iya, Tante," jawab Ezra tersenyum.

"Ayo, masuk. Mau jemput El ya?" tanya Mama El yang kemudian berjalan masuk dan mempersilahkan Ezra duduk di sofa ruang tamu dan hanya mengangguk menjawab pertanyaan tadi.

"Kamu salah, kalo datang sepagi ini buat jemput El. Coba kamu langsung ke atas aja buat bangunin dia," ujar Mama El.

Ezra melebarkan kedua matanya karena sedikit terkejut mendengar perintah wanita tersebut padanya.

Melihat reaksi Ezra, Mama El kembali menambahkan, "Tante gak pernah bisa bangunin dia soalnya. Udah nyerah duluan Tante. Biasanya kalo si Rafa yang bangunin, pasti berhasil. Kali aja sama kamu juga berhasil."

Ezra merespon ucapan Mamanya El dengan tertawa canggung.

"Ya udah ya, Tante tinggal ke dapur. Kamu langsung ke kamarnya aja," ujar Mama El yang kemudian berjalan pergi.

Ezra tersenyum sebentar, sebelum kemudian berdiri dan berjalan naik ke lantai atas, menuju kamar El. Dia membuka pintu di depannya itu dan langsung melihat El masih tidur lelap dengan separuh tubuhnya yang tertutup selimut. Perlahan ia mendekat ke ranjang cewek itu dan berjongkok di samping ranjang El.

Saat Ezra sudah akan berteriak di dekat telinga cewek itu, tiba-tiba saja El merubah posisi wajahnya menghadap ke arah Ezra masih dengan mata yang terpejam. Tindakan Ezra tertahan seketika, karena sedikit terkejut melihat wajah cewek itu kini mengarah padanya. Ia mengamati sejenak wajah cewek yang berjarak dekat dengannya itu dan tersadar jika sebenarnya wajah El terlihat cantik jika diamati seperti ini.

Detik berikutnya, Ezra menggeleng sesaat mengalihkan semua pikiran itu. Lalu kembali melakukan tujuan awalnya masuk ke kamar El. Ia memposisikan bibirnya tepat di atas telinga El, kemudian berteriak sekencang yang ia bisa, "BANGUN WOI!!!"

El yang terkejut bukan main, langsung terbangun dari tidurnya sampai membuat kepalanya terbentur dengan wajah Ezra.

"Awh!!"! rintih mereka berdua bersamaan.

El dan Ezra kemudian saling menatap dengan kesal.

"Kenapa lo di sini?! Kenapa lo seenaknya teriak di kamar orang?! Dan siapa yang izinin lo ganggu tidur gue?!!" amuk El yang semakin meninggikan suara karena saking kesalnya pada cowok itu.

"Sakit tau!" Ezra malah masih mengaduh kesakitan sambil mengusap pangkal hidungnya.

"Keluar dari kamar gue! Sekarang!" bentak El.

Ezra menelan salivanya. Entah kenapa saat ini El terlihat menakutkan baginya. Ia masih terdiam di tempat karena bingung harus melakukan apa.

"Anak cewek kok teriak-teriak kayak gitu sih!" sahut Mama El di bawah tangga dan kebetulan mendengar bentakan El dari lantai atas.

El berdecak kesal, lalu menatap cowok itu kembali. "Mau lo apa?" tanyanya dengan merendahkan nada.

Elvina [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang