Yoongi's PoV
Aku masih mengingatnya.
Sangat mengingatnya.
Seorang bayi laki-laki yang mulai memberikan kehidupanku warna, lahir tepat sebagai hadiah saat aku menjadi juara penciptaan musik.
"Appa! Bagaimana keadaan Eomma sekarang?"
Ayahku tersenyum dan memeluk tubuhku erat. Membuat seluruh perasaan khawatirku seketika sirna.
"Eomma baik-baik saja. Adikmu sedang berada dikamar bersama Eomma sekarang." Appa melepaskan pelukannya padaku, sedikit merunduk untuk menyamai tinggiku yang masih sebatas sikunya.
"Kau suka hadiahmu, Yoongi-ya?" Ia bertanya dengan lembut.
Aku mengernyit heran. Tentu saja. Bagaimana tidak?
Aku.. berada dalam posisi yang membingungkan.
Saat itu aku benar-benar terkejut, aku panik saat tiba-tiba ponsel asisten Ayah berbunyi disaat aku menunggu pengumuman juara cipta lagu.
"...Min.. Yoongi!!!" Teriak sang pembawa acara gembira.
Sontak gemuruh suara tepuk tangan di hall malam itu membuatku terkejut dan berusaha meraih atensiku kembali.
Bingung. Aku hanya diam saat itu. Namun ketika pembawa acara itu mempersilakanku untuk naik ke atas panggung, aku sadar, ternyata penghargaan itu jatuh ketanganku.
Dengan gummy smile yang menjadi ciri khasku, aku berjalan penuh perasaan senang dan bangga.
Lagu ciptaanku di akui mereka.
Seusai menyampaikan speech dan menerima piala serta sertifikat kemenanganku, aku segera turun dari panggung dan mendapati asisten Appa memberikanku gestur untuk mengikuti langkahnya.
Saat kami tiba diluar gedung, dengan segera ia membuka pintu mobilku dan memintaku untuk segera masuk.
Saat kutanya apa alasannya, ia hanya menjawab. "Tuan Min memintanya, Tuan Muda."
Betapa terkejutnya aku saat pemberhentian yang kulihat disekitarku adalah pemandangan dari sebuah rumah sakit. "Ahjussi! Kenapa kita kemari? Siapa yang sakit? Eoh?" Ujarku panik.
"Kita harus bertemu Nyonya-"
Klik
BRAK
Tak sabar. Aku membuka pintu mobil dan bergegas lari ke dalam rumah sakit, mengabaikan ia yang berteriak dan mencoba menyusulku.
Mendengar kata 'Nyonya' sungguh menyakiti telingaku. Aku takut Eomma mengalami hal buruk.
Hingga akhirnya aku tahu, alasanku kemari adalah untuk melihat malaikat kecil menggemaskan yang begitu menarik hati.
"Sayang, siapa nama bayi kita?" Ibuku menatap Ayah penuh harap.
"Minie.." lirihku sembari menatap bayi mungil yang tengah menggerakkan tangan kecilnya ke arah pipi bundarnya. Matanya yang kecil dan sipit perlahan berusaha mengerjap. "Min Minie, Eomma." Aku menoleh ke arah kedua orangtuaku yang tertawa kecil padaku dan terlihat sangat penasaran.
"Min Minie akan menjadi nama adik bayi!" Pekikku setengah berbisik saat Appa menempelkan jari telunjuknya dibibir, mengisyaratkan agar aku tak berisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE, MINE (SUDAH TERBIT)
FanfictionA Yoonmin Fanfiction "Orang bilang merasa cemburu saat saudara kita telah dimiliki orang lain adalah hal yang wajar. Tapi bagiku, apa benar begitu?"