Bab 27

3.4K 448 286
                                    

I see YoonKook everywhere :') apakah itu pertanda BigHit sekongkol sama Seunghyun????😂🔨

Drrrtttt Drrrtttt

"Tsk!" Pria berwajah dingin itu berdecak malas dalam gelap ruangan saat ponselnya yang ia taruh di atas nakas terus menerus bergetar dan menyala, membuat bias cahaya memantul dan mengusik netranya yang terpejam. Dengan berat hati Yoongi melepaskan satu pelukan tangannya di tubuh mungil Jimin. Meraih ponselnya, membuat lelaki yang lebih muda mengernyit tak nyaman karena Yoongi sedikit menindih tubuhnya.

Sebelah tangannya yang masih berada dibawah tubuh Jimin mengusap lembut punggung sempit itu, mata kecilnya semakin menyipit berharap ia dapat melihat dengan jelas seseorang yang meneleponnya di pagi buta. "Halo? Jungkook, ada apa? Ini masih jam 3 pagi." Mendengar suara berat Yoongi, Jimin yang tengah tertidur lelap mengernyit terganggu dan perlahan membuka matanya.

"Hyung, Kookie tidak bisa tidur. Sepertinya Kookie sakit." Yoongi dapat mendengar suara bersin Jungkook diseberang telepon, ia menundukkan kepalanya untuk menatap Jimin yang mendongak penasaran. Tersenyum kecil lalu mengecup dahi Jimin, membuat Jimin tersenyum dan mengeratkan pelukan ke tubuh Yoongi. Menyembunyikan kepalanya di dada bidang sang kekasih.

"Kau sudah meminum obatmu, Kook?" Yoongi bertanya, Jimin kembali mendongakkan kepalanya dengan wajah terkejut. "Kookie hanya minum air hangat, hyung. Obat dirumah habis." Lagi, Yoongi mendengar Jungkook bersin. "Apa kau demam? Cobalah untuk tidur dan mintalah Taehyung untuk menemanimu ke dokter pagi nanti. Aku akan bilang pada Jiminie kalau kau tidak bisa hadir sekolah nanti."

"Aku sudah menghubungi Jimin, hyung. Tapi ponsel Jimin mati. Terimakasih, sampaikan pada Jimin ya, hyung." Pinta Jungkook dengan suaranya yang mulai terdengar serak. "Tidurlah, Jungkook. Kau butuh istirahat."

"Uhm," Jungkook mengiyakan, "tapi hyung, bisakah kau saja yang menemaniku ke dokter nanti?" Yoongi menundukkan kepalanya, menatap Jimin dengan kepalanya yang berpikir cepat. Jimin tersenyum kecil, membubuhkan satu kecupan lembut dibibir Yoongi. Tangan mungilnya mengusap lengan atas Yoongi, mengucapkan 'tak apa' tanpa suara.

Yoongi menghela napas, "maaf Jungkook, hyung sedang sibuk. Pergi dengan Taetae hyung saja, ya?" Jimin mengangkat alisnya tak percaya, Yoongi menolak permintaan Jungkook?

"Oh, oke. Aku diantar supir saja." Sindir Jungkook. "Oke, kabari aku tentang keadaanmu nanti. Lekas sembuh, sayang." Raut wajah Jimin berubah sendu, sedangkan dirinya dapat mendengar dengan jelas Jungkook yang berdehem ceria dengan suaranya yang parau.

"Tidurlah, Kook. Beristirahatlah dulu." Ujar Yoongi sembari membelai lembut surai Jimin. "Oke, hyung. Kau akan menjengukku nanti bukan?" Tanya Jungkook penuh harap. "Tentu, aku akan mengunjungimu nanti bersama Jimin."

"Uhm, baiklah. Aku menunggu." Yoongi hanya diam mendengar ucapan Jungkook, dirinya sibuk mengecupi dahi Jimin. "Kututup, hyung." Yoongi masih tetap diam dan sibuk mengecupi pelupuk mata Jimin, sampai Jimin mencubit pinggangnya. "O-oke, selamat beristirahat."

Jimin melepaskan diri dari rengkuhan Yoongi begitu Yoongi menjauhkan ponselnya dari telinga, ia duduk di pinggir ranjang dan mulai mengecek ponselnya. "Kau tertidur dipangkuanku semalam," Yoongi membuka percakapan. Ia menggeser tubuhnya dan memiringkan dirinya ke arah kanan.

Tangan kirinya menyentuh pinggang kiri Jimin yang duduk di depan wajahnya. Yoongi menyurukkan wajahnya ke pinggang kanan Jimin. "Aku akan kembali ke kamar, hyung." Yoongi menjauhkan wajahnya dari tubuh Jimin, tapi tangannya tak berhenti mengelus dan sesekali meremas kecil pinggang sempit Jimin. "Kenapa? Masih ada waktu sebelum subuh gajah."

YOU ARE, MINE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang