Miss me anyone? (:
I'll bring you some pain!
Cursing is allowed 😏"Lepas!" geram Hoseok sembari mengenyahkan tangan Taehyung yang berusaha mengobati lukanya.
"Hoseok-ah, kita harus mengobati lukamu." Taehyung memelas, ia mencoba untuk kembali meraih leher Hoseok yang masih mengeluarkan basah darah. Namun Hoseok lagi-lagi menolak. "Hoseok-ah, kau akan membahayakan dirimu. Tidakkah kau mengerti? Kau boleh marah padaku tapi kau harus mengobati lukamu. Kemarilah." Pinta Taehyung putus asa. "Kau harus tetap hidup, hanya--"
BRAK
Hoseok berdiri dari duduknya, melemparkan baskom berwarna putih berisi air hangat itu ke lantai. Menumpahkan segala isinya, membasahi karpet dan sebagian televisi miliknya. Mereka kini tengah berada di dapur --ruang makan.
Hoseok sama sekali tidak menerima sedikit pun bantuan Taehyung pada dirinya, bahkan saat Jungkook memutuskan untuk pulang dia hanya pergi untuk duduk di meja makan. Tak mengacuhkan Taehyung yang terus berusaha mengobati dirinya.
"Kau ingin aku tetap hidup setelah mengorbankan kebahagiaan sahabatku sendiri, demi nyawaku? Hah?" marahnya, tak percaya bahwa Taehyung akan mengatakan semuanya dengan mudah. "Jika aku mati di tangan Jungkook, itu artinya batas kehidupanku hanya sampai di sana. Kenapa kau tidak mengerti, hah? Apa kau tidak malu saat melakukan semuanya, Kim? Apa Yoongi pernah mengkhianati kepercayaanmu? Meninggalkanmu di belakang? Pernahkah?" Hoseok memandang kekasihnya sendu.
Taehyung memendarkan pandangannya, tak berani untuk menatap Hoseok yang menatap dirinya seolah tengah memandang jijik. Perlahan Taehyung menghela napasnya dan mengusap wajahnya dengan kasar. Menatap kosong lengan Hoseok yang mengepal marah lalu berkata, "Aku, kau tahu aku tidak ingin berdebat tentang ini Hoseok-ah." Taehyung kembali mengacak surainya bingung --kepalanya benar-benar terasa penuh. "Kau tahu benar aku sudah memenuhi permintaanmu untuk bergerak secara perlahan, mencoba mencari jalan keluar. Tanpa perlu mengorbankan salah satu dari kita. Tapi apa yang kita dapatkan sekarang. Hm?"
Ia mendongak menatap Hoseok sendu, "Tidak akan ada jalan keluar kecuali salah satu dari kita mengalah Hoseok-ah," lirihnya, "seseorang di antara kita harus berkorban. Dan aku, aku tidak mungkin melakukannya." Ia berusaha meraih kedua tangan Hoseok, memaksa Hoseok untuk menatap dirinya. "Aku tidak bisa melihatmu mati. Tidak. Aku tidak bisa hidup tanpa duniaku. Jika Jungkook yang meminta kematianku, maka dengan senang hati akan kuberikan padanya. Untuk menyelamatkanmu, menyelamatkan Yoongi. Tapi dia meminta hidupmu untuk ditukar dengan kebahagiaannya, Hoseok-ah. Bagaimana bisa?" keluh Taehyung, "bagaimana bisa aku membiarkan sumber kebahagiaanku harus di renggut begitu saja?"
Ia menarik Hoseok untuk kembali duduk di atas kursi, membawa air hangat di atas sebuah mangkuk. "Baskom airnya habis, Hoseok-ah. Aku gunakan mangkuk untuk makan saja, ya?" Taehyung tersenyum lemah, ia mulai mencelupkan handuk yang ada di tangannya ke dalam mangkuk. Memerasnya hingga cukup kering untuk ia gunakan membersihkan luka Hoseok.
Ia kembali tersenyum lemah saat ia telah selesai membersihkan luka di leher Hoseok, menggenggam kedua tangan Hoseok yang mengepal enggan. "Hoseok-ah, mulai sekarang aku ingin kau mempercayakan segalanya padaku." Ia mengusap lembut punggung tangan itu. "Aku hanya ingin melakukan yang terbaik untuk kita semua. Aku hanya akan mengusahakan yang terbaik yang aku bisa, untuk menjagamu. Menyelamatkan dirimu dari semua kemungkinan yang terburuk."
*****"Aku akan memisahkan mereka dengan segera, Chaerin-ah. Aku tidak bisa menahan desakkan keluarga kita seperti yang mereka lakukan di acara makan malam tadi. Yoongi akan kunikahkan dengan Jungkook tak peduli apa pun. Dan jika pun aku harus membatalkan pernikahan Yoongi dan Jungkook, aku akan memberikan kehormatan itu untuk keluarga Jeon."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE, MINE (SUDAH TERBIT)
FanfictionA Yoonmin Fanfiction "Orang bilang merasa cemburu saat saudara kita telah dimiliki orang lain adalah hal yang wajar. Tapi bagiku, apa benar begitu?"