"Because, love. I just love you. And I could never replace you with anyone else. Never."
_YOU ARE MINE 2k18_Klik
Suara pintu kamar yang ditutup bersamaan membuat keduanya saling melempar tatap, setelah 3 detik saling mematung, keduanya melemparkan sebuah kekehan geli. "Kupikir kau sudah turun, Jim." Jimin tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "aku baru selesai bersiap-siap." Yoongi mengangguk paham.
"Kau juga akan turun untuk sarapan?" Tanya Jimin lembut. Yoongi mengangguk. "Tentu, lagipula aku masih punya waktu untuk sarapan. Jungkook pasti sudah menyiapkannya untukku." Jimin tersenyum, dan berdehem kecil. "Uhm, tentu. Dia sangat rajin." Keduanya terkekeh. "Ya, dia memang begitu." Yoongi tersenyum kecil.
"Jimin," Yoongi menarik pergelangan tangan Jimin, membuat Jimin menghentikan langkahnya dan kembali menghadap ke arah Yoongi. Ia mengangkat kedua alisnya, "ungh? Kenapa hyung?" Yoongi menarik tubuh Jimin, membuat sang adik menabrak dadanya. Dan dengan sengaja membubuhkan satu kecupan kilat dibibir berisi Jimin.
Membuat lelaki yang lebih muda membolakan matanya kaget, Yoongi mendekatkan wajahnya ke telinga Jimin dan berbisik. "Saranghae." Dan satu kecupan di pipi kiri Jimin ia curi, membuat Jimin memerah hebat dengan senyuman kecil yang tak bisa ia sembunyikan.
"Yoongi hyungg!" Keluh Jimin sembari memukul dada pria yang lebih tua. "Bagaimana kalau ada yang melihat." Jimin mengerucutkan bibirnya sebal, Yoongi terkekeh dan mencubit pipi Jimin gemas. "Mereka semua ada diruang makan sekarang, bukankah kita sudah mengamatinya berminggu-minggu?" Yoongi mengusak rambut Jimin sayang.
"Aku janji tidak akan membuat kita berada dalam masalah." Yoongi tersenyum dan mencium kening Jimin cukup lama. "Hyunggg!" Keluh Jimin kesal. Ia memukul bokong Yoongi yang tengah berjalan hendak menuruni tangga dengan cukup keras. Membuat Yoongi mengaduh sakit.
Ia membalas pukulan Jimin dengan sama kerasnya saat Jimin melangkah ditangga, membuat Jimin kesal dan memukul lengan Yoongi dengan tangannya yang terkepal. Mereka terus saling memukul bokong, lengan, perut, dan punggung. Membuat orang-orang yang ada di meja makan memperhatikan mereka dengan tawa kecil dibibirnya.
"Aw! Hyung!" Mata Jimin membulat lebar saat Yoongi mencubit bokongnya begitu mereka tiba di meja makan. "Kau yang duluan, Minie. Aku hanya mengikuti permainanmu." Yoongi membela diri. Chaerin berdecak sembari menggelengkan kepalanya.
"Aigoo, anak-anak Eomma. Berhenti bercanda dan segeralah sarapan. Jangan biarkan para lelaki manis ini terlambat dihari pertama mereka sekolah." Chaerin tersenyum ke arah Jimin lalu mengusap lembut tangan Jungkook yang duduk disebelahnya.
Mendengar Chaerin, Yoongi dan Jimin segera duduk berdampingan. Membiarkan Jimin berhadapan dengan Chaerin, dan Yoongi dengan Jungkook. "Hyung! Kookie membuatkanmu nasi goreng kimchi hari ini." Jungkook menyeru senang lalu berjalan ke arah Yoongi, berdiri disampingnya dan mulai menyiapkan sarapan untuk Yoongi.
"Woah! Jungkook-ah! Wanginya enak sekali. Kau tidak ingin membaginya denganku?" Jimin meminta sembari terus memandangi tiap sendokan Jungkook dari sebuah wadah ke dalam piring. Jungkook terkekeh, "mian, Jimin-ah. Aku terbiasa menyiapkannya hanya untuk Yoongi hyung."
Jimin mengerucutkan bibirnya sebal. Dan kembali fokus pada piringnya yang tengah disiapkan Chaerin. "Terimakasih," ujar Yoongi sembari mengusak surai Jungkook dan tersenyum paksa. "Kembali." Jungkook mengecup pipi kiri Yoongi dan kembali duduk ke kursinya.
Jantung Jimin berdenyut nyeri walaupun hanya melihat interaksi sang kakak dengan tunangannya dari sudut mata kecilnya, namun ia hanya bisa tersenyum untuk dapat membodohi dunia. Ya, dunia. Karena disini, di posisi mereka. Tidak ada seorang pun yang berada dipihaknya, Jimin dan Yoongi telah menjalani hubungan mereka secara diam-diam selama satu bulan terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE, MINE (SUDAH TERBIT)
FanfictionA Yoonmin Fanfiction "Orang bilang merasa cemburu saat saudara kita telah dimiliki orang lain adalah hal yang wajar. Tapi bagiku, apa benar begitu?"