Bab 13

3.4K 516 240
                                    

Yoongi menapaki tangga untuk turun dan menghampiri keluarganya, juga Jungkook yang setia duduk diruang makan. "Sini hyung!" Seru Jungkook saat melihat Yoongi berjalan ke arah meja makan. Yoongi pun tersenyum dan mengusap lembut surai Jungkook, lalu duduk disamping laki-laki dengan senyum yang menawan itu.

Yoongi tersenyum kaku ke arah sang Appa yang menatap tajam dirinya, "selamat ulangtahun, Yoongi. Aku berharap kau akan belajar menjadi bagian keluarga Min seutuhnya, menjadi anak lelakiku yang tangguh, juga bertanggungjawab terhadap perusahaan dan nama baik keluarga." Chaerin menghela napas saat Seunghyun memberikan doa yang lebih terdengar seperti titah bagi Yoongi. "Sudahlah, dangsin. Kesampingkan dulu sifat otoritermu itu. Lagipula ini malam bahagia untuk Yoongi, jangan merusak suasananya dengan ocehan kolotmu."

Yoongi terkekeh kecil lalu tersenyum, "tak apa, Eomma. Aku tahu Appa hanya menginginkan yang terbaik untukku." Seunghyun mengangguk, "tentu, Yoongi adalah putera sulung keluarga Min. Dia membawa wajahku dipundaknya. Tidak mungkin 'kan permata kita kubiarkan menghancurkan reputasinya sendiri? Apa kata orang nanti." Chaerin berdecak kesal, "sudah, sudah. Hentikan, sayang. Aku sudah mengerti, jadi berhenti saja. Oke?" Mereka pun memulai makan malam yang diiringi dengan obrolan-obrolan ringan.

Hingga Yoongi menyinggung sebuah pembicaraan yang seringkali dihindari oleh orang-orang disekitarnya, "tapi yang membuatku lebih senang adalah berita kepulangan adikku, Appa. Bukankah tahun depan Jimin akan kembali berkumpul bersama kita?" Chaerin menoleh ke arah suaminya yang mengangguk mengiyakan. "Tapi aku memiliki kabar yang lebih membahagiakan lagi."

Jantung Yoongi berdegup dengan kencang, bolehkah ia berharap bahwa Jimin-lah yang menjadi kabar bahagia untuknya?

"Kami akan mempercepat pertunangan kalian."

Wajah Yoongi memerah, "y-ya?" Tanyanya ragu, berusaha memastikan bahwa dirinya tak salah mendengar. "Kau sudah mendengarnya, Yoongi." Ayahnya tersenyum hangat. Membuat jantung Yoongi berdegup beribu-ribu kali lebih cepat. "A-aku dan Jimin?" Hening menyapa mereka berempat selama beberapa detik. Namun Seunghyun tertawa dengan keras kemudian. Ia mengusap sudut matanya yang berair.

"Kau ingin menikahi adikmu sendiri? Lelucon macam apa ini Yoongi. Aku tahu kau terkejut tapi kau tidak perlu bertingkah sebodoh ini." Yoongi terkekeh memaksa mendengar orang-orang diruangan itu tertawa. Apa hati Yoongi terdengar seperti lelucon bagi mereka?

"Aku dan keluarga besar Kim sudah sepakat untuk menjodohkanmu dengan Jungkook, sama seperti keinginan Jungkook selagi masih kecil dulu." Seunghyun terkejut saat Yoongi dengan cepat memotong ucapannya.

"Kupikir Jungkook bercanda tentang ini, iyakan Jungkook? Sedekat apapun aku dengannya kami tidak berniat menikah di usia muda. Aku dan Jungkook masih betah menjadi sahabat baik." Yoongi terkekeh kecil menatap Jungkook yang hanya tersenyum canggung tanpa mengelak ataupun mengiyakan.

Seunghyun hanya menghela napas dan mengendikkan bahu, "ya, kau benar. Kupikir juga dulu Jungkook kecil hanya bercanda. Lagipula aku juga tidak menyukai konsep teori homoseksualitas. Bagaimana kalian akan memiliki keturunan untuk generasi baru keluarga Min jika tidak ada diantara kalian yang bisa mengandung." Ia tertawa puas sedangkan Jungkook sudah menunduk malu, ia merasa benar-benar bersalah karena telah mencintai Yoongi dan menginginkan pernikahan terjadi di antara mereka.

Yoongi yang menyadari perubahan atmosfer diruang makan pun segera terkekeh kecil lalu menggaruk tengkuknya, "Appa kurasa bercandamu berlebihan. Bukankah jika itu cinta semuanya akan terlihat mungkin? Tidak ada yang salah dengan apa yang Jungkook rasakan, hanya takdir yang membawanya begitu."

Seunghyun menyentuh dagunya dengan telunjuk, lalu berdesis kecil seolah memikirkan perkataan Yoongi. Menganggukkan kepalanya kemudian, "itu benar, tapi jika takdir itu merusak alur cerita keluargaku. Apakah aku masih harus tinggal diam menyaksikannya?" Mata Yoongi melebar saat ucapan dan tatapan Seunghyun menusuknya tajam. "Tapi, bagaimanapun juga.. yang paling penting adalah, kami semua sudah sepakat agar pertunangan kalian dilaksanakan saat Jimin pulang. Which is, artinya adalah tahun depan. Bersenang-senanglah. Malam ini milik kalian, lagipula cepat atau lambat Jungkook juga akan menjadi pasanganmu, 'kan?"
*****























YOU ARE, MINE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang