Bab 10

4K 542 288
                                    

Yippie! 1,8K readers! 💞💋💋💋



"Yoongi hyung!" Jungkook memekik senang saat melihat Yoongi berjalan menghampiri dirinya sembari menggenggam tangan mungil Jimin. Ia berlari ke arah Yoongi, menabrakkan tubuhnya untuk memeluk Yoongi erat, membuat Yoongi sedikit terhuyung kebelakang dan melepaskan tangannya yang menggenggam tangan Jimin untuk menjaga keseimbangan.

"Oh, Jungkook. Kau mengagetkanku." Jungkook terkekeh kecil, ia menarik lengan Yoongi agar Yoongi merunduk ke arahnya, mencuri satu kecupan di pipi pucat Yoongi. "Kookie senang bertemu hyungie."

Jimin membolakan matanya terkejut, ia tahu kalau Jungkook mungkin menyukai Yoongi, tapi Jimin tidak tahu bahwa Jungkook bisa senekad itu. Dengan cepat, Jimin mendorong kecil tubuh Jungkook, membuat Jungkook terkejut. "Jangan begitu, Jungkook! Kau tidak sopan." Ujar Jimin tak suka. Sedangkan Jungkook menyilangkan kedua tangannya di dada. "Kenapa Jimin? Yoongi hyung saja tidak masalah Kookie cium."

Deggg

Jimin menoleh ke arah Yoongi, "hyung?" Lirihnya. Yoongi menghela napas dan terkekeh kemudian. "Tidak apa-apa Jimin. Jungkook kan hanya merindukanku." Bela Yoongi. Jimin kesal, hatinya terasa sakit. Kenapa Yoongi lebih memilih membela Jungkook daripada dirinya? Hey! Ayolah! Yoongi sendiri yang bilang bahwa Jimin adalah miliknya. Bukankah itu berarti Yoongi juga milik Jimin? Kenapa Jungkook boleh mencium Yoongi-nya?

Jungkook tersenyum senang, ia meraih lengan Yoongi, membawanya pergi meninggalkan Jimin yang hanya berdiri diam. "Hyung, ini kakakku. Tae-Tae hyung!" Serunya senang. Yoongi melempar tatapannya pada anak laki-laki yang tengah duduk di sofa sembari bermain ponsel.

"Oh!" Seru mereka berdua bersamaan.

"Yoongi?"

Yoongi mengangguk, "hai, Tae. Aku tidak tahu kita akan bertemu seperti ini diluar sekolah." Taehyung mengangguk senang, "sepertinya kita memang ditakdirkan untuk menjadi teman baik." Yoongi pun mengiyakan ucapan Taehyung. "Ya, sepertinya begitu."

Jimin yang sedari tadi terdiam menghampiri mereka bertiga yang tengah bercengkerama disofa. Yoongi melupakannya. Yoongi melupakan Jimin. Dan kali ini, bukan karena Yoongi sibuk dengan sekolahnya. Tapi karena Jungkook. "Hyung? Mau coba lihat kejutan milikmu?" Lirih Jimin dihadapan ketiganya.
*****












Semua orang tertawa gemas, mereka begitu menyukai Jungkook yang lucu dan manja. Jungkook yang dengan ceria menyuapi kue buatan Jimin untuk Yoongi, Jungkook yang duduk dipangkuan Yoongi, Jungkook yang memeluk Yoongi saat ia malu karena ucapan kakaknya tentang dirinya dihadapan keluarga Jimin. Ya, Jungkook, Jungkook, Jungkook. Dunia Jimin hari ini dipenuhi Jungkook. Jimin geram. Dia marah. Tanpa sadar Jimin meletakkan piring kecil dari tangannya ke atas meja dengan keras.

"Jimin?" Bingung Chaerin. "Ada apa?" Jimin menggelengkan kepalanya, ia beranjak turun dari kursi makan yang berada ditaman belakang rumah mereka. Ia berlari sembari menitikkan air matanya. Apa yang salah dengan Yoongi? Kenapa dia begitu memperhatikan Jungkook?

Jungkook berbohong! Bukankah dia bilang ini hari spesial untuk Jimin dan Yoongi? Tapi kenapa malah dia yang mengambil alih dunia Jimin? Jimin menangis, ia berlari sembari terisak dan menggerung kesal sesekali. Matanya terasa buram, air matanya tak mahu berhenti jatuh. Jungkook datang kerumah Jimin, memeluk dan menggandeng tangan Yoongi. Jimin bahkan sudah mengajak Yoongi untuk menikmati kejutan hanya berdua, tapi dengan tidak tahu malunya Jungkook justru berlari mengejar Jimin dan Yoongi ke arah dapur. Merebut tangan Yoongi yang tengah Jimin genggam.

"Hyung, Kookie tahu bagaimana caranya membuat cookies. Itu semua karena nama kami hampir sama. Lucu 'kan, hyung? Kookie bahkan selalu berhasil membantu Eomma membuat cookies."

YOU ARE, MINE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang