"Oh! Damn! I couldn't handle myself for this." Namjoon yang tengah asik berbicara dengan Yoongi segera menghentikannya ketika ia mendengar lagu yang diputar oleh Hoseok, ia berdiri dari kursi didepan bar dan menghadap ke arah Yoongi. Terlihat excited. "Yoongi I swear it's really do good to talk to you, but-"
"Sure, Namjoon." Yoongi mengangguk sembari tersenyum tipis, menghentikan celotehan penuh antusias dari Namjoon. "Go on." Yoongi mengangguk lagi sembari mengulurkan lengannya mengarah pada Seokjin yang berdiri di lantai dansa.
"Thanks, bro!" Namjoon meraih tangan Yoongi dan menjabatnya ramah. Ia tersenyum sembari memeluk pinggang Seokjin dan mencuri satu ciuman hangat dari bibir sang kekasih. Kemudian mengajaknya berdansa mengikuti alunan musik yang mendamaikan suasana.
"Yoongi, kurasa Hoseok butuh teman berdansa, jadi-" Yoongi terkekeh, "it's okay, dude. Go on, kencanilah Hoseok. Kupikir kalian saling tertarik satu sama lain." Keduanya terkekeh, "guess so," Taehyung tersenyum miring. "Aku menyukainya dari awal kami bertemu, dia sangat manis." Yoongi menganggukkan kepalanya setuju.
"Ya, tentu. Jadi jangan biarkan dia kabur ke pelukan orang lain, atau kau akan menyesal." Ancamnya penuh canda. Taehyung tertawa kecil dan mengangguk, "maaf meninggalkanmu sendirian." Yoongi tersenyum kecut. "Tak apa, nikmati pestanya."
Yoongi tersenyum memperhatikan lantai dansa yang dipenuhi oleh pasangan disana, tapi ia merasa hampa. Salahkan Hoseok yang mengatur pesta tanpa peduli bagaimana kondisi Yoongi si pemilik pesta. Disini, bukan Yoongi yang bersenang-senang. Tapi tamunya.
Memeluk mesra, bersitatap penuh rasa, membisikkan kata-kata cinta sederhana yang meledakkan jiwa. Semua tamu Yoongi melakukannya bersama pasangan mereka. Ah, andai saja cinta Yoongi hadir disini, malam ini. Bukankah semuanya akan terasa lengkap?
"I miss you." Monolognya sembari kembali meneguk minuman ditangannya.
Puk
Yoongi menoleh kesamping kirinya, netranya menelisik saat yang ia lihat hanyalah sebatas dada. Matanya mulai menatap naik, hingga bibirnya membentuk sebuah senyuman.
"Hai! Senang bisa bertemu denganmu lagi."
Mata Yoongi membelalak lebar, namun ia tersenyum dan berdiri kemudian. Memeluk erat si lawan bicara dan berucap antusias. "Hyung! Kemana saja kau? Hah? Aku hampir mati kebosanan selama tiga tahun terakhir. Kau bahkan hanya sekali membalas email dariku!" Kesal Yoongi, namun tak bisa ditutupi. Ia begitu senang melihat orang yang ia percaya kembali kehadapannya.
*****Yoongi mengulurkan tangannya untuk menyerahkan satu kaleng kopi dingin, membuat pria yang tengah berdiri menatap langit di lantai tertinggi bangunan Hoseok itu menoleh dan tersenyum. "Well, langit terasa lebih mudah dicapai dari sini. Walaupun aku tahu itu mustahil, tapi melihatnya terasa menyenangkan." Ujarnya sembari menggenggam kaleng dengan kedua tangannya.
Yoongi mengangguk, "itulah kenapa aku menyukainya. Semakin tinggi bangunan, semakin terbuka, semakin dekat kita dengan langit." Keduanya terkekeh kecil, hingga Yoongi menoleh kesamping kirinya dan tertawa kecil saat melihat pria yang lebih pendek dari dirinya kesulitan membuka kaleng kopi itu. Ia meraih kalengnya dan membuka penutup kaleng itu dengan jari telunjuknya. "So, how was London?" Ujarnya sembari menyerahkan minuman itu kepada pria disampingnya.
Pria itu tersenyum, "thanks. London was good, my education was fine. I think, every single thing I've planned of are going smooth." Yoongi mengangguk paham. "Tapi tidak dengan hatiku." Yoongi yang mendengar pria disampingnya menghela napas lelah dan terkekeh kosong refleks menepuk pundaknya dan ikut menghela napas, menyesap kopi ditangannya dan tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE, MINE (SUDAH TERBIT)
FanfictionA Yoonmin Fanfiction "Orang bilang merasa cemburu saat saudara kita telah dimiliki orang lain adalah hal yang wajar. Tapi bagiku, apa benar begitu?"