Annyeong :')
"Setidaknya aku sempat tersenyum jika aku berjalan bersamamu."
_YOU ARE MINE 2k18_"Taehyung?" Nyonya Kim mengernyitkan dahinya bingung saat Taehyung menerobos masuk ke ruang makan pagi ini, bersama Hoseok yang ia genggam tangannya erat. Hoseok hanya bisa tertunduk sembari meremat erat ujung baju tidur yang masih ia kenakan. "Apa yang kau lakukan?"
"Mama, Papa, ini Hoseok, kekasihku." Ketiga orang yang sedari tadi menatap ke arahnya membolakan mata mereka, terkejut akan pengakuan Taehyung yang tiba-tiba. Sementara Hoseok semakin menunduk takut dengan bibir bawahnya yang ia gigit menahan gugup, juga mata yang ia tutup rapat dengan gemetar. Akan tetapi Taehyung tahu, semenjak ia menjemput paksa dini hari tadi, kekasihnya akan panik luar biasa, oleh karena itu ia menepati janjinya untuk tidak melepaskan genggaman tangan mereka.
Taehyung juga sudah menyiapkan sejuta jawaban bom bardir apabila pengakuannya akan berakhir pertentangan dari keluarganya, namun betapa terkejutnya ia saat akhirnya Nyonya Kim justru tertawa kecil melihat aksi gentleman Taehyung kali ini. "Then bring our beautiful young boy over here, sepertinya dia mendapat perlakuan tak menyenangkan pagi ini." Tuan Kim menyindir Taehyung yang tengah tersenyum lebar ditempatnya berdiri.
Hoseok mulai berani membuka matanya saat ia merasakan lengan bagian atasnya diusap lembut oleh Nyonya Kim, "terimakasih sudah menerima puteraku sebagai kekasih, aku tahu dia bukan pria yang sempurna. Tapi dia cukup tampan untuk menjadi pajangan." Goda Nyonya Kim yang hanya Hoseok tanggapi dengan senyuman canggung.
"Jangan berkata macam-macam, Ma. Aku hanya belum sukses seperti Papa saja. Coba kalau aku sudah sukses nanti, aku pasti lebih sempurna dari Papa." Keluh Taehyung sembari mengikuti langkah Hoseok yang digandeng ibunya ke arah meja makan. "Ya, Kim Taehyung. Ya." Mama Kim tersenyum lembut sembari menepuk dua kali pundak Hoseok yang sudah duduk di salah satu kursi. "Jangan buat masalah lagi kalau begitu."
Taehyung mendengus sembari menarik salah satu kursi dihadapan Jungkook, disamping Hoseok. "Jadi, katakan Hoseok-ah, apa dia menarikmu dari ranjang pagi ini? Kau bahkan masih menggunakan pakaian tidur." Kekeh Nyonya Kim sembari duduk di kursi dihadapan Hoseok, saat melihat pakaian yang Hoseok kenakan.
Hoseok mengangguk lemah, "iya, bibi Kim. Aku bahkan hanya sempat mencuci mukaku di dalam mobil dengan air mineral botolan tadi. Aku sangat terkejut saat Taehyung mengetuk pintu apartemenku tak sabar. Dia bahkan tidak memberikan kabar apapun sebelumnya, dan langsung menggeretku keluar."
Tuan dan Nyonya Kim tertawa mendengar pengakuan Hoseok, "a-awalnya aku tidak ingin datang dan mengaku hari ini tentang hubungan kami, karena aku tahu malam ini Jungkook akan bertunangan, tapi Taehyung memaksa. Jadi.. aku hanya bisa menurut saja." Nyonya Kim tersenyum lembut, "tak apa, kami mengerti. Mungkin Taehyung hanya khawatir tentang obrolan selintas kami kemarin malam. Tapi aku senang jika memang Taehyung tahu bagaimana caranya mengambil keputusan." Nyonya Kim tersenyum ramah.
Tuan Kim yang duduk di pusat meja makan pun ikut menganggukkan kepalanya setuju, "padahal Taehyung cukup mengakuinya saja, dan kami akan setuju sejak lama. Dia memang pernah berjanji untuk tidak berpacaran sebelum sukses, tapi sepertinya kau yang justru akan menjadi awal dari kesuksesannya." Tuan Kim tersenyum penuh wibawa.
"Pada dasarnya, aku memang tidak suka melarang apapun jika itu tentang kebahagiaan anak-anakku. Apalagi tentang hati, itu semua adalah pilihan. Selama anakku dan pilihannya memang menghendaki, maka aku akan mengatakan ya." Ia tersenyum tulus. Taehyung dan Hoseok yang duduk berdampingan saling melempar senyuman hangat, namun saat Taehyung tak sengaja mengalihkan pandangannya ke depan. Ia melihat Jungkook bersemirik kecil sembari mengangkat kedua bahunya innocent. Membuat pandangan Taehyung semakin memicing tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE, MINE (SUDAH TERBIT)
FanfictionA Yoonmin Fanfiction "Orang bilang merasa cemburu saat saudara kita telah dimiliki orang lain adalah hal yang wajar. Tapi bagiku, apa benar begitu?"