Hai! Ketemu lagi 💛
Oh iya, mau ngasih tau juga. Untuk book ini mungkin kalian harus lebih jeli buat milih mana yg bisa dijadikan pembelajaran dari bahan bacaan.
Karena d story ini bakalan ada ckup banyak scene. Yang mungkin, bagi sebagian yang lain bertolak belakang dengan opini atau pegangannya. Aku gak berniat brain washing, hanya berbagi cara pandang 'berbeda' dari sebuah cerita. So, semuanya balik lagi sm apa yg kalian yakini. ^^
Tpi klo kyak gini berarti book ini masuk kategori mature ya 😂
Okedeh, makasi buat kalian yg masi suka mampir disni 💛 silakan menikmati~
"Jungkook!" Jimin yang sedari tadi berdiri untuk menunggu Jungkook selesai membereskan barang bawaannya segera berlari meninggalkan teman-temannya untuk menghampiri Jungkook. "Kookie tunggu!" Ia menarik lengan Jungkook untuk membuat sahabatnya berhenti berjalan menjauh. "Apa yang kau lakukan? Sekarang adalah jadwal kelompok belajar kita. Jangan lari Kim Jungkook."
Jungkook membulatkan matanya kesal, "kau tidak tahu apapun, Jimin! Berhenti memerintah seolah kau tahu apa yang terbaik untukku!"
"Aku sahabatmu, Kook. Aku tahu apa yang baik dan apa yang tidak baik untukmu. Bisakah kau ikut kami sekarang?"
"Kenapa kau memaksa, hah?" Jungkook menyalang. "Apa hakmu untuk memaksaku ikut kelompok belajar kalian? Aku sibuk! Berhenti menggangguku." Jungkook menghempaskan tangan Jimin dari pergelangan tangannya. Dan kembali berbalik untuk berjalan menjauh.
Drrrttt
Jimin berdecak malas saat ia melihat ponselnya bergetar karena panggilan masuk dari Yoongi, ia kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku dan berlari mengejar Jungkook. "Katakan apa hubunganmu dengan Yugyeom." Teriak Jimin cukup kuat, membuat Jungkook kembali menghentikan langkahnya. "Katakan, kenapa kau menghindari Yugyeom."
Jimin meraih lengan Jungkook dan membuat sahabatnya kembali menatap ke arahnya, "apa maksudmu?" Jungkook mengerang dengan kedua alisnya yang terpaut bingung. "Aku tidak mengerti, Jimin. Aku hanya sibuk untuk menyiapkan pernikahanku. Kurasa kau tahu itu." Ia mengelak.
Jimin menggelengkan kepalanya, "aku tahu kali ini semuanya tidak semudah itu Jungkook. Kau dan Yugyeom, kalian pernah memiliki masalah?" Khawatir Jimin.
Jungkook berdecak kesal lalu melepaskan cengkeraman Jimin pada lengannya, melipat kedua tangannya di dada. "Berhenti ikut campur dengan urusanku. Aku lelah karena sifatmu ini, Jimin. Berhenti bersikap baik dihadapanku!"
Jimin menggelengkan kepalanya panik, "aku tidak, Jungkook. Aku hanya khawatir. Dia bercerita padaku pagi tadi, dan dia sedikit menceritakan tentang masa lalunya. Dan kau ada di dalamnya." Jimin meraih kedua tangan Jungkook untuk ia genggam kemudian. "Aku tidak sebodoh itu untuk tidak mengetahui kebencian Yugyeom yang setara dengan cintanya padamu. Aku mohon, jujurlah padaku Jungkook."
Jimin melembut, "agar aku bisa melindungimu."
Jungkook tertawa sarkas dan menggelengkan kepalanya tak percaya, "melindungiku? Kau pikir kau siapa, Jimin?" Ia mengusap sudut matanya yang berair. "Berhenti bersikap seolah kau adalah sahabatku. Kita tidak pernah berteman. Tidak pernah. Tepat setelah kau menginjakkan kakimu kembali di negara ini, dan merebut lagi hati yang seharusnya telah seutuhnya menjadi milikku."
Jungkook menunjuk dada kiri Jimin dengan telunjuknya cukup kuat. "Seorang sahabat tidak akan pernah berani merebut apa yang menjadi milik sahabatnya." Ia menggeram marah lalu mulai mengeluarkan ponselnya dari saku. Menghubungi nomor ponsel yang sudah sangat ia hafal.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE, MINE (SUDAH TERBIT)
FanfictionA Yoonmin Fanfiction "Orang bilang merasa cemburu saat saudara kita telah dimiliki orang lain adalah hal yang wajar. Tapi bagiku, apa benar begitu?"