Bab 20

3.6K 513 276
                                    

Yeaayyy! Happy 10K reads. Terimakasih kesayangan, thank u for all of ur support 😘




"Jimin-ah, bisakah kau tidak kembali ke Korea? Tinggallah disini, aku akan membiayai segala kebutuhanmu. Biar aku yang bicara dengan Tuan Min. Pendidikanmu jauh lebih penting. Kau bisa kembali saat kau sudah bisa berdiri sendiri. Kau mahu mendengarkan ahjussi bukan, Jiminie? Lakukanlah, Jimin. Sama seperti 9 tahun yang lalu."

Jimin tersenyum hangat, ia menggenggam kedua tangan Daesung. Mengelusnya lembut, "ahjussi, dari dulu hingga sekarang, kau selalu menjadi yang terbaik untukku. Aku selalu bersyukur atas segala yang kau berikan padaku. Tapi ahjussi, aku.. merindukan keluargaku. Aku merindukan Eomma, Appa, dan.. Yoongi hyung-ku. Aku.. ingin kami kembali seperti dulu. Tak peduli sesakit apapun aku nanti, yang terpenting bagiku, adalah melihat mereka, bersamaku."





Deggg

"Ayo, Jimin. Kau akan terus berdiam diri disini?" Daesung terkekeh melihat Jimin diam terpaku, Daesung bukannya tidak tahu mengapa keduanya hanya diam terpaku. Tapi ia hanya tidak bisa membantah tugas yang diberikan padanya oleh Seunghyun. Tugas untuk membuat Yoongi dan Jimin tetap saling berjauhan. Bagaimana pun, sesayang apapun Daesung pada Jimin, Daesung adalah bawahan Seunghyun, ia harus mengerjakan dengan baik segala perintah Seunghyun. Daesung tersenyum dan menarik koper ditangan Jimin, "dia adalah orang yang kau rindukan, Jiminie. Hyung-mu."

Daesung berjalan mendahului Jimin yang tengah menunduk sembari tersenyum malu, perlahan Jimin mulai berjalan mengikuti Daesung dengan jantungnya yang berdegup kencang. Sesekali Jimin menyentuh dadanya saat ia berjalan tegak dan bersitatap dengan Yoongi, lalu kembali menjatuhkan kepalanya. Sial, kalau begini caranya, Jimin bisa mati muda.

"Yoongi?" Daesung menyentuh lengan kanan atas Yoongi sembari meletakkan koper Jimin disamping Yoongi, "dia manis ya?" Yoongi hanya mengangguk dengan wajahnya yang terlihat kosong, "Jiminie masih single." Bisik Daesung.

"Ne?" Yoongi menolehkan kepalanya kesamping untuk menatap Daesung dengan wajahnya yang memerah padam, Daesung hanya terkekeh dan menepuk bahu Yoongi beberapa kali, "tolong jaga dia, Yoongi-ya. Ahjussi menitipkannya padamu." Daesung tersenyum lalu berlalu lebih dulu dan mengulurkan tangannya untuk memanggil taksi, sementara Yoongi hanya terdiam dengan senyuman dibibirnya saat Jimin telah berhenti di depannya dengan wajah yang tertunduk malu.

"Jal jinesseo?" Yoongi membuka percakapan, membuat Jimin menegakkan tubuhnya perlahan, mendongak menatap Yoongi yang masih tersenyum lembut. "Uhm," Jimin berdehem kecil sembari menganggukkan kepalanya, Yoongi terkekeh kecil dan mengusak rambutnya lembut. Meraih satu tangan Jimin dan membuat jemari mereka saling bertaut. "Let's go home." Yoongi mengusap punggung tangan Jimin dengan ibu jarinya. Membuat Jimin tersenyum lebar dengan wajahnya yang kembali menunduk malu. Sungguh, Jimin merasa sangat bahagia ia bisa pulang.
*****



















"Jimin-ah, jika kau pulang ke Korea, ahjussi tidak akan bisa melindungimu. Disana, ahjussi tidak memiliki kekuatan untuk mendukungmu secara langsung." Sedih Daesung.

Jimin terkekeh sembari menggoyangkan tangan Daesung yang ada digenggamannya. "Ahjussi, aku bisa bertahan selama Yoongi hyung selalu ada disisiku. Aku tahu ini salah, tapi aku tahu, bahagiaku, kuatku, dan.. cintaku, adalah Yoongi hyung. Dia.. adalah rumahku. Yoongi hyung.. hanya Yoongi hyung satu-satunya tempatku kembali."







Jimin tersenyum kecil sembari menoleh memandangi Yoongi yang tengah fokus menyetir, "jangan memperhatikanku begitu, mine. Kau membuatku senyum-senyum sendiri." Wajah Jimin memerah mendengar panggilan khusus untuk dirinya yang sudah lama tak ia dengar, Jimin malu. Sungguh. Yoongi sedikit melirik Jimin yang tengah tertunduk malu, ia tersenyum dan menggenggam sebelah tangan Jimin. Membuat Jimin mengangkat kepalanya dan kembali memandangi Yoongi.

YOU ARE, MINE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang