"Tentu aku akan memilih untuk menikahinya."
Dahi Seokjin bertaut saat Yoongi mengatakannya, mata kecil itu menatap Jimin sendu. Membuat Seokjin yang melihatnya merasa tak percaya.
"Yoongi--"
"Tentu saja, aku akan memilih untuk melanjutkan perjodohan ini. Jika saja Jungkook tidak pernah mencelakai Jimin." Yoongi kembali mengalihkan pandangannya untuk menatap Seokjin tepat di mata. "Tapi sekarang dia telah berani menyakiti Jimin seperti ini, aku bahkan tidak akan mampu berpikir untuk menikahi orang yang telah menyakiti Jimin-ku."
Ia menghela napasnya. "Kau tahu betapa besar perasaan yang aku miliki untuk Jimin, dan aku pasti takkan mampu lagi untuk melihat orang-orang yang telah menyakitinya dengan cara yang sama. Tidak Jungkook, tidak juga Taehyung."
Yoongi menundukkan pandangannya. Ada perasaan sakit kala ia harus mengatakannya, bagaimanapun juga, Taehyung adalah teman baiknya. Ia nyaman menjalin persahabatan yang selama ini telah mereka jalani bersama-sama. Dan mengetahui Taehyung mampu untuk melukai orang-- yang bahkan dirinya tahu, begitu berarti untuk Yoongi. Membuat Yoongi tak lagi yakin jika ia bisa menerima Taehyung sebagai salah satu orang yang ia pernah kasihi.
Penyesalan jelas tergambar di wajah Yoongi. Ia tidak pernah membayangkan jika ini semua akan terjadi di dalam kehidupannya. Tapi Yoongi bisa apa? Karena rasa yang ia miliki untuk orang-orang di sekitarnya, bukan Yoongi yang merencanakannya.
"Lagipula kau paham betul, betapa aku menyayangi Jungkook seperti adikku sendiri. Aku mungkin pernah salah memahami perasaanku, tapi setelah kini aku menjalani semuanya selama bertahun-tahun lamanya. Aku semakin yakin, jika aku hanya menginginkan Jimin."
Ia menarik napasnya dalam, menggenggam erat tangan Jimin dengan netranya yang kini berkaca-kaca. "Aku mungkin akan menyakiti lebih banyak lagi, tidak hanya orang-orang di sekitarku, tapi juga Jimin. Orang yang aku cintai. Tapi--"
"--bukankah jika sekarang aku memenangkan Jungkook, dia akan berpikir bahwa apa yang ia lakukan pada Jimin adalah sesuatu hal yang benar?" Ia bertanya ragu pada Seokjin yang tengah memandangi dirinya sendu. "Dia bahkan tidak segan-segan untuk melukai Hoseok dengan tangannya sendiri, memaksa kakak kandungnya untuk melakukan sebuah kejahatan." Yoongi menggelengkan kepalanya. "Aku menyayangi Jungkook. Sangat. Oleh karena itu, aku tak ingin dia harus hidup di dalam sebuah pola pemikiran yang salah."
"Tanpa aku sadari. Kehadiranku telah banyak mengubah pribadi Jungkook menjadi seorang yang seperti sekarang. Dan aku tidak ingin melihatnya jauh lebih hancur lagi," ujar Yoongi sendu, "aku tidak akan menikahi Jungkook seperti keinginannya." Ucapnya final.
Membuat Seokjin tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya. "Kau benar, tidak seharusnya kita memenangkan Jungkook atas apa yang telah ia lakukan. Jungkook harus menerima balasannya, agar ia tahu bahwa apa yang ia lakukan adalah sebuah kesalahan." Seokjin menghela napasnya pelan. "Adik kita yang satu itu perlu sebuah pelajaran."
Yoongi mengangguk kecil dan tersenyum. "Aku hanya berharap, dia akan belajar memahami semuanya dengan baik. Karena yang kita inginkan hanyalah yang terbaik untuknya."
"Tentu saja," jawab Seokjin meyakinkan. Ia menatap Yoongi ragu kemudian. "Lalu, apa kau akan tetap menjalani hubunganmu dengan Jimin? Aku-- Bibi Min sempat berbicara denganku. Dia terlihat... sedih."
Yoongi menghela napasnya lalu menggelengkan kepalanya. "Aku mungkin akan tetap mencintainya, dan semua itu tidak akan pernah berubah." Ia tersenyum kecil. "Tapi aku tidak ingin memaksakan kehendakku, aku benar-benar akan menyerah. Jika Jimin tidak menginginkan hubungan kami. Apa pun itu, aku hanya berharap Jimin menemukan kebahagiaannya."
"T-tapi, kau tahu betapa Jimin begitu mencintaimu, Yoongi."
"Dan kau juga tahu berapa besar beban yang harus Jimin pikul lagi ke depannya, jika dia memutuskan untuk menjalin hubungan bersamaku," ujar Yoongi tegas, "aku tidak masalah jika beban itu juga dapat kupikul di pundakku. Tapi semua beban itu selalu mendatangi Jimin. Apa kau pikir aku akan tega melihatnya terus merasakan penderitaan saat nyatanya tak hanya dia yang berjuang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE, MINE (SUDAH TERBIT)
FanfictionA Yoonmin Fanfiction "Orang bilang merasa cemburu saat saudara kita telah dimiliki orang lain adalah hal yang wajar. Tapi bagiku, apa benar begitu?"