Happy 23K :') aku pgn bilang makasi banyak buat kalian semua yg masih setia ngikutin cerita Incest, aku gk nyangka cerita kusut dan menyakitkan ini masih banyak yg baca:')
Aku cuma penulis kecil yg masih harus banyak belajar, dn kalian semua ngasih aku pelajaran berharga. Makasi banyakkkkkkkk
Semoga aku bisa nyuguhin cerita yg lebih worth buat kalian semua :')
💗💗💗
"Jadi bagaimana hubunganmu dengan Hoseok, Tae? Sepertinya dia semakin lengket padamu." Yoongi tersenyum lebar sembari memandangi figura gambar Taehyung dan Hoseok dalam berbagai pose romantis dan lucu. Taehyung mendongak dan menoleh ke arah Yoongi yang berdiri membelakangi dirinya, ia tersenyum lembut. Menutup file yang tengah ia baca dan berjalan mendekat ke arah lemari kecil setinggi leher mereka dengan kedua tangan yang ia sembunyikan dibalik celana jeans-nya.
Saat ia berdiri tepat dibelakang Yoongi yang masih memandangi foto dirinya dan Hoseok, Taehyung mendesah pelan. "Aku ingin segera melamarnya, Yoon." Yoongi terkekeh, ia menoleh ke arah Taehyung dan tersenyum. "Kalau begitu segerakan saja, aku ingin kedua sahabatku lekas bahagia."Cukup lama Taehyung terdiam dan menatap tajam dan dalam ke dalam mata Yoongi yang masih berbinar senang, hingga ia meraba angin dan menggantungkan tangan kanannya dipundak kiri Yoongi. "Ikat dulu kebahagiaanmu baru aku mengikat milikku." Taehyung tersenyum lembut, membuat Yoongi terkekeh kosong.
"Jika maksudmu adalah Jungkook, maka tunggu dan bersabarlah. Orangtua kami sudah menentukan tanggal pernikahan. Satu tahun mungkin tidak akan terasa lama." Taehyung berdecih jijik. Ia mengerutkan dahinya geli, "Min Yoongi-ssi, segala sesuatu yang dipaksakan itu tidak akan berakhir baik." Taehyung mengedipkan matanya lalu berjalan ke arah pintu keluar.
"Sudah selesai bukan bahasan kita? Kurasa sudah saatnya kau pulang, Jimin pasti sudah bosan berbicara selama 1 jam bersama si bocah kelinci itu." Yoongi tertawa kecil mendengar ucapan Taehyung. "Oke, aku pergi dulu ya. Pertimbangkan lagi ucapanku, Tae."
Taehyung mengangguk paham, "kau juga."
"Apa?" yoongi berucap datar dengan sebelah alisnya yang ia angkat.
"Pertimbangkan ucapanku."
"Yang mana?"
"Yang barusan tadi, tentu saja. Yang mana lagi." Taehyung menjawab tak acuh.
Yoongi mengernyitkan dahinya bingung sampai Taehyung kembali melanjutkan kalimatnya. "Ikat dulu kebahagiaanmu."
Yoongi terkekeh, "ya, Kim. Seperti yang kukatakan tadi, kau-""Kebahagiaanmu yang sesungguhnya." Taehyung menatap Yoongi dalam, membuat Yoongi hanya bisa terdiam mematung. "Kebahagiaan yang benar-benar membuatmu tersenyum bahagia. Kebahagiaan yang membuat jantungmu berdegup ribuan kali lebih cepat saat bayangannya terlintas dikepalamu." Taehyung meletakkan sebelah tangannya di dada Yoongi, "seperti saat ini."
Yoongi menghela napas dan tersenyum kecil, "ya, tentu saja. Jungkook adalah kebahagiaanku." Ia berkilah.
Taehyung tersenyum meremehkan, "Yoongi, jika kau tidak mengikat kebahagiaanmu, maka aku tidak bisa mengikat milikku." Terselip perasaan bersalah dalam diri Taehyung saat ia harus mengatakannya pada Yoongi yang hanya bisa menatap dirinya bingung.
"Kumohon, jangan biarkan aku menempuh kesulitan dan berakhir dengan penuh penyesalan. Tidak lagi, aku tidak ingin." Lirih Taehyung.
"You're so random." Yoongi mengernyitkan dahi sembari mendengus geli, "jika itu tadi adalah akting, aku akan mengakui bahwa kau layak mendapatkan penghargaan sebagai aktor terbaik sepanjang masa."
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE, MINE (SUDAH TERBIT)
FanfictionA Yoonmin Fanfiction "Orang bilang merasa cemburu saat saudara kita telah dimiliki orang lain adalah hal yang wajar. Tapi bagiku, apa benar begitu?"