Chapter 18

195 7 2
                                        

Sebelumnya thank's to all readers, terima kasih kepada yang sudah menyimpan cerita ini.

Selamat membaca.....

###

Ibu Sri melihat ke arah gerbang yang dibuka oleh penjaga dengan penuh senyuman bahagia.

Mobil lamborghini memasuki halaman rumahnya, kemudian Ibu Sri segera menghampiri Kevin yang baru saja keluar dari mobil kemudian di susul oleh Mila. Dia berpikir Mila mengikuti kemauannya. Kevin dan Mila keluar dari mobil dan segera menemui Ibu Sri yang sudah menyambut di pintu depan.

Ketika melihat Ibu Sri, Kevin ingin sekali langsung membicarakan perihal mengapa dia tidak mau menjadikan Ayah Mila sebagai wali menikah putrinya sedangkan Nasrudin masih hidup? Namun, Kevin masih menghormati Ibu Sri dan menarik nafas dalam-dalam agar tidak terbawa emosi.

"Ayo, duduk. Bi, tolong ambilkan minuman untuk kami." Senyum di wajah Ibu Sri mengembang bak bunga dahlia yang sedang mekar

Mila hanya terdiam, sekarang dia menyerahkan semuanya pada Kevin untuk memulai pembicaraan. Dia percaya Kevin mampu membuat Ibunya merubah keputusan.

"Tante, tanpa mengurangi rasa hormat Kevin pada tante. Mengenai pernikahan kami, kenapa tante tidak mau mendatangkan Pak Nasrudin sebagai wali Mila?" Kevin berbicara dengan nada pelan penuh rasa hormat kepada wanita separuh baya di hadapannya ini.

Ibu Sri melihat ke arah Kevin dan Mila, betapa runtuhnya harga diri Ibu Sri dihadapan Kevin. Seharusnya Kevin tidak perlu mengetahui masalah pribadi keluarganya secara detail. Cukup menikahi Mila itu yang diharapkannya tanpa harus mengorek apa yang terjadi di masa silam.

Ibu Sri menunduk, darimana dia harus menjawab pertanyaan calon menantunya itu.

"Apa Mila menceritakan semuanya kepada kamu, Vin?" Tanya kembali Ibu Sri memastikan.

"Ya, karena jika tidak. Kevin akan kehilangan Mila untuk selama-lamanya termasuk tante dan keluarga. Mila hampir saja memutuskan untuk pergi dari Indonesia."

Mata Ibu Sri terbelalak, dia tidak menyangka jika Mila memutuskan semua itu tanpa berbicara terlebih dahulu kepadanya.

"Jadi, mau kalian tetap mendatangkan Nasrudin kemari? Baiklah, tetapi Ibu tidak akan menghadiri pernikahan kalian. Ibu tidak mungkin datang ke pernikahan kalian. Itukah yang kalian harapkan?" Ibu Sri merasa relung hatinya mendapati kekosongan dan kesedihan mendalam. Mengapa semua ini harus terus menghantui hidupnya? Tidak bisakah anak-anaknya melupakan ayah mereka?

Mila merasa sedih dengan perkataan Ibu Sri, seolah memang ada jurang dalam antara Ibu dan Ayah yang tidak sanggup mereka lalui.

"Jika begitu Mila tidak akan menikah, Mila hanya ingin pergi dari kalian semua. Mila sudah bosan menghadapi keegoisan Ibu." Mila langsung berkata kepada Ibu Sri yang membuat semua yang mendengar terdiam.

"Apa kamu pikir ibu tidak tersakiti? Ibu hanya ingin melupakan dan tidak mau membuka semua ini kepada kalian semua. Dan asal kamu tahu Mila, dengarkan kata-kata Ibu ini." Berat hatinya untuk berkata.

Di antara rasa cemas dan ketakutan yang mendalam jika putrinya akan meninggalkannya.
"Berat bagi Ibu mengatakan semua ini padamu, nak. Dan karena Ibu tidak akan mengulang untuk kedua kalinya serta kamu bersikukuh tetap ingin mendatangkan Ayahmu maka ibu terpaksa mengatakan semua ini." Ibu Sri melihat Mila dan Kevin bersiap untuk mengatakan hal yang sudah lama dinantikan olehnya.

"Kamu bukan anak dari Nasrudin...Ayahmu bukanlah Nasrudin..." Ibu Sri terdiam dadanya terasa berat untuk mengatakan semua itu di hadapan anak dan calon menantunya.

Broken (Under Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang