Chapter 21

180 5 0
                                    

Kevin masuk ke dalam mobil, kali ini Rudi sudah siaga menjadi supir pribadi juragan satu ini.

Kevin sedikit melamun, dia merasa sesuatu menjanggal dalam hati. Dia tidak mampu mengungkapkan kegelisahan yang selama 24 jam dia rasakan tanpa mengetahui kabar Mila maupun keluarga besar Mila.

"Kemana kita, bos?" Tanya Rudi yang sesekali melihat Kevin kemudian kembali melihat ke arah jalan.

"Rumah Mila." Kevin menjawab singkat.

Rudi tidak banyak mengeluarkan jurus celotehnya karena memang situasi kali ini bukan untuk bercanda. Kevin terlihat bukan Kevin seperti biasanya. Pakaiannya yang selalu rapih modis sekarang terlihat masa bodoh.

Rudi melihat status Mila terbaru di Instagram.

Foto bersama Andre dan siapa pria tua di antara Mila dan Andre?
"Vin, coba lu liat status instagram Mila." Suruh Rudi pada Kevin.

Kevin segera melihat apa yang di statuskan Mila saat ini.

Ternyata, Kevin sedikit sumringah.

"Bapak Nasrudin, dia adalah Ayah Mila. Kamu pasti bertanya dalam hati siapa dia?" Kevin langsung memberikan jawaban atas pertanyaaan yang tersimpul diguratan kening Rudi.

Rudi kembali melihat ke layar handphonenya kemudian melaju dengan kencangnya.

Jakarta pagi ini begitu cerah, setiba di rumah kediaman Mila. Kevin dan Rudi disambut dengan penuh keramahan. Apalagi Kevin yang diketahui akan melamar Mila.

Ibu Sri memandang pada Kevin dengan tatapan yang kosong.

"Ibu sudah mendidik Mila dengan baik, memberikan apapun yang dia butuhkan. Namun, Mila ingin pindah ke luar negeri. Dia memilih bekerja di Kedutaan Besar Indonesia di Inggris."

Kevin dan Rudi terdiam seribu bahasa.

"Tetapi saya ingin melamar Mila, tante." Kevin tetap pada pendiriannya.

Kemudian semua terdiam saat Mila datang. Rudi dan Ibu Sri langung mencoba mengubah topik dan pamit untuk kebelakang. Membiarkan Kevin dan Mila berunding menyelesaikan apa yang belum mereka mulai.

"Kenapa kamu lakukan itu padaku, Mil? Orangtuaku sudah pulang demi mempersiapkan semuanya." Kevin sangat kecewa pada keputusan sepihak Mila yang ingin membatalkan lamaran.

"Vin, mengertilah. Aku bukan wanita baik-baik yang selama ini kamu ketahui. Aku tidak mempunyai Ayah dan itu adalah aib bagi keluarga besarmu." Jawab Mila.

"Itu bukan alasan, Mil. Kamu mengada-ada semua alasan itu karena tidak ingin menikah denganku. Apa kurangku? Aku sudah lakukan apapun untukmu. Aku sudah habis cara bagaimana agar kamu tahu Aku sangat mencintaimu. Hiduplah denganku... please, I beg you... please... Aku tidak pernah mengemis pada siapapun tapi aku mengemis hanya padamu... " Kevin memohon dengan melipatkan kedua tangan pada Mila.

Berat Mila untuk memutuskan. Berat sekali untuknya setelah apa yang Kevin lakukan selama ini.

"Vin...Aku mohon jangan sakiti dirimu seperti ini...kamu membuatku sangat bersalah." Ungkap Mila.

Dia harus berkata apa? Dia ingin bebas lepas dan menjalani hidup dari awal. Namun bukan dalam pernikahan, dia takut setelah apa yang dia alami selama ini untuk menjalani komitmen berumah tangga. Mila sangat hati-hati dalam menyembuhkan traumanya.

"Apa kurangku?" Tanya Kevin pada Mila yang tidak mengucapkan sepatah katapun.

Kevin memegang tangan Mila, kemudian menatap wajah Mila.

"Menikahlah denganku... Aku berjanji tidak akan menyakitimu..." Kevin membujuk Mila.

Mila tidak bisa menjawab, dia dalam dilema. Dia takut akan sebuah komitmen. Apakah dia mencintai Kevin? Apakah semua yang Kevin lakukan tidak menyentuh hatinya. Semua terasa mati. Mila sudah mengubur dalam perasaan itu. Dia tidak membiarkan laki-laki masuk dalam kehidupannya. Cinta membuat manusia lemah. Ayah menikahi ibu berdasarkan cinta sehingga dalam keadaan hamil oleh oranglain pun Ayah memilih ibu dan darisana semua penderitaan di mulai.

Broken (Under Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang