Chapter 2 (Edited)

1.1K 42 1
                                    

Foto Kevin Up.. 😍😍😍

Pokoknya apapun yang ganteng sikaatt.... 😂😂😂

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Author POV

Pesawat mendarat dengan selamat di Bandara International Soekarno Hatta, Mila sudah tidak sabar untuk bergegas melihat siapa yang pertama kali menyambut dia kembali. Mila memakai jeans, baju shirt berwarna coklat dan sebuah mantel dilehernya. Dia memakai kacamata membuat kecantikan yang Mila miliki semakin bertambah. Rambut berwarna kecoklatan terurai panjang, dia menyukai rambut yang panjang dan tidak pernah terpikir dalam hidupnya untuk memotong rambut tersebut menjadi pendek.

"Kak Milaaaa!!" Sebuah suara terdengar menyahut dari arah depan.

Mila tersenyum sumringah, Andre tidak lain adik semata wayangnya tengah berdiri membawa secarik kertas dengan tulisan "Do you find future husband in New York, Sist!!"

What the... Mila menggelengkan kepala, Adiknya sungguh aneh.

Andre memeluk Mila, mereka hanyut dalam suka cita yang dalam.

"btw, welcome back sist..." Andre berkata dengan penuh ketulusan dan kerinduan pada sosok kakaknya satu ini.

"How about your school kid??" Mila sedikit terharu melihat adiknya tumbuh menjadi laki-laki yang tampan dan Playboy.

"Jangan panggil aku kid kak, Aku anak SMA..." Ungkap Andre dengan malu, melihat kanan dan kiri takutnya ada wanita cantik yang tengah mendengar pecakapan mereka.

"Mana Ibu?" Tanya Mila dengan hati-hati.

"Dia sedang ada klien, kita di suruh meluncur ke apartement." Andre menjelaskan perihal ketidak datangan Ibu. Sungguh kecewa Mila kala itu tetapi dia tahu urusan Ibu tidak dapat di tolerin.

"Ok, where your car or kita pakai taksi?" Mila bertanya dengan apa mereka sampai ke apartement.

"By my car..." Andre memperlihatkan kunci mobil.

"Wow, ibu membelikanmu mobil..." Tanya Mila tertegun.

"Sebenarnya mobil ini untuk kak Mila, hehe...Aku belum mendapatkan izin dari ibu. Tapi kak, sesekali pinjamkanlah mobil untuk hangout bersama teman-teman ya? Please?" Andre merajuk Mila dengan penuh harapan.

"Ok, tapi jangan ugal-ugalan ingat kita...."

"Warga Indonesia yang baik dan patuh terhadap hukum!" Sambung Andre sedikit ill kepada Mila, setiap kali kata itu akan keluar di mulut Kakaknya yang idealis.

"Right, lets go...sudah lama kakak tidak menghirup udara Jakarta..." Mila begitu senang dan bersemangat.

1 jam kemudian, di dalam mobil...

"Macet lagi....huh membosankan..." Mila yang tadi bersemangat kini menghela nafas panjang setelah mengetahui betapa macet jalanan Ibukota negara ini.

"Surpriseeee....inilah Jakarta hari ini tidak berbeda dengan dahulu. Macettt!!" Andre tersenyum baginya enjoy saja karena dimana pun asal ada gadget yang menemani.

Dua jam terjebak dalam macet akhirnya sampai juga di apartement milik ibu.

Mila sudah tidak sabar untuk merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Sungguh hari yang melelahkan. Rasa kantuk kemudian menyerang dan alhasil Mila tertidur pulas.

Lama sekali Mila berselancar dalam mimpi, memori masa lalu kembali datang ketika dia di gendong oleh Ayah sewaktu kecil. Betapa bahagia hati Mila, menghabiskan waktu menemani Ayah di ladang yang subur. Meskipun Ayah seorang buruh tani tetapi Mila sangat bahagia ketika berada di dekatnya, kapan pun dia mampu tersenyum bahagia dengan cerita-cerita konyol yang Ayah peragakan.

Namun seketika ladang menjadi tandus, Mila mencari Ayah kesana dan kesini dengan kepanikan luar biasa. Dia bingung kemana Ayah pergi. Di dalam hati menyeruak kesedihan di sekujur tubuh. Dia berharap Ayah kembali dan membawa dia pulang ke rumah.

"Jangan tinggalkan Mila Ayah...." Mila terisak bagai anak kecil. Andre yang melihat Kakak tertidur dengan terisak-isak menjadi cemas. Ia mencoba membangunkan Mila, seketika pula Mila terbangun dari tidur.

"Kak, apa kamu bermimpi buruk?" Andre bertanya dengan begitu cemas.

"Ya, Ya Tuhanku....dimana Ayah?" Mila menangis, Andre terdiam.

"Untuk apa kakak mengingat laki-laki yang tidak bertanggung jawab itu! Aku sudah tidak mengingatnya lagi, kenapa kakak masih mengingatnya?" Andre merasa kesal sendiri, dia tidak tahu menahu mengenai Ayah dari kecil. Dia hanya tahu jika Ayah adalah laki-laki yang tidak ingin dia lihat seumur hidup.

"Bagimu mudah melupakan Ayah karena kamu masih bayi, tidak ada memori tentang Ayah di hidupmu sedangkan aku? Aku menahan rasa sakit ini dari semenjak kecil." Mila memberanikan diri untuk berbicara kepada adiknya.

"Apa kakak tidak menghargai pengorbanan Ibu? Lihat bagaimana Ibu seorang diri menopang beban untuk membesarkan kita! Dimana Ayah kak? Dimana dia??" Andre marah bercampur benci, dia pergi ke kamarnya.

Mila memang membenci Ayah karena itu, sekali lagi dia tidak bisa melenyapkan kenangan dahulu mengenai Ayah. Di matanya Ayah adalah sosok penyayang, hanya entah apa yang membuat ibu bersikeras berpisah dari Ayah. Mila menahan rasa ketidaktahuan ini selama 18 Tahun. Mila ingin semua menjadi clear karena sekarang dia sudah berumur 25 tahun, meskipun Ayah adalah sosok yang paling dia benci tetapi hati Mila selalu mengharapkan Ayah kembali. Meski tidak kembali pada pelukan Ibu tetapi Ayah kembali kepada pelukannya.

"Ayah...dimana dirimu? Apa aku satu-satunya manusia yang tidak memilik ayah di dunia ini? Aku tidak dapat membencimu meskipun Ibu melarang untuk aku bertemu denganmu tetapi aku ingin mendapatkan jati diriku yang hilang selama 18 Tahun ini." Mila bersumpah pada dirinya akan menemukan Ayah meskipun seluruh dunia membencinya bahkan meskipun Ayah membenci dirinya. Tetapi satu kali saja dia ingin kembali bertemu dengan sosok yang meninggalkan Mila dan keluarganya. Satu kali saja....

Broken (Under Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang