Chapter 32

90 3 2
                                        

#Di dedikasikan khusus untuk pembaca yang vote dan komentar...
Umumnya untuk dears pembaca budiman....

♡♡♡

Jakarta, kediaman Rumah Mewah Keluarga Subroto.

"Papih.... kita belum bisa menghubungi Kevin, Pih." Nyonya rumah merasa pusing hingga dia menempelkan koyo di kedua bagian keningnya.

"Papih yakin, Kevin masih berkonsentrasi terhadap S2-nya. Sebenarnya ada apa ini, Mih? Papih tahu Kevin bukan anak yang suka fight dengan orangtua. Dia anak penurut. Mamih jujur saja pada papih apa yang sebenarnya yang tidak papih ketahui selama ini? Jangan membuat papih salah dalam mengambil keputusan." Ayah dengan nada serius menohok istrinya yang selama ini selalu menutupi apa yang terjadi pada anaknya.

"Alahhh papih gak bakal mengerti! Mamih melakukan semua ini untuk anak semata wayang kita. Mamih tidak salah bukan ingin mendapatkan menantu yang terbaik buat si Kevin. Suatu hari nanti si Kevin akan menyadari dan berterima kasih kepada Mamih karena mencarikan wanita sebaik dan semartabat Nadia."

"Lalu kenapa Si Kevin mau membatalkan pernikahan dengan Nadia jika mamih pikir itu yang terbaik? Berarti Kevin tidak mencintai pilihan mamih itu? Apa papih benar?" Tanya Ayah yang merasa istrinya ini selalu bertele-tele dalam menerangkan suatu perkara.

Ibu Kevin tidak mau disalahkan begitu saja.

"Kevin mencintai si Mila, anak dari wanita yang bernama Sri Ayuningtiyas. Papih tahu bukan masa lalu dari seorang "Sri"? Mamih tidak mau Kevin jatuh ke anak haram! Kita akan malu, pih. Aib besar akan menimpa keluarga besar kita. Masa kita mau menikahkan Kevin pada perempuan yang tidak baik keturunannya?" Jawab Ibu Kevin dengan sinis.

"Dengar, Mih. 3 bulan lagi Kevin mendapatkan gelar sarjana. Setelah itu kita akan memikirkan pernikahan Kevin. Pendidikan Kevin sekarang Nomor satu bagi Papih." Sebut Ayah sambil melihat ponselnya.

"Jangan sampai papih kehilangan relasi terbaik, pih. Keluarga Nadia itu memiliki reputasi tinggi di dalam maupun luar negeri. Jika kita bisa menjadi bagian mereka, sungguh beruntung kita, pih. Kaya 7 turunan dan tanjakan...." Ibu berkhayal semua akan baik-baik saja hingga terdengar suaminya sedang menelepon seseorang.

"Bagaimana? Apakah sudah diketahui keberadaan anak saya?"

Terdengar suara kecil dari ujung telepon, papih sengaja tidak memakai mode speakee agar istrinya tidak ikut-ikut dalam pembicaraan.

Melihat ekspresi Ayah yang calm dan santai membuat Ibu Kevin yang tadinya harap-harap cemas sedikit tenang. Berarti Kevin sudah diketahui keberadaanya.

"Syukurlah, Kevin masih berada di Singapura. Kamu tahu? Kevin memilih memakai uang pribadinya. Semua kartu kredit dan tabungan yang kita berikan sudah berada tepat di atas meja kantor papih. Anak ini memang tidak dapat ditebak..." Ucap Ayah setelah mematikan ponsel dan langsung menatap wajah istrinya yang gusar.

"A-apa?? Benarkah itu, Pih?" Mata Ibu terbelalak karena ini merupakan pertanda buruk. Kevin sudah matang mengakhiri pertunangannya dengan Nadia. Otomatis pernikahan mewah yang akan terjadi 3 bulan yang akan datang akan hancur seketika.

Ibu Kevin sangat geram.

"Ini semua karena wanita bodoh itu yang menghampiri putra kita ketika dia di singapura! Berani sekali dia menghancurkan nama baik keluarga kita! Aku tidak akan tinggal diam, Pih!" Ibu kevin begitu kesal.

Ayah tidak dapat berbuat apa-apa, karena dia juga mempertaruhkan perusahaan yang sekarang sudah beroperasi karena investasi dari keluarga besar besan. Jikapun uang dapat di kembalikan, namun reputasinya sebagai pengusaha di kalangan pengusaha besar akan rusak karena melakukan pembatalan sebelah pihak. Apalagi keluarga besar Sutjipto memiliki relasi yang sama dengannya yang akanembawa dampak buruk pada iklim perusahaannya sekarang. Itu sangat berbahaya. Ayah akan membiarkan Istrinya bertempur menjaga nama baiknya.
.
.
.

Broken (Under Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang