Chapter 42

32 0 0
                                        

Nadia POV

"Aku sangat mencintaimu, Vin. Why?" Aku menangis untuk kesekian kalinya. Aku habiskan waktu menangis di kamar mandi. Kedua orangtuaku akan menjodohkanku
dengan pria yang sama kayanya seperti Kevin. Tetapi hatiku menjerit, Aku tidak mau di jodohkan dengan pria yang tidak aku cintai. Aku hanya mencintai Kevin, dan sakit rasanya Kevin mencampakanku demi wanita lain.

Aku mengambil tisu yang berserakan tidak karuan di lantai kamar mandi. Masa bodoh, nanti bibi akan membersihkannya dalam sekejap. Aku hanya ingin menangis dan menangis. Hatiku seperti di tusuk belati yang tajam. Aku ingin mengakhiri hidup tapi aku tidak bisa, aku tidak ingin kedua orangtuaku bersedih. Bagaimanapun aku adalah wanita terpandang, berpendidikan dan independen. Media pasti akan memburu berita kehancuran diriku. Aku tidak mau memperkeruh keadaan yang berpengaruh pada investasiku yang saat ini sedang berjalan dengan baik. Apa yang harus aku lakukan dengan kehancuran hati ini? Aku harus membalaskan rasa sakit ini pada Kevin, dia harus merasakan apa yang harus aku rasakan saat ini. Kehancuran dan penderitaan ini, tidak boleh aku sendiri yang merasakannya.

"Tunggu... saja... aku tidak mau hancur sendiri, Vin. Jika hatiku hancur maka hatimu juga harus hancur..." Aku menatap wajahku di dinding cermin. Wanita cantik yang kini terlihat muram itu bukanlah aku.

Seketika aku mengambil handphone yang sedari tadi tergeletak di sisiku.

"Berapa yang kamu minta?" Tanyaku.

Aku mendengar jawabannya, dia ingin deal secara tatap muka denganku. Penjahat bayaran so jual mahal! Padahal dia bisa katakan nominalnya dari sekarang!

"Oke, aku akan bertemu denganmu. Tetapi aku minta pertemuan ini tertutup!" Aku segera matikan telpon dan mendesah lelah.

Sampai kapan aku melakukan hal bodoh ini, mensia-siakan pundi pundi uang selama ini aku tabung? Jatuh cinta adalah hal terbodoh dalam hidupku. Aku menginginkan Kevin, aku tidak pernah meminta apapun dalam hidup ini kecuali Kevin.

5 Tahun lalu aku selalu stalking Kevin lewat media sosial. Dia begitu tertutup. Dia tidak pernah terlihat membawa wanita selain wanita yang disebutnya sahabat. Aku pernah melihatnya dalam acara pesta bisnis. Dia mengenakan kemeja biru tua, dan betapa tampannya dia dengan sifatnya yang membuatku penasaran. Dia tidak melihat ke arahku. Dia hanya sibuk mengobrol dengan rekan bisnis ayahnya. Dia adalah pewaris tunggal kekayaan Pak Subroto, ibuku selalu mengatakannya padaku. Tapi Naif sekali bagiku, aku memiliki harta dan kenapa aku ingin hartanya. Aku hanya ingin memenangkan hatinya. Hatiku selalu berdegup kencang apabila memikirkan namanya saja. Aku jatuh cinta, aku jatuh terlalu dalam. Apalagi semenjak perjodohan itu, aku memimpikannya setiap malam. Pangeranku yang aku inginkan hanya Kevin. Aku tidak mau kehilangannya, aku mencintainya sepenuh hatiku. Katakanlah aku bodoh! Aku tersakiti karena keputusannya! Dia mencintai wanita yang ternyata, wanita itupun berprestasi sepertiku. Mengapa harus ada wanita jalang itu?! Dia datang di tengah kebahagiaaku! Aku cemburu, aku sangat naif! Mengapa Kevin mencintai wanita itu dibandingkan Aku yang selalu ada untuknya ketika dia terpuruk hingga 3 tahun lamanya. Aku! Aku yang selalu mendampinginya, aku korbankan waktuku untuk menemani jiwanya yang tengah depresi!

"Kenapa, Vin? Kenapa kamu tega!" Air mata kembali mengalir di pipi ini. Air mata ini tidak akan pernah habis mengenang diriku yang begitu naif dan bodoh. Aku terlanjur mencintai pria yang tidak mencintaiku.

Aku segera menghapus air mata, aku harus bersiap menemui orang yang siap di bayar untuk membalaskan rasa sakit hati ini.

Jangan berpikir aku wanita jahat! Aku jahat seperti ini karena akulah yang tersakiti. Aku adalah korban! Mereka mempermainkan hatiku dan menjadikanku wanita jahat! Aku hanya ingin menyingkirkan wanita itu dari Kevin. Jika aku tidak bisa memiliki Kevin maka wanita lain pun tidak bisa! Inilah puncak rasa sakit hatiku. Namun aku berpikir kembali, menyakiti Kevin ternyata tidak membuatku bahagia, Aku malah semakin terpuruk. Hari ini aku mengetahui siapa targetku yang sebenarnya.

Broken (Under Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang