Angin terdengar membisikkan kata-kata yang indah pada telinga Nasrudin. Di tengah hiruk pikuk anak-anak yang bermain di halaman. Nasrudin terkesiap sesaat melihat mobil terparkir di halamannya.
Nasrudin tidak menyangka Putrinya akan kembali melihatnya kali ini. Ia tidak mau karena perpisahan. Mila tidak mau lagi datang untuk sekedar melihat keadaannya.
Namun, senyumannya terhenti...
Ketika Andre keluar dari mobil, dengan memakai kacamata hitam. Mila melihat Nasrudin yang terdiam bagai patung.
Andre memperhatikan Kakaknya melihat kehadapan pria tua yang ada di hadapannya. Andre segera melepas kacamatanya.
Tanpa berpikir panjang, melihat air mata di pelupuk mata pria tersebut hingga meluncur bebas lepas. Tidak lain itu pasti adalah ayahnya.
Andre tanpa malu langsung memeluk ayahnya. Nasrudin ternganga, dia berusaha agar tidak menangis.
"Apakah ini Andre?" Tanya Nasrudin memastikan.Andre mengangguk, langsung saja tanpa berucap apapun Nasrudin memeluk erat putranya itu. Seolah dia tidak mau lagi melepaskan Andre.
Andre begitu rindu, sangat ingin tahu bagaimana rasanya mendapatkan kasih sayang dari seorang Ayah.
Dimana kebencian yang dulu dia simpan untuknya? Semua melebur, tidak ada kebencian namun rasa sedih, rindu bercampur menjadi satu.
Meski mereka tidak pernah bertemu, rasa itu ada. Rasa yang sulit Andre gambarkan. Mungkin hal ini dapat di simpulkan secara biologis, mengapa ada keterikatan emosional antara orangtua dengan anaknya.
"Ayah?" Andre terisak di bahu Nasrudin.
Nasrudin menciumi pipi putranya itu, dia sangat, sangat rindu. Jika dia harus mati hari ini, ini merupakan anugerah terindah yang Tuhan berikan di waktu senjanya.
"Ya, Nak. Aku ayahmu... ayahmu" Antusias berbaur rasa emosi membuat Nasrudin hilang kendali. Betapa gagah putranya ini. Dia bahagia, bahagia diberi kesempatan untuk dapat kembali berkumpul dengan anak-anaknya.
Mila menangis, bahagia adiknya bertemu dengan ayahnya. Disisi lain dia merasa sendiri. Dia mengetahui jika pria dihadapannya ini bukanlah ayah kandungnya.
Tetapi...
Nasrudin melambaikan tangannya kepada Mila.
"Kemarilah, Nak... Kemari..." Dengan penuh keharuan Nasrudin ingin merangkul semua anaknya.
Mila tidak dapat menahan rasa tangis, ayah. Ayahnya adalah dia. Dia adalah ayahku. Mila menghampiri dan langsung memeluk Ayah dan adiknya. Mereka saling merangkul dalam kebahagiaan.
"Kalian adalah buah hati yang takkan pernah tergantikan oleh apapun...." Nasrudin mengecup kening putrinya yang terisak.
Tangan-tangan mungil yang terenggut darinya 18 tahun silam. Nasrudin sangat ketakutan ketika terbangun, anak-anak dan istrinya raib begitu saja. Dia mencari ke dapur, ke kamar mandi bahkan ke ladang hanya ingin menemukan mereka.
Frustasi dan depresi berat dia rasakan, saat semua pergi meninggalkannya.
Dia menangis, berdoa kepadaNya agar mengembalikan mereka ke hadapannya.
Rasa kecewa dan derita dia lalui, merindukan anak-anak adalah hal yang paling menyakitkan dalam hidupnya.
Tetapi...
Mereka ada disini....
Nasrudin tertawa gembira, dia sangat bahagia. Dia terlampau bahagia sehingga dia lupa jikalau anak-anak asuhannya melihat dengan keheranan.
Mila mengatakan yang sejujurnya. Bahkan dia telah mengetahui jika Ayah yang selama ini dia ketahui bukanlah Ayah kandungnya.
Ketakutan yang harus dia hadapi, apakah dia masih memiliki hak untuk memanggilnya "Ayah"? Masih pantaskah dia memanggil Nasrudin "Ayah"?
Tiba-tiba Nasrudin berkata, "Meski begitu, bagi ayah kamu adalah putri ayah satu-satunya. Ayah sudah berjanji sampai kapanpun kamu tetap anak ayah."
Nasrudin membelai lembut rambut Mila yang sedikit berserakan.
"Lalu dimanakah Ayah Mila yang sebenarnya? Mengapa dia tega meninggalkan ibu dan membuat Ayah menderita..." Sahut Mila dan enggan mendapatkan jawaban apapun.
"Dia pergi...." Sejenak Nasrudin memandang langit. Tatapannya dalam dengan penuh harapan.
"Mungkin suatu hari nanti Tuhan akan mempertemukan kalian. Tetapi jangan pernah kamu membencinya. Bagaimanapun dia adalah Ayah kandungmu, kesalahan ada untuk kita maafkan." Ucap Nasrudin menasehati putrinya itu.
"Bagaimana aku bisa memaafkan dia? Sedangkan Aku mendapatkan kasih sayang tiada tara darimu. Aku hanya ingin menjadi anak ayah...Aku berharap semua ini adalah mimpi..." Mila tidak kuasa menahan deru kesedihan di hatinya.
"Kemarilah, Andre maupun Mila semua anak ayah. Ayah memohon maaf jika selama ini tidak ada untuk kalian... tapi ketahuilah ayah mencari kalian. Ayah lelah mencari dimana keberadaan kalian."
Andre mendengarkan semua cerita ayah mengenai pencariannya.
Andre bersyukur karena sejauh ini dia masih memiliki seorang ayah. Meski pria dihadapannya ini bukanlah sosok Ayah yang selalu ada bersama anaknya. Namun, inilah kelemahan seorang manusia. Dia menyayangi ayahnya meski dia tahu dari kecil hingga saat ini tidak ada satu memori yang indah dalam kenangannya, dia selalu memimpikan bermain bersama ayahnya seperti kebanyakan teman-teman yang lain. Dia sedih sekali, ingin memegang tangan ayah saat dia terjatuh. Apapun yang dia lihat adalah teman-teman yang selalu mengejeknya karena dia tidak mempunyai ayah.
Andre lebih kasihan terhadap kakaknya, yang harus mengalami semua keadaan ini.
"Kak, kita akan selalu menyayangi kak Mila. Andre akan selalu ada untuk kak Mila. Jadi jangan pernah merasa sendiri..." Andre sangat menyayangi Kak Mila yang dari Kecil selalu membuatnya terlindungi dari teman-teman yang mengejeknya karena tidak memiliki Ayah seperti kebanyakan anak yang lain.
Short chapter...
Aku butuh ide... 😅😅😅
![](https://img.wattpad.com/cover/73893075-288-k273444.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken (Under Editing)
أدب المراهقينMila seorang wanita tangguh dengan keluarga bergelimang harta harus menerima kenyataan telah kehilangan ayahnya selama dia berusia 7 tahun. Perceraian kedua orangtuanya menyisakan tanda tanya di hidupnya karena dia tidak mengerti apa yang terjadi di...