Gery dan Ayah Kevin tengah berbicara berdua.
"Jadi Bapak Gery adalah ayah kandung Mila?" Tanya Ayah Kevin.
"Benar, Pak Subroto. Saya kaget kok dunia ini benar tidak selebar daun kelor..." Gery meminum kopi hangatnya.
Ibu Kevin sedari tadi memperhatikan suaminya dari jauh. Dia segera masuk dan melihat Kevin yang tersenyum gembira pada Mila. Betapa tersirat jelas kebahagiaan dihadapannya saat ini. Putranya tidak pernah menunjukkan senyuman lepas seperti itu selama ini.
"Saya mengalami kebangkrutan Pak Gery, karena saham kedua yang di miliki perusahaan saya di miliki oleh calon besan saya yang sayangnya anak saya putuskan begitu saja. Mereka menarik saham mereka hingga tidak bersisa. Saya pusing memikirkan semua ini terlebih anak saya tetap bersikukuh ingin menikahi anak Pak Gery..." Ayah Kevin bercerita dengan panjang lebar menahan rasa malu karena tidak menyangka Mila adalah anak dari konglomerat sekelas Gery Hermawan.
"Saya sangat ingin sekali Kevin dan Mila menikah. Saya tahu mungkin selama ini keluarga Bapak memandang anak saya hina. Dia anak baik. Dia tidak melihat saya semenjak dia berada di rahim ibunya. Dia anak yang paling berlapang dada menerima semua kenyataan hidup yang pahit. Jangan pernah ragukan ketulusan anakku pak Subroto... restui mereka... aku akan membantu Pak Subroto bangkit dari kebangkrutan. Aku akan tanam saham pada perusahaan anda. Dengan syarat restui anak anak kita dan biarkan mereka bahagia... Bagaimana menurut anda?" Gery dengan sengaja menyodorkan sebuah kontrak kerja yang memang sebenarnya dia sudah tertarik dengan perusahaan Pak Subroto namun saham saham mereka selalu penuh. Ditambah lagi anaknya yang ternyata mencintai anak Pak Subroto. Dia akan lakukan apapun untuk Mila.
Andre melihat Ayah Gery dan Ayah Kevin saling berjabat tangan. Ibu Kevin langsung sinis melihat itu. Andre tidak suka pada Ibu Kevin yang terlihat arogant sekali. Dasar emak emak rempong, pikir Andre.
Tidak lama semua anggota keluarga berada di ruangan Kevin beristirahat.
"Ibu, inilah keputusan terbaik untuk kita." Cakap Ayah pada Ibu Kevin yang ternganga karena tidak percaya apa yang barusan dia dengar.
Mila anak dari Konglomerat Gery Hermawan yang asetnya dimana mana. OMG. Kenapa dia baru tahu sekarang? Ternyata selama ini dia berpikiran sempit. Betapa malu. Malu sekali rasanya. Apalagi jika perusahaanya yang mau bangkrut tertolong olehnya. Ya Ampun. Sudah tidak punya muka lagi dia saat ini.
Kevin dan Mila tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.
"Kalian akan menikah... kami merestui kalian..." Ucap Gery dengan penuh kebahagiaan.
"Kau tak perlu berbuat apa-apa, Kevin. Aku tidak punya anak lagi selain Mila. Istriku di Amerika mengalami kemandulan dari awal kami menikah. Dia juga yang menyuruhku untuk mencari Mila. Karena dia ingin punya anak. Dia ingin Mila bisa menganggapnya seorang Ibu. Aku hanya bisa mewariskan semua hartaku untuk Mila." Ucap Gery penuh kesedihan jika dia mengingat istrinya yang meminta agar dia membawa Mila. Istrinya sangat baik dan penuh pengertian. Dia sangat berharap Mila mau menganggapnya Ibu meskipun bukan Ibu secara biologis.
Mila merasa hampir ingin pingsan. Karena dia tidak menyangka semua itu. Apakah dia bermimpi? Bukan harta yang sudah tidak terhitung jumlahnya tapi dia dan Kevin sama anak tunggal.
"Om... Kevin akan membahagiakan Mila bukan dengan harta om maupun harta orangtua Kevin. Kevin akan bahagiakan Mila dengan apa yang Kevin punya." Kevin merasa tidak mau mengandalkan semua kekayaan itu terlebih Kevin tahu Mila bukanlah wanita sosialita dan suka kemewahan.
Mila melihat Kevin yang tersenyum padanya. Pria ini sungguh membuat jantungnya berdegup kencang. Oh Tuhan betapa dia sangat mencintai pria ini. Dia ketakutan setengah mati ketika Kevin dalam keadaan kritis.
Kevin baru melihat Mila menatapnya tanpa henti.
"Apakah tatapanmu mengatakan kamu mencintaiku atau kamu hanya simpati saja?" Kevin tersenyum pada Mila yang ikut tersenyum.
Ibu Kevin menghampiri Mila dan memeluk Mila.
"Maafkan perlakuan tante selama ini... tante mohon maaf..." Ibu Kevin menangis tiada henti.
Mengalir air mata Mila karena dia mengingat Ibunya. Pasti Ibu Kevin seperti itu karena ingin yang terbaik untuk anaknya. Ibu Kevin rupanya seegois ibunya. Mila membalas pelukan Ibu Kevin seraya berkata, "Tante berlaku seperti itu karena sangat menyayangi Kevin... tidak ada salahnya tante seperti itu pada Mila... maafkan Mila yang tidak sempurna..." Ucap Mila dengan air mata mengalir mengingat hinaan demi hinaan yang Ibu Kevin lontarkan. Mila berharap melupakan semua itu bersamaan hanyutnya air mata Mila di pipinya.
Ibu Kevin tidak menyangka Mila akan berpikir seperti itu. Dia semakin menyesali perbuatannya selama ini. Dia sangat memohon ampun pada Mila. Tangisannya berubah menjadi tangisan histeris yang memecah keheningan ruangan.
Hari ini berakhir dengan penuh penyesalan namun esok hari kebahagiaa akan menanti.
Rudi yang baru masuk ke ruangan sontak kaget. Dia tersenyum sumringah mendapati Mila dan Ibu Kevin tertawa bahagia. Sedangkan Kevin bersama Ayahnya tengah mengobrol bersama satu orang pria yang tidak dia ketahui siapa.
"Kenalkan Ini Bapak Gery, beliau adalah Ayah kandung Mila." Rudi terdiam meresapi kata kata itu. Akhirnya Bapak Gery menceritakan semua dengan panjang lebar kisah hidupnya hingga pertemuannya dengan Mila.
Kevin melihat Mila yang tersenyum. Dia bersyukur sekali. Wanita pemurung itu sudah berubah menjadi wanita penuh kebahagiaan.
I Love U. Sampai akhir.
Mila yang merasa ada tatapan langsung menoleh ke arah Kevin.
Semua anggota keluarga bergegas keluar begitupula Rudi yang tampak cengengesan sendiri.
"Apa kamu bahagia?" Tanya Kevin penuh perhatian pada Mila.
Mila menghampiri Kevin dan tiba tiba mencium pipi Kevin.
"Sangat bahagia.... terlebih... kamu telah kembali Vin. Aku takut kehilanganmu..." Jawab Mila dengan tersipu malu.
"Apa itu berarti kamu mencintaiku?" Tanya Kevin karena dia tidak dapat menebak pikiran dan hati wanita satu ini.
"Ya... ya... Aku cinta padamu... Moon to the earth..." Jawab Mila.
Kevin bagaikan melambung ke atas awan yang tinggi. Oh Tuhan kebahagiaannya tiada terkira. Jika karena dia babak belur membuat Mila mengatakan cinta lagi padanya. Dia mau babak belur lagi.
Sekarang Kevin tidak bisa berkata-kata, namun dia pegang tangan Mila.
"Berapa tahun aku menunggu kata kata itu... berapa tahun aku simpan kesakitan itu... jauh darimu, tidak terbalas olehmu... membuatku tersiksa... hari ini... Oh Tuhan... terima kasih... Aku sangat mencintaimu..." Kevin mencium tangan Mila dan memeluknya.
Dia sudah tidak tahan berjauhan terus dengan Mila. Mila merasa malu.
"Vin, kita belum menikah..." Mila berucap takut Kevin hilang kendali apalagi dia juga merasa sangat ruangan begitu sempit dan panas. Entahlah perasaan apa itu.
"Aku ingin segera menikahimu... I love U... I love U... menikahlah denganku... please..." Kevin memohon.
Mila terseyum dan mereka melepaskan pelukan mereka.
"Aku akan menikah denganmu Vin..."
Akhirnya Kevin merasa sangat bahagia... jiwanya terbang hingga ke ujung angksa. Sungguh sangat indah hari ini...
Rudi segera masuk.
"Woiii... kata pak ustadz wanita dan laki laki berduaan yang ketiganya itu setan!!!" Ucap Rudi sambil cengengesan.
Mila dan Kevin menjawab bersamaan, "LU SETANNYA!!!"
Rudi langsung geram "Enak aja lu pada!!!"
Namun mereka tertawa bersama-sama.
TO BE CONTINUED...

KAMU SEDANG MEMBACA
Broken (Under Editing)
Fiksi RemajaMila seorang wanita tangguh dengan keluarga bergelimang harta harus menerima kenyataan telah kehilangan ayahnya selama dia berusia 7 tahun. Perceraian kedua orangtuanya menyisakan tanda tanya di hidupnya karena dia tidak mengerti apa yang terjadi di...