Kediamaan keluarga Nadia, 18.00
"Kamu cek dong hp Nadia, masa hp dia tidak aktif sama sekali!" Geram Bapak pada Ibu yang dari tadi mondar mandir menggenggam hp.
"Ini sudah ke 20 kali pak! Hp dia mati! Harus bagaimana ini pak, makan malam sudah siap. Malah dia tidak pulang, tadi pagi aku sudah pastikan dia, kalau hari ini kita kedatangan calon suaminya. Aku takut terjadi apa-apa, dia tidak pernah membangkang pada kita." Jawab ibunya dengan penuh rasa was-was.
"Terpaksa bu, kita telpon besan dari sekarang. Kita katakan kalau kita ada acara mendadak saja sehingga makan malam kita undur sampai Nadia pulang. Kita nanti minta penjelasan Nadia kenapa dia bersikap seperti itu?" Kemudian ayah mengambil hp dan menghubungi pihak besan. Dengan nada penuh penyesalan, Bapak harus meminta maaf karena dia ada urusan mendadak yang tidak dapat dia tinggalkan.
Setelah mengobrol sekian lama, Bapak menutup hp.
"Syukurlah mereka pengertian, Semenjak Nadia dan Kevin membatalkan pernikahan. Nadia semakin aneh bu, dia sangat tertutup pada kita." Bapak langsung saja membahas perubahan pada anaknya.
Ibu yang tidak bisa berkata apa-apa hanya bisa meneteskan air mata.
"Loh kok ibu malah menangis?" Tanya Bapak heran dengan perubahan sikap wanita yang tiba tiba selalu melow.
"Bapak ini, Nadia itu sedang terluka. Mungkin dia tidak mau di jodohkan makanya dia seperti ini. Kita terlalu memaksakan kehendak." Ucap ibu seraya menghapus air matanya.
"Bapak justru ingin menyelamatkan Nadia dari depresinya. Dia itu cantik pria mana yang tidak mau kepadanya. Mengharapkan terus si kevin mau sampai kapan, si kevin itu sudah mau menikah." Desah Bapak yang sebenarnya juga kecewa namun mau apa di kata.
"Tapi kok bisa ya kita sudah tarik modal, mereka masih punya dana untuk menutup modal sih pak?" Tanya ibu penasaran.
"Bapak tidak lagi komunikasi dengan Subroto." Bapak melangkah pergi mengakhiri pembicaraannya.
####
Mila POV
Aku melihat keluar rumah, orang-orang tengah mengaji syukuran H-1 sebelum pernikahanku.
Aku sangat bahagia, apalagi Kevin sudah menemui Ayah di cirebon. Ayah Nasrudin tetaplah ayahku, meski aku bukan anak biologisnya. Dia adalah pria yang pertama yang aku sayangi. Lengkap sudah kebahagiaanku kali ini. Aku merasa hidupku tidak adil, tapi aku percaya Tuhan tengah menjawab satu persatu pintaku.
Tiba-tiba hp berdering, aku melihat ID call.
Kevin.
Hatiku berdegup kencang, aku harus membuat hatiku tenang lebih dahulu sebelum menjawabnya.
Aku tarik nafas, aku hembuskan kemudian aku angkat.
"Ada apa, Vin?" Aku jawab langsung saja.
Kevin tidak menjawab lama sekali, aku bingung sebenarnya dia lagi ngapain sih.
"Aku rindu padamu..." Ucapnya dengan lembut.
Alhasil, kembali jantungku berdetak hebat. Kenapa jantungku ini? Mendengar suaranya saja aku merasa panas dingin di sekujur tubuhku. Apa yang harus ku katakan?? Aku malu. Benar. Asli malu. Karena aku tidak pernah punya hubungan khusus dengan pria manapun. Katakanlah aku kaku, tapi harus bagaimana?
"Kok diem sih...." Tanya Kevin.
"Vin, disini lagi pengajian..." Ucapku memberi alasan agar dia tidak tahu gilanya jantung ini berdetak.
"Sama dong... tapi aku inget terus sama kamu." Ujarnya yang selalu langsung tanpa basa basi.
Kevin kemudian memutus telpon, aku sedikit kecewa dalam hati. Aku sebenarnya tidak puas hanyak berkata seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Broken (Under Editing)
Teen FictionMila seorang wanita tangguh dengan keluarga bergelimang harta harus menerima kenyataan telah kehilangan ayahnya selama dia berusia 7 tahun. Perceraian kedua orangtuanya menyisakan tanda tanya di hidupnya karena dia tidak mengerti apa yang terjadi di...