Chapter 31

118 2 2
                                        

Selepas acara pengajian, Mila tertegun melihat Rudi yang datang terlambat beserta para kurir yang membawa karangan bunga bela sungkawa.

Rudi tanpa basa-basi bersalaman dengan Ibu Sri yang juga heran.

"Maaf tante, Rudi baru bisa kemari. Rudi ikut berduka cita atas meninggalnya Eyang. Rudi kemari membawa pesan Kevin, mohon maaf Kevin tidak dapat hadir karena studinya di Singapura." Ucap Rudi dengan penuh sopan santun.

Mila terlihat sangat sedih, tidak banyak kata yang keluar dari bibirnya. Hanya genangan air mata yang mampu Mila isyaratkan.

Rudi dan Mila berjalan di taman, sekedar mengobrol.

"Gua senang lu balik ke Indonesia, tapi gua juga tidak senang pas lu balik malah seperti ini keadaannya. Gua harap lu sabar, Mil. Lu orang hebat makanya Tuhan beri banyak cobaan." Rudi berkata tanpa basa-basi membuat mila sedikit terhibur.

"Aku ikhlas, Rud. Aku tidak akan menyalahkan siapapun. Ini takdir hidup yang harus aku hadapi." Senyum Mila.

"Mengenai Kevin, sebenarnya gua tahu lu saling mencintai. Hanya..." Belum sempat Rudi berbicara.

"Sudahlah, Rud. Itu masa lalu. Kevin sudah move on dan akan menikah. Dia sudah menemukan wanita yang tepat untuk dia. Meski bukan aku, aku ikhlas. Aku tahu posisiku." Mila berkata namun hatinya sebenarnya berat.

"Gua tahu Mil, cuma nasehat dari gua. Gua setelah ini gak akan bahas hubungan kalian lagi. Saat lu cinta sama seseorang, perjuangkan meski nyawa taruhannya. Hidup hanya sekali, tidak ada salahnya bahagia memiliki apa yang kita cintai. Dan satu kali saja lu tatap wajah si Kevin, satu kali saja lu lihat perjuangannya selama ini dan tanya pada diri lu... lu mau perjuangkan dia atau mengalah dan membiarkan org yang lu sayangi pergi." Rudi sangat serius dalam menyampaikan kata-kata tersebut.

Mila terdiam seribu bahasa, dia mendengarkan semua nasehat Rudi.

"Aku takut mencintainya terlalu dalam, Rud. Aku takut jika aku mencintainya dia akan meninggalkanku... Aku takut saat aku tidak muda lagi dia bosan melihatku... banyak ketakutan yang terus menghantui hidupku...terlebih apa kata keluarga besar Kevin? Aku hanya akan membawa aib bagi keluarganya...terlebih ibu Kevin sudah mengsomasi diriku...Aku terancam..." Mila menangis meluapkan isi hatinya pada Rudi.

Rudi tidak menyangka Ibu Kevin akan sekejam itu, padahal dulu mereka selalu ke rumah Kevin dan selalu di sambut dengan baik oleh ibu Kevin.

Rudi sangat menyayangkan perlakuan Ibu Kevin terhadap Mila, yang merasa di cabik-cabik harga diri dan kehormatan keluarganya.

Dia tidak sanggup terus memendam perasaannya. Dia ingin kali ini mengutarakan semua isi hatinya. Mila bercerita seolah tidak ada hari esok baginya. Dia keluarkan semua unek-unek yang terus dia pendam, dan tidak peduli Rudi mau berkomentar apa tentang dirinya.

Dari sana Rudi mengerti, Mila mencintai Kevin seperti Kevin mencintainya. Hanya kevin mencintai Mila dengan perbuatan dan Mila mencintai Kevin dengan diam.

Saat itu Mila tidak sadar kalau Rudi merekam semua kata-kata Mila, tanpa sepengetahuan Mila. Rudi mengirim rekaman tersebut pada Kevin.

Setelah mendengar rekaman tersebut, di ulang beberapa kali bahkan meminta sumpah Rudi bahwa benar itu semua berasal dari Mila. Rudi sudah cape dan masa bodoh mau Kevin percaya atau enggak.

"Terserah lu!!!" Ucap Rudi kesal.

Kevin menangis dalam senyuman, dia tidak menyangka dan bahagia tidak terkira. Kevin berjingkrak-jingkrak di kasur meluapkan rasa bahagianya.

Dia bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dia sangat bersyukur dan tekadnya semakin bulat. Apapun yang akan terjadi, dia akan berjuang untuk Mila.

Dia sudah tidak sabar untuk pulang ke Indonesia dan bertemu dengan Mila.

Dia akan luruskan semua kesalahfahaman antara dirinya dengan Mila.

Singapura, 10.36 AM

Ibu dan Nadia sudah bergegas menuju apartemen pribadinya. Dengan penuh optimis Ibu yakin Kevin akan takut apabila semua akses finansial dan kemewahan yang dimilikinya akan disita begitu saja jika Kevin bersikukuh terhadap pendiriannya.

Ini adalah jalan terakhir yang Ibu gunakan untuk menjerat Kevin yaitu mengeluarkan Kevin dari daftar ahli waris tunggal.

Nadia merasa nerveous dan berharap Kevin mau berbaikan dengannya.

Saat menanyakan keberadaan putranya, seseorang hanya memberi dia card kartu kunci masuk ke aparyement pribadinya.

"Jadi Kevin tidak tinggal lagi disini??" Tanya Nadia begitu panik.

"Anak itu! Kemana dia pergi, apa harus ibu pergi ke Universitasnya??" Teriak Ibu untung mereka berada di dalam apartement mewahnya.

"Jangan, tante. Itu sama saja kita mempermalukan Kevin dengan studinya." Ucap Nadia agar tidak mempermalukannya juga.

"Lalu, menurutmu kita harus mencari Kevin dimana? Singapura ini sangat luas. Kita tidak punya akses diplomasi dengan negara ini " Sahut Ibu mencobq menangkan pikirannya.

Nadia hanya terdiam, sia-sia ternyata kedatangannya ke Singapura disambut dengan kekecewaan yang sangat berat.

Nadia tidak dapat membayangkan apa jadinya dirinya jika Kevin membatalkan pernikahan.

Dia sudah memilih gaun, gedung, semua dia pilih dengan sempurna.

Dia sudah banyak basa-basi dengan teman-temannya tentang Kevin.

Dia sudah merasa bagaikan wanita paling sempurna dalam hidup ini.

Dia sudah melambung tinggi menjadi Nyonya pewaris tunggal dari keluarga Kevin yang kaya raya.

Meski diapun orang kaya, namun mendapatkan pria setampan dan sepadan Kevin yang nyaris sempurna di mata setiap wanita itu imposible.

Kevin adalah sosok pria yang membuat wanita tergila-gila bukan karena kaya,pintar dan tampan. Tetapi kepribadiannya, sifat pribadi kevin yang tidak pernah mempermainkan wanita selama ini dengan kekayaan pribadinya membuat setiap wanita dengan mudah jatuh cinta pada Kevin.

Dan sekarang...

Kevin berusaha lepas darinya...

Apa yang harus dia lakukan?

Apa yang akan keluarganya lakukan?

Karena Ayah Nadia dan Ayah Kevin adalah relasi, karena bakal pernikahannya. Sang Ayah berimvestasi besar pada perusahaan tambang batu bara keluarga Kevin.

Rasanya sudah cukup untuk mengancam keluarga besar Kevin.

"Tante... jika sampai pernikahanku batal... Ayah akan menarik kembali investasinya dari keluarga tante... dan maaf jika sampai kebangkrutan menimpa keluarga tante..." Nadia berkata dengan tenang, kemudian memakai kembali kacamatanya.

Dia rasa urusannya sudah selesai, Nadia meninggalkan Ibu kevin yang terdiam ketakutan dengan ancaman Nadia.

Nadia melenggang dengan santai keluar dari gedung mewah singapura tersebut. Dia hanya akan kembali ke Indonesia, dan melihat apa yang akan dilakukan pihak keluarga Kevin sebelum keluarganya sendiri yang akan mempermalukan keluarga besar Kevin.

Ini adalah perang terbuka yang Kevin ciptakan, dengan senang hati Nadia siap menantang perang tersebut.

Perang antar konglomerat akan terjadi...

# to be continued...

Taraaa.... 31 chapter... terus ikutin cerita ini ya...

Karena banyak kejutan yang terjadi dalam cerita ini... 😉😉😉


Broken (Under Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang