Chapter 10 (Edited)

412 13 0
                                    

Terima kasih yang telah membaca cerita ini, mudah"an kalian enjoy...

Thanks a lot for u all...
Vote for your suport...

######

Author POV

Sesampai di Kota Cirebon, Mila dan Kevin berhenti di sebuah restoran khas makanan Cirebon. Disana terdapat empal gentong yang sangat terkenal rasa enaknya.

Setelah menghabiskan waktu untuk mengisi perut yang kosong mereka melanjutkan perjalanan ke sebuah pedesaan yang dimana suasana asri masih terasa sangat kental, jantung Mila berdetak tidak karuan sesaat kevin melajukan mobil kesebuah pondok berupa yayasan yatim piatu.

Kevin masuk kesebuah gerbang dan membuka kaca mobil sambil bertanya tentang sesuatu ke seorang penjual kedai kopi.

"Permisi Pak, boleh bertanya benarkah Yayasan itu milik Bapak Nasrudin Firmansyah?" Tanya Kevin dengan penuh sopan santun.

Mila terdiam sejenak mendengar nama yang Kevin sebut barusan, kiranya Ayah adalah pemilik yayasan yatim piatu. Apakah dia ada disana? Bagaimana jika kedatangannya saat ini tidak diinginkan oleh sang Ayah? Apa yang akan Mila katakan pada Ayah selama 18 Tahun tanpa perpisahan dan datang berjumpa kembali tanpa memberi kabar apapun?

"Oh, beliau ada masuk saja disini tempat terbuka untuk siapa saja." Ucap ramah penjual kopi tersebut.

Mila melihat ke arah Kevin, kemudian menggenggam tangan Kevin. Mila ragu untuk bertemu dengan Ayah, mengapa rasa pedih selalu menghantuinya? Mengapa saat sedekat ini hatinya begitu terguncang? Mengapa kenyataan hidup ini begitu pahit? Mengapa harus Mila yang merasakan hal ini sendiri?

"Kamu pasti bisa...Aku akan selalu berada disisimu. Kuatlah." Kevin menggenggam tangan Mila dengan begitu hangat. Mila terhenyak, Kevin tersenyum dan segera memparkirkan mobil di pekarangan yayasan yang begitu asri.

Semua anak-anak yang sedang bermain seketika berhamburan melihat mobil yang terparkir bagus, mereka ramai-ramai mengkerubuni mobil. Seketika, seorang pemuda setengah baya menghampiri mereka dan menyuruh mereka menjauh dari mobil.

"Mohon maaf, disini ramai dengan anak-anak." Dia membungkukkan badannya dengan sopan santun, seolah kami adalah tamu agung.

Kemudian kami keluar dari mobil, semua mata mengarah pada Mila. Anak-anak menyangka jika Mila adalah selebritis yang menyengaja datang ke yayasan mereka.

"Terima kasih, telah menerima kami disini." Ucap Kevin sangat peduli dengan kehadiran pemuda tersebut.

"Saya Rizki mas, saya tenaga pembantu di yayasan ini. Mohon maaf, jika boleh saya tahu mas dan mbak ini siapa? Kemudian maksud dan tujuan datang kemari untuk apa?" Langsung Rizki bertanya tanpa basa-basi.

"Oh iya, perkenalkan saya Kevin dan...Mila. Kami dari Jakarta, kang." Kevin mengakrabkan diri dengan sedikit mengucap "akang" agar suasana sedikit hangat.

"Kami sengaja kemari untuk bertemu dengan Bapak Nasrudin..." Belum Kevin selesai berbicara, sebuah suara terdengar dari arah belakang mereka.

"Itu beliau Pak Nasrudin..." Ucap Rizki sambil mengarahkan jempol kearah belakang kami.

Mila segera melihat kebelakang begitupula Kevin, mata Mila dengan jelas melihat sesosok laki-laki yang tengah berdiri dengan memakai kopiah dan sarung bagaikan seorang alim ulama.

Mila berdiri terpaku, begitupula Nasrudin yang memperhatikan dengan jelas wajah Mila. Nasrudin masih teringat bayangan putrinya dahulu yang terpatri kuat dalam ingatannya. Seorang putri kecil yang tengah berbicara dihadapannya dengan gembira, tawa putrinya yang menjadi penghibur hatinya dikala lelah.

Broken (Under Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang