Chapter 5 (Edited)

657 17 0
                                    

Author POV

Setiba di kota Sukabumi, mereka berkumpul bersama rekan-rekan Komunitas Peduli Bangsa. Pertama adalah acara pembukaan tour.
Sambutan dari para senior yang telah lebih lama berkecimplung di dunia sosial. Betapa meriah sekali acara tersebut, karena membuat masyarakat sekitar ikut berpartisipasi dalam acara. Komunitas ini memiliki donatur tetap untuk menyumbangkan dana sosial bagi masyarakat yang kurang mampu.
Bahagia sekali rasanya menjadi bagian anggota tim ini, Mila sangat bangga berada disini bersama teman-teman dekatnya.

"Menurut gua, dana yang kita dapatkan seluruhnya adalah milik mereka. Jadi elu pada jangan harap dapat imbalan!" Tegas Rudi pada kelompok kecilnya.

Semua memandang Rudi dengan tatapan macan siap memangsa korbannya.

"Makan tuh dana! Lu pikir kita ini mata duitan seperti koruptor itu?" Aneu membantah.

"Siapa tahu aja di otak kecil kalian ada kesesatan guys. Dunia ini kecil gak ada yang mustahil, orang kaya macam kevin saja bisa melakukan hal bodoh!" Rudi nyinyir sambil melihat Iphone X versi terbarunya.

"Kalo ngomong jaga men! Disini kita beramal bukan untuk adu argument yang nggak penting." Ujar Kevin sedikit geram pada ucapan Rudi yang asal gaspol saja.

Rani dan Mila tidak mau ikut campur dalam argument. Rani menghampiri Mila yang terlihat begitu sendu.

"Kenapa Lu, Mil? Kurang sehat ya?" Tanya Rani khawatir akan keadaan Mila.

"I'm fine Ran, Aku hanya sedikit cape..." Jawab Mila sambil tersenyum penuh paksaan.

"Gue tahu Lu sedih keles, cuma gue gak tahu kenapa akhir-akhir ini Lu tertutup pada kita-kita. Apakah masalah yang Lu hadapi begitu serius?" Desak Rani agar Mila mau bercerita.

Milal hanya mendesah, "Bagaimana Aku harus menceritakan semuanya pada kalian? Ceritanya sangat panjang. Aku gak tahu dimana harus memulai. Hanya yang perlu Lu tahu Ran, Aku rindu Ayah..." Mila tersenyum melepas penat yang ada di dalam hati.

"Jadi Lu rindu sama Bokap? Kita bisa dong samperin aja kali ya biar Lu ga sedih lagi..." sambung ide dari Aneu yang ternyata tengah mendengarkan percakapan mereka.

"Coba kita minta alamat Bokap Lu, kita temenin bareng-bareng ya..." Rani mencoba menghibur Mila.

"Masalah ya, kalian tahu sendiri. Aku sudah 18 tahun tidak bertemu Ayah dan tidak tahu dimana dia berada, Aku berharap di tour ini bisa menemukan titik terang dimana Ayah berada..." Mila terdiam, terlihat buliran air mata yang coba dia tahan.

Rani memegang tangan Mila, "Lu pasti bisa bertemu kembali dengan Bokap, Mil. Maaf ya, selama ini kita kurang peka masalah Lu dan Bokap... Lu selalu bantu gue kapan pun gue minta. Sekarang gua janji akan bantu Lu untuk bertemu dengan Bokap..."

Mila menyusut air mata, "Terima kasih, Aku rindu Ayah Ran... sekali saja seumur hidup Aku ingin katakan kalo Aku sayang dia... " Mila tidak dapat menahan rasa rindu yang begitu berat.

"Sabar ya Mil... Gua kira Lu dah terbiasa dan move on selama ini. Ternyata dibalik sosok Mila yang keren, smart dan supel ini menyimpan kesedihannya sendiri... Busyet dah, Gua nggak bisa bayangin tidak bertemu bokap selama 18 tahun..." Aneu ikut merasakan apa yang Mila rasakan.

"Jangan pantang menyerah, ayo kita bersama-sama mencari dimana keberadaan bokap Lu..." Rani memberi motivasi dan semangat.

Mila tersenyum sumringah, berkurang rasa penat di dalam dada. Dia beruntung mempunyai sahabat yang meskipun mereka sering jahil dan berlaku urakan tetapi mereka care terhadapnya. Rani dan Aneu adalah dua orang yang tidak merasakan perpisahan keluarga, malahan Mila merasa mereka berdua adalah orang yang jauh lebih beruntung dibandingkannya.

Broken (Under Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang