Chapter 34

78 2 0
                                    

Pondok Indah, Jakarta.

Mila seperti orang kesurupan, dia terus memeluk Gery dan takut melepaskannya.

Mila tidak mau minum apapun.

Baginya semua ini adalah mimpi.

Dia tidak mau bangun lagi dan mengetahui kenyataan dia hanya bermimpi bertemu dengan ayahnya.

Melihat Mila seperti itu keluarga di rundung duka yang mendalam.

Sri membiarkan Gery berada terus di dekatnya. Mila terus memeluk Gery dengan kuat.

"Just dont go away..." Mila terus menangis seperti anak kecil.

"Tidak, ayah tidak akan kemana-mana. Ayah berjanji." Gery mencoba terus menenangkan putrinya.

"Oh Tuhan apakah ini mimpi? Ibu? Apakah ini mimpi? Kenapa kalian semua tidak mengerti?" Mila terus berkata, mengucapkan setiap kata dalam hatinya. Dia ingin puas. Dia ingin meluapkan isi hatinya.

Sri menggenggam tangan Mila, dia menangis.

Dia tidak akan berbuat egois lagi, dia hanya ingin kebahagian putrinya meski dia harus membiarkan Gery berada dalam kehidupan mereka.

Andre sangat sedih, dia pula ingin bertemu dengan Ayahnya Nasrudin. Andre berjanji dalam hati dia akan menemui Ayah untuk bisa hadir dalam acara penyematan sarjananya. Dia akan membawa Nasrudin ke Jakarta bahkan dia akan membelikan Nasrudin rumah yang bisa dia tinggali di Jakarta agar mereka tidak terpisah oleh jarak.

Ayah adalah harta yang sangat berharga dalam kehidupan.

Ibu adalah nyawa kehidupan.

Tanpa mereka kita tidak akan pernah ada dan tahu indahnya dunia.

Andre merasa bahagia sekarang kakaknya telah mengetahui kenyataan.

Ini adalah kado terindah di usia 29 tahun kakaknya. Andre memeluk ibunya dari belakang.

Sri merasa mendapat kekuatan dari pelukan putranya itu.

Gery terus memberikan ucapan terbaik pada Mila saat itu, agar Mila tidak terus memeluknya erat. Betapa pilu kenyataan yang ada.

Mereka adalah potret kehidupan keluarga yang broken.

Mila mulai mendapatkankan jiwanya kembali, dia bisa melepaskan Gery namun dia berharap Gery pergi begitu saja.

Mila terus menangis sesaat Gery membuka ponsel. Dia menelepon seseorang yang jauh disana bahwa dia tidak bisa pulang dengan secepatnya.

Setelah suasana kondusif, Sri menjamu Gery dengan makan malam bersama keluarga mereka.

Mila tersenyum bahagia, dia merasa mas kecilnya kembali. Dia merasa masa kecilnya yang dahulu tanpa kasih sayang Ayah mulai terobati satu persatu.

Mereka membuang kebencian dan keegoisan.

"Maafkan aku, Sri. Aku hanya ingin meminta maaf kepada kalian semua. Aku baru kembali ke Indonesia satu tahun yang lalu. Aku tidak membuang kesempatan ini begitu saja, hatiku terus berkata untuk mencari putriku yang hilang." Ucap Gery di hadapan Mila, Sri dan Andre.

"Aku memaafkanmu, terima kasih telah kembali dalam kehidupan putrimu. Aku tahu mungkin kamu telah berkeluarga, tapi aku berterima kasih. Aku meminta maaf atas perlakuanku selama ini. Aku adalah Ibu yang berusaha agar anaknya tidak tersakiti, namun aku sadari tindakanku bukan menjauhkan mereka dari luka namun membuat mereka terluka lebih dalam. Aku hanya seorang Ibu yang berusaha membahagiakan mereka... meski aku tahu itu semua berat bagiku... aku.." Sri merasa kata-katanya tercekat, dia tidak tahu harus berucap apalagi. Bibirnya kelu gemetar, dia sudah mengalami kejadian pahit dalam hidupnya. Dia hanya ingin mengikhlaskan semuanya.

"Ibu... Mila sayang pada Ibu, apapun yang Ibu lakukan tidak pernah akan bisa membuat Mila membenci ibu."Mila memegang tangan ibunya.

Sri tersenyum terharu pada Mila.

"Kamunadalah wanita yang hebat, Sri." Gery berkata begitu dengan penuh bangga pada Sri.

"Kali ini aku ambil semua bebanmu itu, aku akan tebus semuanya. Mila, ayah akan mengajakmu jalan-jalan, mengajakmu liburan dan berbelanja. Ayah akan lakukan apapun demi membahagiakanmu..." Gery berucap pada Mila.

Senyum mengembang di bibir dan hati Mila. Dia tidak butuh apapun, dia hanya ingin kasih sayang yang dulu hilang kembali padanya.

"Lalu andre bagaimana, om?" Tanya Andre merasa cemburu sosial.

Semua melihat Andre kemudian tertawa, Andre menjadi malu.

"Tentu, kamu juga anakku. Panggil saja aku ini Ayah. Ayah akan mengajakmu dan Mila kita berkeliling dunia bersama tentunya..." Gery berkata dengan sepenuh hati.

"Aku tidak akan mengusik kebahagian kalian... Apalagi Ibu sibuk dengan pekerjaan baru Ibu..." Sri berkata dengan penuh kebosanan apabila mengingat pekerjaannya.

Dia tahu posisinya, dia bukanlah istri dari Gery. Dia hanya berharap kedua buah hatinya mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Melihat canda tawa mereka di malam itu sungguh membuat dunia menjadi berwarna.

Apalagi bagi Mila, mimpinya menjadi kenyataan.

Ayah, dia akhirnya bertemu dengannya.

Kebahagiaan tiada terkira, dia menanti saat ini datang dengan air mata.

Sepulang Gery, Mila dan Andre memeluk ibunya. Mereka terlihat sangat bergembira.

Gery sudah menyimpan nomor putrinya.

Dia berjanji akan mengajaknya jalan-jalan bersamanya.

Sungguh bahagia.

Gery tersenyum bahagia, andaikan dari dahulu dia bisa seperti ini. Tetapi sudahlah, hanya rasa syukur yang dia panjatkan kepada Tuhan.

Malam ini adalah anugerah yang terindah dalam hidupnya. Melihat orang yang dia sayangi bahagia dengan penuh tawa dihadapannya tadi.

.
.
.

Malam bertabur bintang di langit, Mila menatap langit dengan penuh kebahagiaan.

Dia berdoa dan bersyukur, karena Tuhan telah mengabulkan doanya.

Sekarang Mila dapat tidur dengan nyenyak, dia akan memimpikan Ayah.

Nasrudin dan Gery adalah ayah yang akan terus selamanya tersimpan dalam hati.

Memaafkan semua yang telah terjadi adalah sebuah kelapangan.

Hatinya lapang dan bahagia.

♡♡♡

Dibalik badai akan ada langit yang indah setelahnya....

Yukk selamat berkumpul dengan keluarga...

😍😍😍

Broken (Under Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang