The Most Hated

658 37 0
                                    

Bagaimana rasanya menjadi anak dari keluarga broken home ? Meskipun tak ada yang menginginkan itu terjadi pada keluarga tetapi masih banyak anak yang merasakannya.

Sakit.. sedih.. hancur.. dan perasaan ingin menghilang dari dunia ini.

Perasaan campur aduk itu selalu muncul saat keluargamu hancur berantakan, bukan ?

Aku tak pernah mengharapkan itu, sama seperti anak-anak yang berasal dari keluarga broken home juga. Mengapa aku harus merasakan itu ?

Apa Tuhan berpilih kasih saat menentukan takdir seseorang ?

Mengapa saat aku hancur disini, disana ia malah menikmati hidup yang bahagia ?

Tidak adil.

Tuhan bertindak tidak adil padaku.

Dulu kami sangat akrab. Selalu bermain bersama di taman dekat sekolah kami. Ku akui senyumnya memang hangat dan sungguh manis. Aku suka saat dia tersenyum padaku.

Banyak yang berkata bahwa sorot mataku dan dia mirip. Aku senang mendengarnya.

Ya, itu dulu. Sebelum aku mengetahui siapa dia sebenarnya. Aku belum mengetahui bahwa dia yang membuatku menderita.

Dia membuat aku dan kakakku harus berulang-ulang menahan lapar. Membuat ibuku harus bekerja keras dan menumpuk utang untuk sekolahku dan kakakku. Membuatku harus menikmati penderitaan dijauhi dan dihina orang-orang.

Aku membenci mu ....

Aku membenci mu, Yui !
__________

Pagi ini dia ada di hadapan ku lagi. Sudah sejak lama aku tak melihatnya. Seseorang yang begitu ku benci.

"Asuka.." gumamnya begitu pelan tetapi masih terdengar di telingaku.

Aku terkejut melihatnya berada di lorong ini, begitupun dengannya. Kami mengenakan seragam yang sama. Berarti kami bersekolah di sekolah yang sama.

Bagus.

Belum cukup kah kau merusak 16 tahun hidupku ?
Kenapa kau kembali di kehidupan ku, Yui ?

Dia melemparkan senyum kepada ku, senyuman yang begitu menjijikan. Aku tak ingin kau tersenyum padaku karena senyummu itu hanya kebohongan belaka.

Aku berjalan melewatinya menuju kelas yang akan menjadi tempat ku menimba ilmu tanpa menolehnya sama sekali. Tetapi tangannya menghentikan ku.

"Asuka, senang bisa melihat mu lagi" ucapnya lalu melempar senyum itu lagi padaku.

Aku menepis tangannya dan berlari menuju ruang kelasku. Kenapa dia mengatakan itu seolah-olah dia tak memiliki dosa. Kenapa ia begitu gampangnya tersenyum padaku.

"Asuka tunggu !"

Aku tak peduli pada teriakannya itu. Aku tetap berlari sampai tiba di kelasku.

°°
Saat pulang sekolah pada sore hari tak ada yang menyambut ku di rumah, begitu sepi. Biasanya ibu akan menyapa ku di gekkan. Kemana ibu ya ? Aku jadi sedikit khawatir.

Ku mengecek setiap sudut rumah tapi hasilnya nihil. Ibu tak ada dan kak Nanase pun belum pulang sepertinya.

Aku melihat ponsel ku di dalam tas yang masih ku tenteng. Banyak sekali telepon yang masuk dan semuanya berasal dari satu orang, kak Nanase.

Untuk apa ya kakak menelpon sebanyak ini. Apa jangan-jangan ibu kenapa-kenapa.

Langsung ku hubungi kak Nanase. Ku mohon angkatlah kak. Maafkan aku yang tidak menjawab telepon mu.

Keyakizaka no KisekiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang