LINE!!

500 41 10
                                    

Angin malam yang dingin berhembus seakan-akan menusuk kulit. Siapa pun pasti akan lebih memilih untuk tidur dibalut selimut yang hangat. Apalagi waktu telah menunjukkan tengah malam.

Bugh!

Bugh!

"Segitu sajakah nona kemampuanmu, kau memang tak pantas melawan kami" kata seorang laki-laki dari dua orang laki-laki disana. Yang satunya menginjak perutnya sampai perempuan itu mengerang kesakitan.

"Kau itu wanita tak perlu melawan kami. Hahaha..."

"Dasar sampah.."
"Ayo kita pergi, biarkan saja dia" keduanya pergi meninggalkan perempuan itu tergeletak di aspal.

Dengan susah payah ia bangun, menuju apartemennya di seberang gedung. Sesekali umpatan-umpatan lolos dari mulut mungilnya.

Sudah sampai di depan kamarnya ia mencari kunci apartemennya di saku. Sesekali ia mengerang karena ulu hatinya masih sakit saat tersentuh.

Pintu kamar sebelah terbuka, seorang perempuan keluar dari sana. Wajahnya nampak khawatir.

"Ya ampun Manaka apa yang terjadi padamu? Kenapa larut malam baru pulang? Pipimu kanapa?" Tanyanya tanpa henti. Tangannya hendak memeriksa wajah orang yang ia panggil Manaka tadi, tapi dengan cepat ditepis oleh Manaka.

"Apa pedulinya dirimu" sentak Manaka ketus.

"Tapi Manaka ..."

Seseorang keluar lagi dari apartemen wanita itu. "Rika kau sedang apa di luar tengah malam begini? Tak baik kau sedang hamil" orang itu sepertinya belum menyadari keberadaan Manaka.

Rika hanya terdiam. Matanya tak lepas memandangi Manaka yang kini telah menemukan kunci nya dan bergegas masuk tanpa menghiraukan dirinya.

"Sudahlah jangan pikirkan anak itu, dia memang tidak bisa diatur. Sekarang pikirkan kesehatan mu, aku tak mau terjadi sesuatu pada bayi kita" tutur orang di sebelah Rika sambil menuntun Rika untuk masuk.

"Aku hanya tak ingin terjadi sesuatu padanya Akanen" timpal Rika.

"Dia bukan anak kecil lagi Rika, biarkan dia hidup menurut keinginannya" Rika diam tak bisa melawan, hanya mengikuti Akanen yang menuntunnya ke tempat tidur.

***

Manaka menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Badannya sakit semua karena dipukuli dua orang laki-laki tadi. Sebetulnya salah dia sendiri yang menantang mereka. Akhirnya sekarang dia babak belur.

Dulu Manaka tak seperti ini. Meskipun terkenal bandel suka bolos sekolah tapi tak ia pernah terlibat perkelahian dengan siapa pun. Berbeda sekarang setelah ia ditinggal Rika. Dia sering keluar malam, mabuk-mabukan dan berkelahi dengan preman-preman. Itulah mengapa Rika sering khawatir pada Manaka.

Sebenarnya mereka berdua masih saling mencintai, tapi keadaan yang tak memungkinkan. Rika harus menikah dengan Akanen yang notabene nya kakak dari Manaka sendiri. Itu yang membuat Manaka menjadi hancur.

"Sial!! Sakit sekali perut ku"

Manaka berusaha mencari posisi tidur yang enak tapi mustahil dalam posisi apapun perutnya sungguh sakit. Dia akhirnya memilih untuk duduk dulu menunggu sakit nya berkurang.

LINE !!

Ada mail masuk di handphone Manaka.

"Siapa ini Kobayashi?" Ia mengerutkan alisnya melihat kontak orang yang tidak ia kenal mengirimkan pesan.

Kobayashi Yui
Aku selalu mendukung mu.
Jangan khawatir semua pasti ada jalannya.
Aku akan datang ke pertunjukan besok pagi.

Keyakizaka no KisekiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang