Satu Lagi

506 32 9
                                    

Manaka kau ada dimana aku takut.

Manaka aku tak berani keluar dari kamar.

Manaka, tolong aku.

Manaka...

----

Ah, Manaka terlambat lagi. Aku sudah berada disini dari satu jam yang lalu tapi dia belum muncul juga. Aku mulai bosan.

Apa lebih baik pulang saja ya? Tapi kalau pulang dan Manaka ke sini malah kita tak bisa bertemu. Hm, aku mulai lapar. Dimana kamu Manaka?

Ada yang menjual es krim. Lebih baik aku beli dulu untuk mengganjal perut.

Hendak saja aku beranjak membeli es krim aku merasa diperhatikan di belakang sana. Manaka?

Aku melihat-lihat sekitar benarkah ada yang memperhatikan ku atau hanya perasaanku saja.

Ah, ternyata cuma perasaanku saja.

Aku membeli es krim coklat dengan cookies di atasnya. Rasanya sangat enak. Aku kembali menikmatinya di bangku taman tadi aku duduk.

"Don!!" Bikin kaget saja, ku toleh ternyata Manaka.

"Manaka bikin kaget, kemana saja kamu dari tadi ditunggui ga dateng-dateng" omel ku.

"Maaf ya Rika sayang, tadi kerjaannya masih banyak"

"Hih, alasan kamu. Kan bisa hubungin aku dulu biar aku ga nungguin dari tadi di sini. Takut aku Manaka disini sendirian"

"Salahin adik kamu tuh si Risa, pegang handphone aja ga boleh"

Dasar Manaka banyak alasannya. Bilang aja lupa lagi janji kita.

"Ngambek nih??" godanya.

Aku tak menjawabnya dan terus memakan es krim. Biar saja biar Manaka tau aku dari tadi menunggu disini, sendirian.

"Jangan ngambek dong nanti cantiknya hilang loh" huh, merayu.

"Jalan-jalan yuk biar kamu ga ngambek lagi. Aku beliin sesuatu deh sebagai tanda permintaan maaf"

"Beliin es krim lagi ya"

"Iya aku beliin sama gerobaknya deh. Yang penting sekarang kamu senyum dulu" Manaka menarik pipiku di kedua sisinya agar aku tersenyum.

"Ih, sakit Manaka" aku memukul bahunya tapi Manaka hanya terkekeh.

Mau tak mau aku jadinya tersenyum juga. Manaka selalu saja bisa membuatku luluh saat ngambek. Tapi aku benar-benar tak suka saat dia terlambat seperti ini.

"Nah gitu dong senyum, yuk kita berangkat" dia menarik tanganku untuk mengikuti dia ke tempat mobilnya terparkir.

Tunggu, ada yang memperhatikan ku lagi. Kali ini aku melihatnya di antara pagar tanaman, jelas-jelas dia memperhatikan ku.

Siapa dia?
Kenapa memperhatikan ku seperti itu?

Aku tak bisa melihat jelas wajahnya karena terhalang tanaman merambat. Tapi sepertinya tingginya sama seperti ku. Dan tunggu, dia memakai baju yang sama denganku !?

"Ada apa Rika?" tanya Manaka padaku.

"Kau lihat orang disana Manaka" aku menunjuk tempat berdirinya orang itu tadi.

Loh kok hilang?

"Tidak ada siapa-siapa disana Rika, mungkin kau salah lihat. Ayo kita pergi sekarang" Manaka menyuruhku masuk ke mobil dan memasangkan seatbelt.

Tak mungkin aku salah lihat. Orang itu benar-benar berdiri disana dan begitu nyata. Apa aku kelelahan menunggu Manaka sampai aku berhalusinasi?

----

Keyakizaka no KisekiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang