Elpída

257 25 4
                                    

Aku sendirian disini.
Aku sendirian duduk di lantai yang terasa seperti bongkahan es.
Aku sendirian menatap kosong kedepan walau orang-orang di balik layar televisi dengan asyiknya mengobrol.
Aku sendirian merenung hingga telingaku terasa tuli dengan keramaian di luar sana.
Aku sendirian bergumam menghitung berapa detik yang sudah berlalu.
Aku sendirian menunggu dirimu hadir di depan mataku.

Aku selalu berharap kau hadir.
Aku selalu berharap meski tahu itu akan sia-sia.
Aku selalu berharap meski tahu itu akan menyakitkan.
Aku selalu berharap meski tahu itu akan membuatku lebih hancur.

Aku berharap kau ada di sini.
Aku berharap kau kembali padaku lagi.
Aku berharap kau mau memelukku lagi.
Aku berharap kau mau menciumku lagi.
Aku berharap kau mau menghapus segala kesedihan ku lagi.

Manaka, harus berapa lama lagi aku menunggu mu?
Aku tak sanggup lagi menahan rasa rindu dalam hatiku.
Manaka, ku mohon kembalilah kepadaku.
Aku sungguh mencintaimu.

Manaka, rasanya aku ingin menyerah saja.

Manaka tolong aku...
.
.
.
.

"Rika bodoh! Apa yang kau lakukan!?"

Mereka berusaha menyelematkan ku lagi, Manaka.

"Yui cepat panggil ambulans! Dia hendak memotong tangannya lagi."

Bukan mereka Manaka. Aku ingin kau yang menyelamatkan ku.

"Ambulans akan datang 5 menit lagi Risa, tutup lukanya dengan kain agar darahnya tidak banyak keluar."

Aku ingin kau yang khawatir jika aku terluka, Manaka.

"Bertahanlah Rika ambulans akan segera datang."

Manaka, aku sudah tidak sanggup lagi.

"Rika jangan tutup matamu!"

Manaka, aku sudah lelah dengan semua ini.

"Rika-san bertahanlah, aku dan Risa sudah memanggil ambulans"

Manaka, aku ingin pergi denganmu saja.

"Rika bertahanlah!"

Selamat tinggal semuanya...

"RIKAAA!!!"

***

Elpída dalam bahasa yunani berarti harapan.

Keyakizaka no KisekiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang