Aku menulis dalam coretan di belakang buku tulis, namamu. Entah mengapa jariku bergerak sendiri. Entah aku tak memperhatikan guru yang menjelaskan pelajaran kesukaanku. Sepulang sekolah pergi ke stasiun tempat dirimu turun. Entah mengapa aku menolak ajakan temanku pergi karaoke. Entah mengapa aku jadi suka pada suara keramaian stasiun itu. Entah mengapa aku sangat mengharapkan melihatmu dari kejahuan. Ah, aku memahami sesuatu, "Entah mengapa" itu kata yang terus terulang saat kau jatuh cinta pada seseorang. Apakah orang lain berpikir seperti itu?
Tak pernah dekat saat kita berdua bersama. Entah mengapa sekarang jarak ini membuatku frustasi. Dulu kau begitu dingin sampai aku takut mendekatimu, sampai aku membencimu. Tapi kau tahu orang yang paling ku benci adalah orang yang paling ku sukai. Apa kau menyadarinya?
Aku tak mengerti semua ini. Semua ini lebih rumit dari soal matematika yang di berikan guru di sekolah. Semakin aku ingin menyelesaikannya semua ini menjadi semakin rumit. Dimana aku dapat menemukan buku refrensi tentang cinta? Dimana aku dapat menemukan buku refrensi tentangmu?
Melirik jam kecil ditangan, pukul 5.35 PM. Suara kereta datang terdengar dari depan stasiun. Suara percakapan orang bersahut-sahutan. Suara pengumuman dari speaker menggema di setiap sudut stasiun. Pukul 5.40 PM, sebentar lagi kau akan datang. Pukul 5.45, suara detak jantungku mengalahkan keramaian di sekeliling. Pukul 5.50 PM, apakah kau akan datang?
Sebuah kisah cinta jika tidak berakhir bahagia tidak akan menarik, bukan? Aku akan melihatmu keluar dari stasiun dan berjalan diantara lautan orang, mengagumi betapa kerennya dirimu. Aku akan berjalan malu-malu dari tempatku berdiri, menyapamu "Lama tak berjumpa senpai?". Dia akan membalasnya sambil memandangku terkejut. Saat dia masih terkejut aku akan memberikan surat yang ku tulis. Apakah dia akan lebih terkejut? Memikirkan wajahnya saja membuatku tersenyum. Jadi pasti akan kujadikan kisah cinta ini happy ending.
Hey, apa kau masih mengingatnya bagaimana kita berdua pertama kali bertemu? Kau sedang membicarakan hal yang tidak penting dengan teman-temanmu. Kalian sangat berisik walaupun berada di perpustakaan. Aku menegurmu tapi kau hanya menatapku dingin sambil mengembalikan buku yang kau pinjam. Love Story, judul yang tercetak di buku itu, tak akan pernah terlupakan. Aku membeli buku yang sama dan selalu membawanya di tasku. Buku yang masih ku baca setengah dan akan kubiarkan begitu sambil menunggumu berbicara padaku.
Kau tahu senpai aku telah banyak berubah sejak hari itu. Aku telah berubah karena cinta yang tumbuh di hatiku. Perasaan cinta ini telah membuatku menjadi lebih cantik. Apa kau menyadarinya, aku menaikkan rok ku sepanjang 5cm? Apakah kau menyadarinya, aku memanjangkan rambut yang selalu ku potong? Apakah kau menyadarinya? Tak mungkin sepertinya.
Aku selalu memikirkan apa yang kau lakukan sekarang? Kau tak mungkin memikirkanku, mengapa aku terus memikirkanmu? Meskipun aku berubah kau tak akan menyadarinya, bukan? Aku sudah kehilangan diriku yang dulu hanya untuk mencintaimu. Apa aku salah? Senpai apa aku boleh mengatakannya hari ini bahwa aku mencintaimu?
Hari ini aku tak akan melepas pandanganku pada jalanmu keluar dari stasiun. Aku akan memandangnya terus, terus, dan terus. Aku tak akan membiarkanmu keluar dari sana tanpa sepengetahuanku. Jika aku berpaling aku akan kehilangan dirimu. Aku akan terus memandang ke arah sana terus.
Pukul 5.55 PM dia keluar sambil tersenyum lebar. Menggandeng tangan gadis di sebelahnya, mengelus pucuk kepalanya. Apa yang kulihat ini? Kenapa dadaku menjadi begitu sesak? Airmataku menetes begitu saja dan tubuhku kaku tak bisa digerakkan, aku terpaku ditempat. Aku telah merasakan cinta lalu sekarang perasaan apa ini? Aku belum siap dengan perasaan ini. Tolong senpai jangan membuatku seperti ini. Aku berlari dari tempat yang begitu menyesakkan itu.
Aku paham sekarang kisah cinta memang tak selalu berakhir bahagia. Aku tak lagi menyukai keramaian dan stasiun itu. Aku tak lagi memandang statiun itu. Aku juga tak lagi menyukai waktuku menunggumu. Ku robek surat cinta yang hendak ku berikan kepadamu di tangga berbatu. Perubahan yang ku jalani tak berguna sama sekali. Kau tetap akan bersikap dingin dan biasa saja padaku. Aku memang lebih nyaman menggunakan rok panjangku. Aku harap aku bisa menyadari sedikit lebih cepat. Hidup yang sederhana ini telah menjadi rumit karena dirimu. Aku akan kembali pada diriku yang lama. Ah iya, aku akan menyelesaikan buku itu bagaimanapun akhirnya meskipun sad ending sama seperti kisahku. Karena kenyataan memang begitu adanya.
***
Cerita ini bukan ff ya, hehehe...
Yang penting author bisa balik dari liburan lebaran yang sudah terlalu panjang ke lapak yang sudah berdebu ini.
Ada yang kangen? *authorngarep*Sebetulnya banyak draf yang udah ditulis setengah tapi jadinya macet tengah jalan.
Mau dihapus aja lah biar lapaknya bersih dari debu-debu draf.
Saya sebetulnya gak sibuk cuma gak punya mood.
Jadinya gitu deh gak ada ide yang jadi cerita, tetep jadi ide.
Doakan saja lah bisa update terus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyakizaka no Kiseki
Fiksi PenggemarKeyakizaka46's short story - fiction. Original Story by : Yukinao Rin