Di hari yang dijanjikan mereka akhirnya pergi juga. Yui pergi bersama lima temannya. Akane, Habu, Minami, Manaki dan pastinya Risao. Yui juga berhasil membujuk atasannya di tempat part-timenya untuk mendapatkan cuti beberapa hari.
Yui dan teman-temannya telah berkeliling di sekitar distrik Gion kemudian mampir di pasar Nishiki untuk berbelaja oleh-oleh untuk keluarga dan teman-teman lainnya yang tidak bisa ikut. Sekarang mereka sudah sampai di rumah Akane yang entah rumah keberapa setelah banyak rumahnya di Miyagi. Rumah bergaya tradisonal dengan washitsu¹ dan halaman luas dengan kolam ikan di belakangnya.
“Ah, pegal sekali kaki ku,” keluh Minami yang sudah berbaring di sofa.
“Mii-chan lelah karena terlalu semangat tadi,” timpal Habu, pacarnya.
“Terserahlah,” ucap Minami acuh karena terlalu lelah, yang lain tertawa melihatnya.
“Disini banyak kamar. Kalian boleh pakai yang manapun, futonnya masih ada di dalam oshiire². Kamarku ada di pojok. Sekarang kita bersihkan diri dulu, sementara pelayanku menyiapkan bahan barbaque untuk kita,” jelas Akane.
Mereka pergi ke kamar masing-masing. Habu tidur dengan Minami. Risao tidur dengan Manaki. Sedangkan Yui memilih seperti Akane yang tidur sendirian.
“Kamar ini begitu luas untuk ditiduri sendirian,” pikir Yui ketika dia melihat kamarnya.
Tidak lama mereka berenam sudah selesai membersihkan diri. Mereka berkumpul di halaman belakang dan membakar daging, sosis, ikan, cumi, paprika, bombai, dan yang lain untuk makan malam mereka.
“Ini untukmu.” Risao meletakkan daging yang telah matang ke piring Yui.
“Terima Kasih,” ucap Yui.
“Bagaimana, senang liburan dengan kami?” tanya Risao. Yui mengangguk sebagai jawaban.
“Sering-sering berkumpul dengan kami, ya. Jangan sendirian terus seperti biasanya. Kami justru senang jika kau ikut bergabung.” Risao menepuk puncak kepala Yui dengan lembut sambil tersenyum.
Yui sendiri yakin, pipinya pasti telah memerah seperti kepiting rebus sekarang. Untung Risao sudah mengalihkan perhatiannya pada Habu dan Minami yang bertengkar karena kembang api dan Manaki yang tertawa karena mereka.
“Hei semuanya, lihat!” seru Akane sambil menunjukkan beberapa kaleng bir di tangannya dan di kantong plastik.
“Wah, wah Akane beraksi nih,” kata Manaki.
“Untuk melengkapi pesta malam ini, bukan?” Akane mengedipkan sebelah matanya pada Manaki dan laki-laki itu menyeringai puas.
Mereka mulai membuka kaleng-kaleng bir itu, kecuali Yui dan Risao yang belum beranjak dari tempatnya.
“Jika tidak mau minum tidak usah dipaksakan. Mereka selalu begitu jika mengadakan pesta,” ujar Risao yang seolah mengerti pikiran Yui yang tidak ingin ikut minum.
“Hei kalian tidak minum. Jangan curang ya! Semuanya harus ikut minum,” perintah Minami yang sudah mulai kehilangan kesadaran karena efek minumannya.
Risao menatap Yui yang kebingungan lalu menepuk pundaknya. “Aku akan minum. Mau ku ambilkan?” tawar Risao.
“Eh?”
“Minum sedikit saja, kalau tidak ya pura-pura saja," bisik Risao. Yui akhirnya mengangguk.
Risao mengambil dua kaleng untuknya dan untuk Yui. Dia kembali dan menyerahkannya. Kemudian Risao mulai meneguk miliknya sendiri.
Melihat Risao meminumnya, Yui jadi ingin juga. Sudah lama sejak terakhir kali dia minum. Walaupun sebenarnya di apartemennya cukup banyak bir kakaknya tapi dia tidak berani meminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyakizaka no Kiseki
FanfictionKeyakizaka46's short story - fiction. Original Story by : Yukinao Rin