Main

258 36 9
                                    

Ide nemu di Instagram dan udah di ubah drastis. 
.
.
.
.

Sepulang sekolah memang enaknya nongkrong dulu bareng temen-temen. Entah di dalam sekolah maupun jajan di luar. Kayak sekarang, Techi lagi mau nongkrong bareng temen sekelasnya. Toh dirumah juga sepi, mama sama maminya lagi sama-sama kerja. Hitung-hitung buat ngebuang duit yang udah numpuk di rekening. Dijajanin lah temennya di starb*cks.

Yang lain udah berangkat ke tempatnya, Techi masih aja di sekolah. Dia lagi nunggu Ozeki yang nebeng mobil dia. Ozekinya lagi ambil buku yang ketinggalan di kelasnya. Techi mah selow aja, yang udah di tempat juga masih ngobrol-ngobrol.

Karena bosen juga nunggu Techi akhirnya jajan batagor di depan pager sekolah. Beli lima ribu tapi kasih duit seratus ribu, kembaliannya ambil. Pelanggan kesayangannya abang-abang yang jualan di depan sekolah tuh Techi.

Duduk di kursi plastik warna biru, Techi gak sengaja ketemu Memi yang lagi mau jajan juga.

"Hei Mem..." sapa Techi.

"Eh, Yurina. Hai..."

"Mau jajan batagor ya?" tanya Techi.

"Enggak mau beli batako" jawab Memi, dalam hati tapi. "Iya, mau beliin mama sekalian." Techi Cuma angguk-angguk.

"Bang beli dua puluh ribu, jadiin dua ya, pedes semua," pesan Memi ke pada abang batagor.

"Siap neng," jawab si abang batagor.

"Bang, uangnya gabung sama punya saya aja," ujar Techi.

"Eh gak usah, aku bayar sendiri aja," tolak Memi.

"Gapapa kali neng. Orang uangnya adek ini lebih-lebih kok." Ucap si abang batagor mendukung Techi.

"Tuh abangnya aja tahu, udah gabung aja," tawar Techi sekali lagi.

"Iya deh." Memi pasrah akhirnya.

Memi duduk di kursi kosong di sebelah Techi. Sambil baca buku yang baru aja dia beli bareng Neru kemarin.

"Mem..." panggil Techi.

"Hmm?" Memi berhenti baca buku terus lihat Techi.

"Aku ada permainan, kamu mau ya main?" tawar Techi.

"Permainan kayak gimana?"

"Kalau aku sebutin satu kalimat, kamu cukup jawab pakai kata yang paling depan. Bisa kan?" jelas Techi.

"Bisa." Memi angguk pelan.

"Mulai ya. Kemarin hujan?" tanya Techi pertama.

"Kemarin," jawab Memi.

"Sekarang cerah?" tanya Techi lagi.

"Sekarang." Jawab Memi.

"Mau gak jadi pacar aku?"

"Mau," jawab Memi polos. Waktu sadar isi pertanyaannya seketika pipi Memi memerah.

"Beneran nih mau?" goda Techi.

Memi gak berani jawab. Takut dia nyeplos salah. "hu-uh untung sayang," batin Memi.

"Sekarang Cuma jawab pertanyaan gampang kok. Jawab ya..." Memi angguk.

Gak tau kesambet apaan si Memi. Udah jela-jelas Techi mau ngegombal lagi dia malah setuju-setuju aja.

"Ada dua orang lagi di koridor sekolah, Kak Oda sama kak Yuipon. Kak Oda bilang ke kak Yuipon, aku suka kamu. Tapi kak Yuipon bilang kalau dia gak suka kak Oda. Paham?" Memi angguk tanda ngerti.

"Pertanyaanya, apa yang di bilang sama kak Oda tadi?" tanya Techi.

"Aku suka kamu," jawab Memi.

"Aku juga suka kamu kok Mem," sahut Techi segera.

Rasanya Memi pengen nampol aja tuh Techi, tapi kok dag-dig-dug duluan. Memi akhirnya cuma diem nunduk. Jantungnya udah mau keluar aja padahal digombalin gitu doang.

Gak lama Ozeki dateng terus ajakin Techi berangkat ketempat nongkrong tadi. Ninggalin Memi yang masih gak stabil jantungnya.

Batin si abang batagor, "Oh dasar kebanyakan duit tuh anak."

Keyakizaka no KisekiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang