Binding Silence

510 25 0
                                    

Entah berapa lama kita berdua berada di sini, menikmati angin laut yang berhembus dari barat dan menatap lembayung senja yang hendak di tenggelamkan laut.

Wajah sampingmu begitu cantik. Rambutmu yang berwarna seperti senja itu berterbangan di tiup angin, sesekali kau membenarkan rambut yang menutupi wajahmu.

Tanpa mengeluarkan satu patah kata pun kita di penjara oleh keheningan yang kita ciptakan sendiri.

Tiba-tiba kau menghubungiku untuk bertemu di sini. Sebenarnya apa yang kau inginkan?

Kau berbalik menghadap ke arah ku. Manik coklat sayu mu berusaha menerobos milikku dan menelusup ke hatiku.

Kau bergumam begitu pelan dan tak terdengar karena ditelan suara angin. Tapi aku tahu kalau kau memanggil namaku dan berkata bahwa kau mencintaiku. Hey, aku lebih mencintaimu.

Aku begitu mencintaimu, sangat mencintaimu.

Aku membelai pipimu perlahan. Kau menutup matamu, kemudian bulir kristal air perlahan turun. Ada apa, kenapa kau menangis?

Aku segera menghapus air matamu, kupeluk kau dalam keheningan ini. Aku tak ingin melihat mu menangis.

"Kyonko, aku lapar.." bisikmu pelan dalam pelukanku.

Ku lepaskan pelukan ini lalu ku tepuk perlahan puncak kepalamu. "Baiklah ayo kita makan di tempat biasanya", dia mengangguk.

Kita berdua beranjak dari tempat itu. Menuju motor yang terparkir di pagar pembatas pantai. Lalu berkendara sebentar menuju restoran tempat biasa kita makan.

Memesan dua mangkuk ramen dan dua cangkir teh hijau hangat. Kita makan dengan di temani keheningan lagi. Kau hanya menatap ke depan saat mengunyah dan menatap mangkuk saat hendak mengambil mie.

Kau begitu berbeda hari ini, begitu diam. Kemana dirimu yang selalu meggodaku ketika aku makan ramen favoritku di sini.

"Shiho.. kau baik-baik saja?" tanyaku khawatir. Dia hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

Aku khawatir padamu.

Kami keluar dari kedai ramen ketika matahari sudah tertidur dan bulan menggantikannya. Kau tetap diam.

Di depan jalan sana hujan mengguyur aspal. Udara menjadi dingin dan kau mengeratkan jaket yang kau pakai. Kita tidak jadi pulang dan duduk di bangku depan kedai.

Aku memelukmu berusaha memberikan kehangatan padamu. Kau yang tersadar memandangku sejenak lalu menyandarkan kepalamu di bahuku.

"Kyoko.."

"Hmm.."

"Kau membenciku?" aku beranjak dari posisiku begitu pun dia.

Apa maksudnya bertanya begitu?

"Mana mungkin aku membencimu Shiho" jawabku.

"Aku sudah menjauh darimu akhir-akhir ini, Kyonko. Maafkan aku.. Kau tidak membenciku kan?"

"Shiho, aku tak akan pernah membencimu apalagi dengan hal sepele seperti itu"

Dia memelukku dan membenamkan wajahnya di bahuku, menangis.

Apa dia merasa bersalah karena sudah putus kontak denganku selama sebulan ini? Lalu tiba-tiba mengajak untuk bertemu denganku untuk meminta maaf? Aku tak pernah menyalahkanmu tentang itu Shiho.

"Maafkan aku Kyonko"

"Kau tak pernah bersalah Shiho. Kau tak perlu minta maaf"

Tangisnya sudah berhenti, dia hanya menatap mataku dalam. Kini aku merasa takut kehilanganmu Shiho. Meskipun aku tak pernah menyalahkan dirinya atas putusnya kontak kami tapi masih terbesit di hatiku perasaan takut kehilanganmu.

Ku cium bibir mungilnya. Utang atas kerinduanku sudah terbayar.

"Ayo kuantar kau pulang sudah malam, hujan juga sudah reda" dia mengangguk.

Tak lama setelah kencan kami itu Shiho lagi-lagi tak dapat dihubungi. Tak bisa dipungkiri aku juga merasa khawatir padanya.

Sebuah e-mail datang ketika aku sedang berada di kantor dan itu dari Shiho.


Maafkan aku Kyonko. Aku tak pernah sanggup mengatakan langsung padamu tentang keadaanku. Aku takut kau akan tersakiti.

Sebentar lagi kita tak akan dapat bertemu. Terima kasih atas lima tahun kita bersama. Aku sungguh sangat mencintaimu. Kau selalu memberiku yang terbaik meskipun aku tak dapat membalasnya satupun.

Kyonko, aku tahu diluar sana masih banyak yang lebih baik dari ku. Ku harap kau dapat berbahagia dengan seseorang suatu saat nanti.

Tak ada lagi yang sepertimu dalam hidupku. Aku mencintaimu Kyonko.

Shiho


Aku tak lagi mampu berpikir. Dia berulang kali meminta maaf pada ku karena ini. Tidak Shiho aku tak akan memaafkan mu jika kau meninggalkanku seperti ini. Aku tak mungkin dapat menemukan penggantinya walau kau yang memintanya.

Shiho kembalilah, aku mencintaimu....


***

Baper akutu ... (T_T)

Keyakizaka no KisekiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang