This Word is from a Melody (2)

230 25 2
                                    

Risa hanya terdiam di satu kursi, hanya matanya yang bergerak-gerak mengikuti gerakan tangan murid di depannya. Sudah sebulan ini Kobayashi Yui menjadi murid bimbingannya, sebulan ini juga Risa merasa membuang-buang waktu.

"Jadi sebenarnya apa yang akan kau buat untuk karya tulismu?" tanya Risa.

Yui menghentikan permainan pianonya lalu menatap Risa. Kemudian ia mendongak menatap langit-langit seakan berpikir. Cukup lama tetapi hanya kata "entah" yang terlontar lalu ia kembali lagi memainkan pianonya.

Risa menghela nafas. Ia pikir Yui adalah orang yang serius yang akan mengerjakan karya tulisnya dengan sungguh-sungguh. Apalagi melihat prestasinya di sekolah sebelumnya membuat Risa yakin Yui anak yang cerdas dan rajin. Jadi Risa pikir tanpa dirinya sebagai pembimbingnya Yui dapat menyelesaikan sendiri.

Tapi Risa salah. Setelah memutuskan akan membuat dengan tema musik, Yui malah sering bermain-main saat bimbingan. Mereka memang berada di ruang musik untuk bimbingan tetapi Yui akan bermain musik sesuka hatinya dan Risa akan duduk di salah satu kursi, melihatnya.

"Baiklah Kobayashi, kau membuang waktu sensei untuk bimbingan bodoh ini. Jadi sekarang mau mu apa?" tanya Risa mulai jengkel.

"Apa ya?, hm... sepertinya tidak ada."

"Ayolah Kobayashi, teman-teman mu sudah menunjukkan progres yang baik. Hanya dirimu saja yang belum apa-apa," keluh Risa.

Yui tidak menjawab. Ia bangkit dari kursi piano dan menarik kursi lain untuk duduk di depan Risa.

"Sepertinya aku ingin mengganti tema karya ku," celetuk Yui tiba-tiba.

"Hah?! Ini sudah satu bulan dan kau mau mengganti tema mu? Kobayashi, jangan permainkan sensei!" Risa sungguh kesal sekarang.

"Sensei aku tidak mempermainkanmu. Lagipula aku belum memulai apapun dengan tema musik."

"Sekarang kau mau mengganti dengan tema apa?" tanya Risa pasrah.

"Sensei maunya seperti apa?" Yui malah bertanya balik. Dagunya tertopang di tangan, bibirnya menunjukkan senyum jahil.

"Oh Tuhan, aku punya kesalahan apa saat sekolah. Kenapa murid ku begini!" Yui tertawa melihat reaksi gurunya yang sudah terlihat menyerah.

"Sensei..." panggil Yui.

"Hm..."

"Kalau tidak salah di meja sensei banyak buku-buku sastra ya? Sensei suka?" tanya Yui.

"Memangnya kenapa?"

"Bagaimana kalau tentang sastra saja. Sensei pasti mengerti kan?"

"Kau yang tidak mengerti nanti. Sudahlah Kobayashi segera kerjakan apa yang sudah kau pilih saja."

"Tidak mau sensei!"

"Ayolah Kobayashi..."

Risa lelah. Ia sudah menyerah. Kepalanya sudah pusing memikirkan satu-satunya murid bimbingan yang ia punya.

"Sensei!" panggil Yui yang sudah berada di sekitar jendela memainkan tirai.

"Apalagi?"

"Bagaimana kalau ajak aku ke suatu tempat agar aku mengerti sastra, perpustakaan kota mungkin," usul Yui.

"Kau hanya ingin bermain-main, kan? Sudah hentikan."

"Ayolah sensei!"

"Kobayashi, sensei sibuk"

"Pliss sensei!"

"Kobayashi!"

"Sensei...."

Risa hanya mampu menatap Yui lelah. Entah bagaimana anak itu selalu dapat apa yang ia inginkan.

Keyakizaka no KisekiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang