"Aku akan kembali lagi Zuumin"
"Aku akan menunggu mu, pasti" dia tersenyum.
.
.
.
.
.
Aku tak berharap seperti itu.
_______Deburan ombak yang menyapu karang tak pernah sampai ke telinga mu, padahal kita berdua selalu di sini. Kau selalu melamun di Mini Van yang telah kita sulap menjadi cafe kecil milik kita.
Apa yang sebenarnya kau tunggu?
Apa kau masih menunggu sepucuk surat darinya walaupun hanya satu kalimat saja yang tertulis di dalam amplop berperangko tepi pantai itu? Atau bahkan lebih dari itu, suaranya, wajahnya, pelukannya.
Hei, kau tau bahwa kegiatan melamun mu itu menyadarkan diriku bahwa aku tak dapat menyaingi seseorang yang selalu ada di hatimu.
Huh...
Aku menghela nafas berat. Aku telah kalah telak dengannya. Aku tak bisa mendapatkan dirimu walaupun jarak kita begitu dekat.
Sejak lulus dari SMA kita berusaha untuk mandiri dan memutuskan untuk membuat cafe di tepi pantai. Kita selalu bersama tapi aku tak pernah mendapatkan dirimu.
Aku beranjak dari meja cafe yang kami sediakan di situ. Membawa nampan dengan cangkir kosong di atasnya.
"Kau lelah Zuumin?" Tanyaku basa-basi.
Dia hanya tersenyum padaku sebagai jawaban.
"Duduklah aku akan membuatkan kopi untukmu"
"Memangnya kau bisa?" Tanyanya sedikit meledek ku.
"Meskipun kau yang barista disini tapi kopi yang ku buat masih enak di minum kok." Bela ku.
Di tertawa kecil lalu keluar dari mobil dan aku yang ganti masuk ke dalam. Dia duduk di meja cafe dan aku membuat kopi untuknya.
Tak lama aku telah selesai membuat kopinya menghidangkan ke meja yang Zuumin duduki seperti aku melayani para pelanggan ku. Dia malah tertawa saat aku begitu.
Oke aku suka dirimu yang seperti itu. Ku harap kau akan tersenyum terus seperti itu.
"Kau selalu begitu ketika melayani pelanggan, Yuipon?"
"Hanya standar pelayanan" aku tertawa kecil lalu duduk di kursi di sebelahnya.
"Ah benar aku belum menyusun laporan keuangan untuk bulan ini, aku akan mengambilnya" hendak beranjak tanganku di tahan olehnya.
"Bisa nanti saja? Aku ingin kau menemani ku disini"
"Ehm.. baiklah" akhirnya aku duduk kembali.
Saat aku setuju menemaninya dia malah diam saja. Aku jadi tak tau harus berbuat apa.
"Kau baik-baik saja Zuumin?" Tanyaku sedikit khawatir padanya, dia lebih diam akhir-akhir ini.
"Ehm..." dia hanya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyakizaka no Kiseki
FanfictionKeyakizaka46's short story - fiction. Original Story by : Yukinao Rin