Re:start

387 39 0
                                    

You have a new message.

Risa

Berkumpul di rumah Manaka ya baru nanti kita berangkat bersama.

Ya, aku mengerti. Aku sedang menunggu Techi menjemputku, aku tak tahu jalan menuju kesana.

Ok, hati-hati.

Ku letakkan kembali ponselku di meja. Lalu lalang pejalan kaki terlihat jelas dari sini. Sudah ku coba menghubungi Techi lagi tapi tak dijawab, mungkin dia sedang dalam perjalanan. Apakah benar ide Manaka menyuruh Techi menjemputku seperti ini. Kejadian 3 bulan lalu masih jelas dalam pikiranku, bagaimana egoisku memutuskan hubungan kita berdua.

"Hei Neru" sapa seseorang dari belakangku.

"Oh, H-hai Techi" kenapa aku gugup begini, apa itu wajar?

"Maaf membuatmu menunggu lama" ucapnya meminta maaf, setidaknya itulah yang dikatakan meskipun wajahnya tak berkata demikian, wajahnya datar-datar saja.

"Tidak apa-apa, aku baru datang juga kok" bohongku, sedikit. Kau mengangguk paham.

"Aku akan memesan minum dulu, setelah itu kita berangkat ke rumah kak Manaka" kini giliran aku yang mengangguk. Kau beranjak dari tempat dudukmu lalu ikut mengantri memesan minum.

"Ah kenapa aku jadi gugup begini menatap wajahnya. Apakah karena pertemuan pertama kita setelah setengah tahun? Seharusnya tak ku setujui ide Manaka" gerutuku.

Sepuluh menit kemudian aku dan Techi sudah berada di mobil dengan Techi di bangku pengemudi dan aku di sebelahnya. Kami berangkat ke rumah Manaka.

Bulan kemarin tiba-tiba Manaka membuat grup dengan anggota teman-teman dekat lulusan SMA Keyaki. Tak hanya seangkatan ku tapi ada beberapa kakak kelas juga adik kelas, contohnya Techi yang adik kelasku. Manaka mengajak bertemu yang katanya dalam rangka reuni. Awalnya aku sempat menolak karena aku sedang berada di London waktu dia mengajak. Tapi karena aku sudah pulang minggu kemarin jadi aku menyetujui ajakannya.

Masalah mulai muncul lagi. Aku tak tahu rumah baru Manaka dimana jadi aku bingung caraku pergi kesana. Manaka menyarankanku pergi bersama Techi yang tahu rumahnya dan kebetulan juga searah. Jadi disinilah aku semobil dengan Techi dalam kesunyian.

Tak lama Techi menghentikan mobilnya di depan rumah sederhana milik Manaka. Ternyata rumah Manaka tak jauh dari cafe tempat ku menunggu tadi. Kalau tahu begini aku lebih baik naik taxi saja.

Di depan kulihat ada Manaka juga Akanen sedang memasukkan sesuatu ke dalam bagasi. Saat mengetahui kami telah sampai mereka berteriak menyuruh kami masuk.

"Hei, apa kabar?" tanya Akanen.

"Baik" jawabku singkat, aku masih gugup lama tak bertemu mereka.

Berbeda dengan Techi yang langsung main masuk saja kedalam rumah. Sepertinya dia sudah sering kemari.

"Masuklah dulu, yang lain masih bersiap-siap. Tunggu saja di dalam"

"Baiklah" Aku menuruti kata Akanen untuk masuk kedalam.

Rumah Manaka tak terlalu luas tapi tak terlalu sempit juga bagi kota Tokyo. Yang menarik perhatianku adalah pekarangannya begitu cantik. Banyak bunga-bunga cantik disana sampai aku tak tahu bunga apa saja, aku hanya tahu ada mawar disana. Seingatku Manaka tidak pernah menyukai hal semacam keindahan seperti ini. Mungkin dia banyak berubah.

"Permisi" ucapku saat memasuki rumah.

"Silahkan" jawab wanita cantik yang tengah duduk di bar stool.

Keyakizaka no KisekiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang