Cahaya remang-remang yang dipancarkan lampu kamarku kontras dengan lampu belajar yang ku hidupkan. Aku dapat melihat pantulan wajahku sendiri dari cermin yang sudah retak hampir setengah diatasnya.
"Nao sudah kuanggap seperti adikku." Itu pasti yang kau pikirkan tentang ku bukan.
Ku poles pipiku dengan perona berwarna merah muda sekali lagi. Entah harus berapa kali aku memoles pipiku sampai cukup. Tapi aku juga tidak mengerti sampai mana ukuran 'cukup' itu. Wajahku yang belum selesai dirias ini apakah sudah nampak dewasa?
Lipstik merah diujung meja ku raih dan ku buka. Ku oles perlahan dan merata di bibirku. Merah adalah warna wanita dewasa untuk bibirnya bukan?
Terakhir ku semprotkan parfume yang ku pinjam dari ibuku. Ah tidak kupinjam lebih tepatnya aku mengambilnya tanpa izin. Aroma manis-pahit ini pertama kalinya bagiku.
Kau juga pernah bilang padaku kau suka wanita berambut pendek. Apakah menurutmu wanita seperti itu lebih cantik? Tapi meskipun begitu aku masih tak punya keberanian untuk memotong rambut ini.
Temanku juga pernah berkata, "Hei Nao, apakah kau tahu jika kebanyakan laki-laki itu menyukai wanita yang lebih tua darinya." Lalu apakah aku sudah tak punya harapan lagi. Jika cermin dapat berbicara padaku, maukah dia mengatakan padaku bahwa aku yang di depannya ini terlihat dewasa?
Entah mengapa aku menjadi seorang yang penakut. Apakah karena aku jatuh cinta? Mungkin saja. Aku tak sanggup untuk dibenci atau sekedar ditolak oleh mu. Ku rasa aku akan mati jika begitu.
Kau tak pernah menanggapi ku secara serius meski aku mencoba ribuan cara mengungkapkan cintaku padamu. Selalu aku akan kau perlakukan sebagai anak kecil. Apakah perasaan yang suci ini salah dimatamu? Ataukah aku perlu hal lain selain hati untuk menarik perhatianmu?
Aku akan memastikan kau akan berbalik badan oleh kecantikanku. Aku akan berubah menjadi lebih cantik demi dirimu. Aku pasti akan mengejutkanmu.
Pasti!
"Haa.." aku menghela nafas panjang. "Apa yang kau pikirkan Nao?" runtukku pada diriku sendiri.
Ku taruh parfume di meja dan memandang pantulan diriku di cermin. Apakah aku harus keluar dengan tampilan seperti ini? Apa aku telah memaksakan diriku sendiri? Dimana kepercayaan diriku menjadi apa adanya di depanmu yang biasanya?
Oh Tuhan, jika saja aku dapat menjadi seseorang yang lebih kuat aku tidak akan berpura-pura seperti ini. Aku dapat mendapatkan dirimu walau menjadi diriku sendiri.
Aku terdiam sesaat kemudian menyeringai ke cermin. Tak apa hanya untuk hari ini aku akan membuatmu mengakui semua kecantikanku dan akan terus kau ingat.
Aku beranjak dan menyahut tasku di pinggir tempat tidur. Memakai high heels dan pergi ketempat janjian kita berdua.
"Baiklah senpai ayo kita habiskan malam ini berdua dan kau tidak akan melupakanku lagi."
.
.
.Uwu Nao ku 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyakizaka no Kiseki
FanfictionKeyakizaka46's short story - fiction. Original Story by : Yukinao Rin