Tembok

334 35 9
                                    

"Ini barang yang terakhir Nona" kata petugas pengiriman sambil meletakkan kardus terakhir yang diangkut di mobil box sebelumnya.

"Silahkan tanda tangan di sini Nona untuk laporan" kata petugas yang satunya.

Setelah tanda tangan mereka akhirnya pamit. Kini giliran aku yang bekerja merapikan barang-barang ku yang baru saja datang.

Aku, Nagahama Neru baru saja sampai di Tokyo seminggu yang lalu. Pindah karena mendapat beasiswa untuk kuliah di Universitas Tokyo musim semi ini. Aku sendiri berasal dari Nagasaki. Kemarin sebelum barang-barangku sampai, sementara aku menginap di apartemen sahabatku, Memi.

Dari pagi sampai langit menjadi gelap akhirnya selesai juga pekerjaan ku. Tinggal buku-buku dan beberapa peralatan masak yang belum terlalu penting. Aku sudah lelah jadi ku simpan saja dulu dalam kardus. Ku putuskan untuk pergi mandi.

Setelah mandi rasanya segar sekali. Ku baringkan tubuhku di tempat tidur dan ku kirim pesan singkat pada ibu bahwa aku baik-baik saja dan sudah membersihkan tempat kos ku. Memi menghubungi setelah itu.

"Hallo Neru, apakah sudah selesai bersih-bersihnya?" sapa Memi dari seberang sana.

"Hallo Memi, iya sudah tinggal beberapa barang kecil saja" jawabku.

"Kau sudah makan belum?" tanyanya.

"Belum" benar juga aku belum makan sejak tadi pagi. Karena terlalu capek sampai tak terasa lapar.

"Bagaimana kalau makan diluar? Aku tahu tempat makan yang enak di sekitar tempatmu" tawarnya.

"Boleh-boleh, lagi pula aku terlalu capek untuk memasak"

"Aku share lokasinya ya, nanti kita ketemu disana"

"Baiklah"

Memi menutup panggilan kemudian mengirim lokasinya. Aku segera mengambil jaket dan pergi.

DUK!! DUK!!

Terdengar suara dari tembok dekat dengan lemari ku sesaat sebelum aku keluar. Mungkin tetangga sebelah. Aku menghiraukannya dan segera pergi menemui Memi.

---

Sudah satu bulan aku tinggal di tempat kosku. Aku juga sudah mulai masuk kuliah. Setelah dipikir-pikir tempat kos ku ini besar dan dekat dengan stasiun tapi biaya sewa sangat murah. Apalagi ini bukan tipe apartemen sementara. Memi saja sampai iri karena apartemennya begitu mahal.

Hanya satu sih yang membuatku tak nyaman. Setiap malam tetangga sebelah kiriku selalu saja berisik. Suara seperti ketukan atau pukulan di tembok selalu terdengar dari sana. Apa sih yang mereka lakukan sebenarnya?

Untung saja bunyinya dekat dengan lemari bukan dekat dengan tempat tidur ku. Jadi tak terlalu terdengar.

Tadi Memi dan beberapa teman kampus ku datang untuk mengerjakan tugas. Wacana saja tapi. Akhirnya kami hanya mengobrol dari awal sampai akhir. Tugas hanya disusun point-point pentingnya saja sisanya aku juga yang mengerjakan.

"Manusia adalah tubuh yang dilengkapi dengan jiwa/berjiwa dan bukan jiwa abadi yang berada atau pun yang terbungkus di dalam sebuah tubuh/badan yang fana/tidak nyata. Oleh Abineno J.I" baca ku pada satu referensi yang sudah mereka cari tadi. Kenapa mereka memakai referensi yang ini? Aku saja tak paham apa maksudnya.

DUK!! DUK!!

Aku menoleh ke asal suara tersebut, tembok sebelah kiri lagi. Astaga tetangga ku sudah mulai saja membuat keributan. Biasanya mereka memulai kegiatannya sewaktu aku akan pergi tidur. Aku jadi penasaran apa yang sebenarnya mereka lakukan.

Keyakizaka no KisekiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang