Langit mendung masih saja menggantung di luar sana dari tadi pagi. Suara gemuruh bersahut-sahutan semakin sering, menandakan sebentar lagi akan hujan. Seorang perempuan sedang memperhatikan awan gelap itu dari balik kaca tebal toko roti. Dia duduk sambil menikmati roti cokelat dan espresso yang tadi di pesannya.
Ponselnya bergetar, panggilan masuk. Dia hanya melihat siapa yang menelepon dirinya, ah ternyata dari managernya. Dia tidak berniat untuk mengangkatnya sekarang yang dia butuhkan hanya ketenangan.
Pikirannya melayang pada seseorang yang biasanya setia menemaninya duduk menikmati kopi dan roti di toko ini maupun hanya mampir membeli roti. Dia rindu pada senyum manis gadis itu. Dia rindu gadis itu memanggilnya "Kyonko" dengan manja. Dia rindu segalanya yang gadis itu miliki.
Kyoko memegang kepalanya yang berdenyut. Pusing selalu hinggap ketika dia memikirkan gadis itu. Karena saat dia memikirkan gadis itu dia akan teringat kesalahan kecilnya yang membuat gadis itu menjauh darinya, sangat jauh.
"Aku mau baguette dengan isian ayam rebus dan tanpa tomat."
Kyoko mengangkat kepalanya yang tertunduk ke asal suara tadi, suara yang terdengar seperti gadis itu. Tapi dia tidak menemukan seorang pun di toko kecil ini. Hanya dia satu-satunya pelanggan di sini. Mungkin hanya halusinasinya saja.
Ponsel Kyoko sekali lagi bergetar, managernya menelepon kembali. Dengan enggan dia mengangkat ponselnya.
"Dimana saja kau Kyoko?" tanya managernya dengan nada marah di ujung telepon.
"Aku sedang makan siang" jawab Kyoko datar.
"Aku tak melarangmu untuk makan siang di luar. Setidaknya jawab panggilanku. Pak produser bisa marah jika aku kehilangan dirimu" omel managernya.
"Iya, aku akan segera kembali."
"Di sini hujan, apa kau membawa payung?"
"Tidak"
"Kau itu sudah tahu dari pagi mendung masih saja tidak membawa payung. Kirim lokasimu aku akan menjemputmu. Satu jam lagi kau harus promosi di Tower Records Shibuya"
"Iya aku mengerti"
Kyoko menutup teleponnya dan mengirim lokasi toko ini. Meskipun ia enggan beranjak dari tempatnya sekarang, tapi dia harus pergi dan kembali bekerja.
***
Kyoko berlari dalam derasnya hujan malam itu. Udara begitu dingin dan jalanan sepi itu juga menambah suasana menjadi lebih dingin. Jika saja dia diam mungkin dia sudah menggigil kedinginan. Tapi semuanya tak dia rasakan, kini yang ada di pikirkannya adalah gadis yang ingin dia temui, Kato Shiho.
Mereka berdua berjanji akan bertemu di toko roti tempat mereka berdua biasa sarapan satu jam yang lalu. Kyoko terlambat karena jadwal pekerjaannya yang padat lebih tepatnya dia salah membaca jadwal. Bodohnya dia padahal dia sendiri yang mengajak pacarnya itu bertemu. Kini Kyoko sedang berusaha datang secepat mungkin di toko itu meskipun hujan mengguyur basah tubuhnya.
Di depan toko Kyoko dapat melihat Shiho tengah membuka payungnya bersiap untuk meninggalkan tempat itu. Dalam keremangan lampu jalan Kyoko dapat melihat air mata Shiho turun di pipinya.
"Shiho maafkan aku" ucap Kyoko. Tangannya memegang lengan Shiho, mencegahnya pergi.
"..." Shiho tidak berucap apapun.
"Maafkan aku Shiho, aku lupa aku baru bisa menemuimu sekarang, aku salah membaca jadwalku" jelas Kyoko.
"..." Shiho tetap bergeming, tapi air matanya terus mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyakizaka no Kiseki
FanfictionKeyakizaka46's short story - fiction. Original Story by : Yukinao Rin