Kesempatan?

300 21 12
                                    

Request special dari EKampretMan yang sudah bantu saya dalam suatu hal. Maaf ini sudah tertunda berminggu-minggu karena saya sibuk. Maaf jika ending tidak sesuai ekspektasi. Bingung saya cari ending.
.
.
.
.

[17+]

Suasana di dalam salah satu club malam yang ada di kawasan Roppongi semakin malam semakin terasa sesak. Musik kian kencang berbunyi. Gemerlap lampu juga tak kalah mengikuti musik. Para perempuan pelayan semakin sering menuangkan minuman beralkohol di gelas-gelas para tamu.

Tapi tak semuanya menikmati suasana yang kebanyakan orang di sini menyebutnya menyenangkan. Seorang laki-laki hanya duduk terdiam di bar stool dan menegak segelas wine yang di berikan bartender secara perlahan. Raut wajahnya mengungkapkan ketidaknyamanan.

Banyak wanita yang telah menggodanya. Entah hanya untuk minum ataupun yang lebih dari itu, laki-laki itu tetap bergeming.

Seseorang gadis datang dan menepuk bahu laki-laki itu perlahan membuat dia menoleh. "Shida-san, kau di cari Akane-san tuh," kata gadis itu. Dia menunjuk gadis lain yang sedang di kelilingi laki-laki hidung belang.

Laki-laki yang di panggil Shida tadi memutar bola matanya malas. "Bilang pada senpai mu itu. Aku tak berminat bermain-main dengannya."

"Baiklah kalau begitu." Gadis itu pergi meninggalkan Shida sendirian.

Tak lama setelah gadis itu pergi, salah satu teman Shida datang dan duduk di kursi kosong di sebelahnya. "Kau nampak tidak bersenang-senang di sini," katanya.

Shida tak menjawabnya dan tetap mengoyang-goyangkan gelas wine-nya, entah untuk apa.

"Ah! Kau itu tidak seru padahal kita ke sini untuk mencari kesenangan. Lihat Akane sudah menunggumu." Temannya menunjuk gadis yang mencari Shida tadi, gadis primadona di sini.

"Haruskah aku yang menyewakan kamar untukmu. Kau pasti akan bersenang-senang de— "

"Aku tidak mau," potong Shida cepat.

"Hei dimana Shida Manaki si pelanggan setia Akane di sini? Kau pasti hanya malu karena tidak berkunjung selama setengah tahun kan? Sudah ku bilang biar aku saja yang memesankan untukmu," kata orang itu panjang lebar.

"Sudah ku bilang aku tidak mau, Saito."

Saito menghela nafas, "Kau banyak berubah ternyata setelah mengenal gadis itu." Shida menunduk setelah Saito menyinggung seorang gadis yang Shida cintai.

"Baiklah, aku akan kembali ke yang lain. Jika ada yang kau butuhkan aku ada di meja yang biasanya." Saito pun pergi.

***

Shida keluar dari club malam menuju ke tempat mobilnya terparkir. Langkah kakinya masih sampai di gang sempit di sebelah club ketika seorang gadis menghentikannya.

"Moriya?" panggil Shida mencoba memastikan.

"Aku tidak suka kau tidak menghiraukan ku seperti itu." Moriya Akane maju mendekati Shida. Dia mengunci Shida di antara tubuhnya dan dinding.

"Sudah lama sekali kau tidak datang ke club. Setelah datang kau hanya berdiam diri dan tidak mau mendekatiku."

Akane makin mendekatkan tubuhnya dan bersandar sepenuhnya pada tubuh Shida. Tubuh Shida tiba-tiba menegang ketika sesuatu milik Akane yang menempel dapat ia rasakan.

"Aku ke sini karena mereka mengajakku bukan untukmu," ucap Shida mengisyaratkan Akane untuk tidak bertindak lebih jauh.

Apakah Akane menghentikannya? Tidak. Ia makin mengeratkan tubuhnya dan kini memeluk juga. Tangan Akane mengelus tengkuk Shida lalu menekannya, menggerus jarak wajah mereka berdua.

Keyakizaka no KisekiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang