Matahari di hari selasa yang cerah ini sudah menampakkan dirinya sejak beberapa jam lalu. Semua orang sudah disibukkan dengan segala macam aktivitas. Kecuali si telinga caplang bernama Manaka. Dia masih baru saja membuka matanya beberapa menit yang lalu.
Dia merenggangkan tubuhnya yang kaku setelah perjalanan pulang dari Ibaraki kemarin, mengunjungi calon mertuanya. Kebetulan dia dan Risa dapat kesempatan cuti di hari yang sama. Jadi mereka memutuskan berlibur dari sabtu sampai senin ke Ibaraki, hitung-hitung meminta restu juga.
Di hari selasa ini Manaka masih cuti dan Risa sudah harus bekerja. Dengan tidak adanya Risa dia bisa tidur sampai siang seperti ini.
Hendak menuju ke kamar mandi. Mata Manaka menangkap kertas note yang ditempel di meja dekat kamar tidurnya.
Aku akan pulang pukul 7 malam. Beberapa barang kebutuhan kita habis. Tolong berbelanja lah di supermarket biasanya. List barang sudah ku siapkan di dapur.
TIDAK ADA ALASAN MALAS KELUAR.
-RISA-
“Ah Risa kenapa kau mengganggu waktu istirahat ku,” gerutu Manaka.
Mau tidak mau Manaka harus pergi ke supermarket untuk berbelanja. Dia tidak mau diusir dari apartemen. Manaka bersiap-siap dengan segera agar tugasnya itu cepat selesai.
Hendak Manaka membuka pintu apartemennya, pintu itu lebih dahulu diketuk. Manaka membukanya, nampak anak berusia 5 tahun yang masih mengenakan seragam taman kanak-kanak didampingi dua bodyguard di belakangnya.
“Pippi!!” teriak anak itu dan langsung memeluk kaki Manaka.
Tentu Manaka terkejut akan kedatangan anak ini. “Astaga Techi! Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Manaka bingung.
“Mau main sama Pippi,” jawabnya polos.
“Tapi Pippi mau pergi berbelanja sekarang,” tolak Manaka.
“Techi ikut ya kalau begitu. Techi mau berbelanja dengan Pippi!”
“Jika Techi ikut Pippi, nanti Techi dicari mama sama bundanya Techi lho. Pulang sekolah gak pulang ke rumah.”
“Bunda dan mama pulang malam. Techi gak mau sendirian di rumah. Mau belanja dengan Pippi. Boleh ya? Boleh ya? Boleh ya?” Techi memohon dengan melompat-lompat dan menarik-narik baju Manaka.
“Iya, iya, kau boleh ikut. Jangan ditarik-tarik begitu baju Pippi!”
“Yeeee, belanja!” sorak Techi kesenangan.
Manaka menghela nafas kemudian menatap dua bodyguard yang sedari tadi diam di belakang Techi. “Apa boleh anak ini ikut denganku?” tanyanya.
“Nyonya Sugai telah mengizinkan dengan syarat kami akan menjaga anda dan Nona Yurina kemanapun anda dan Nona Yurina pergi,” jelas salah satu bodyguard.
“Hm… baiklah, tapi jangan mengikutiku di dalam supermarket tunggu saja di tempat parkir.”
“Tapi Nona, kami harus menjaga anda dan Nona Yur--”
“Aku tak suka dikawal seperti itu. Atau Techi tidak jadi saja ikut denganku,” potong Manaka.
“Aku mau ikut Pippi pokoknya…” rengek Techi.
“Bagaimana?” tanya Manaka.
Kedua bodyguard tersebut terlihat bingung. Di satu sisi mereka harus menjaga Manaka dan Techi seperti yang diperintahkan Yuuka. Di sisi yang lainnya Manaka tidak mau dikawal dan jika tidak dituruti Nona Muda mereka akan menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keyakizaka no Kiseki
Fiksi PenggemarKeyakizaka46's short story - fiction. Original Story by : Yukinao Rin