Prolog

11.8K 717 31
                                    


Ririn berlari di tengah lapangan, seniornya hanya melihat dengan senang karena mendapat tontonan maraton di siang hari.

Jam sebelas pagi ini panas terasa sangat menyengat. Ririn dihukum karena telat masuk kelas saat perkenalan.

Ya, memang kejam. Telat lima menit masuk karena ia yang ke toilet sebentar membuatnya mendapat hukuman.

'Senior kampret, awas aja lo. Gue bales entar,' tekad Ririn dalam hati.

Sudah lima putaran yang Ririn lakukan, sisanya tinggal lima putaran lagi. Ririn udah cape, dan sekarang dia lebih milih selonjoran di pinggir lapangan.

"Heh, bangun lo. Siapa yang nyuruh lo duduk!" sentak seseorang yang sekarang ada di depan Ririn sambil berkacak pinggang.

Ririn cuma ngedongak terus mengabaikan ucapannya.

Wooseok, sang ketua ospek yang paling menyebalkan menurut Ririn. Tapi tidak untuk calon maba yang lain.

"Ganteng dari mananya coba, gantengan juga abang-abang gue," ucap Ririn pada saat itu.

"Heh, jawab dong, lo bukan tembok yang cuma bisa diem, kan?" sinisnya dan mendengus keras.

"Hhh, gak ada. Gak boleh ya gue duduk?"

"Ya enggak lah."

"Masalah buat lo?"

"Gak juga sih."

"Hhh, orang begini bisa jadi ketua ospek. Buta kali tuh yang milih," gerutu Ririn yang masih terdengar jelas oleh Wooseok.

Sebelum Wooseok mengamuk, Ririn berdiri dan pergi entah kemana tanpa memperdulikan panggilan dari si ketua ospek.

"Akhirnya dia kembali," ucap seseorang dari balik pagar fakultas di lantai dua.

***

Wohooo, ayo ayo ayo.

Prolognya gaya gue banget ya, penuh pertanyaan. Wkwkwk.

Terus ikuti cerita gue yang satu ini.

Oh ya, jikalau ada readers baru yang belum mengerti dengan cerita di sini. Kalian bisa baca dulu cerita gue yang judulnya StepBrother EXO karena ini cerita masih nyambung-nyambung dengan cerita gue yang satu itu.

Udah deh ya cuap-cuapnya.

Vomentnya jangan lupa.

26 Des 2017
Rinmy98

2#Protective ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang