Hari ini semua nya berada di bandara. Banyak orang-orang yang memperhatikan kehadiran mereka. Terutama kaum hawa.
"Udah, Bang. Entar si Ririn sesek napas kalo gak dilepas."
"Sirik aja lo!" Akhirnya Lay melepas pelukannya dari Ririn.
"Kamu jangan macem-macem ya. Jangan ngelakuin hal-hal yang ngebahayain diri kamu sendiri!" Ririn mengangguk pelan.
"Kalian juga harus jaga Ririn ya. Terutama lima serangkai!" Lima serangkai yang dimaksud pun ikut mengangguk.
"Iya, Bang iya. Gak usah khawatir, kita jagain Ririn kok."
Lay menghela napas, rasanya berat untuk meninggalkan adiknya yang satu ini. Mungkin karena dua tahun terbiasa selalu dekat maka Lay merasa berat untuk pergi jauh darinya.
Tak lama panggilan keberangkatan terdengar. Sekali lagi Lay membawa tubuh kurus Ririn ke pelukannya lalu bergantian dengan saudaranya yang lain.
Ririn hanya terdiam menatap punggung tegap Lay. Kesedihan tak dapat dipungkiri dari lubuk hatinya.
Dalam doa, Ririn hanya bisa berucap agar saudaranya itu selalu dilindungi Sang Maha Kuasa dari segala marabahaya.
"Ayo, kita balik!" Kai merangkul Ririn dan menariknya pergi. Chanyeol yang melihat itu akhirnya ikut berdiri di sisi lain dan ikut merangkul bahu Ririn.
"Lepasin, berat tahu!"
"Berat?" Ririn mengangguk, masih berusaha menyingkirkan dua tangan besar yang memberatkan kedua bahunya.
"Dah, lepas tangan kalian. Biar Abang yang pegang Ririn. Hush hush." Xiumin tiba-tiba merusak dan membuat Kai serta Chanyeol mendengus kesal karena Ririn direbut begitu saja oleh kakak tertua mereka.
"Bang, laperrrr," rengek Baekhyun dari belakang.
"Laper?" Baekhyun mengangguk lemas.
"Yaudah, kita makan dulu."
"Makan di mana, Bang?"
"Hmmm, gimana kalau kita makan di tempat biasa?" semuanya mengangguk dengan semangat. Xiumin menatap Ririn yang masih menatap lurus ke depan.
"Atau kamu mau ke tempat lain?" Ririn mendongak karena merasa pertanyaan itu untuknya.
"Gak usah, kita di tempat biasa aja. Tapi..." semua langsung menatap ke arah Ririn, menunggu kata yang terputus.
"Tempat biasa itu yang di mana?" tanya Ririn dengan polosnya. Semua menepuk kening masing-masing. Xiumin hanya tertawa melihat wajah polos sang adik yang menggemaskan.
"Kamu lupa atau emang gak tau, Rin?" tanya Xiumin masih dengan tawanya yang tersisa.
"Entah," ucap Ririn acuh dan tak ingin berbicara lagi karena ditertawakan.
"Yeee ngambekan lo!" seru Baekhyun dari belakang. Ririn diam tak mau berbicara lagi.
"Yahhh, beneran ngambek. Lo sih Baek, jadi ngambek kan.
"Kok jadi gue!" pekik Baekhyun tak terima. Tak ada yang menjawab, mereka hanya berjalan lebih cepat dan meninggalkan Baekhyun yang kini berteriak tanpa malu.
***
Setelah mengantarkan Lay ke bandara untuk pergi ke Cina karena urusan perusahaan. Ririn sekarang hanya diam di balkon kamar dengan pandangan yang menatap ke sekitar tanpa minat.
"WOYYY! TURUN LO!" Seseorang berteriak dari bawah.
"Itu orang ngapain sore-sore ke sini?" tanya Ririn menatap Wooseok yang kini berada di bawah dengan dua kantung kresek penuh.
"Gak mau."
"TURUN! BANTUIN GUE. INI KAN PESANAN LO SEMUA!"
"Ishhh, pesanan apa coba. IYA GUE TURUN." Setelah berteriak, Ririn segera turun dari kamarnya.
"Mau kemana, Rin?" tanya Dio yang sedang duduk di lantai dengan laptop yang berada di atas meja juga dengan buku-buku yang terbuka.
"Mau ke depan." Dio hanya mengangguk lalu melanjutkan kegiatannya.
Ririn membuka pintu dan melihat Wooseok yang sedang duduk di pos penjaga dengan dua keresek yang dia bawa.
"Nih, pesenan lo. Ngerepotin gue aja tau gak!" seru Wooseok dengan menunjuk apa yang dibawanya.
"Apaan sih, orang gue gak nyuruh lo ke sini apa lagi bawa beginian segala," ucap Ririn setelah melihat apa yang ada dalam kresek besar itu.
"Anjir, lo bilang apa tadi? Jelas-jelas lo yang chat gue suruh bawa semua ini."
"Apaan, gue aja gak pegang handhpone dari tadi siang."
"Terus, yang chat gue siapa? Jelas-jelas itu chat dari nomor lo!"
"Ya mana gue tahu."
Tiba-tiba dari arah belakang seseorang berlari lalu berseru kencang.
"WOAHHH, AKHIRNYA CEMILAN KITA DATANG GUYS!!!" teriakan Baekhyun mengundang beberapa orang rumah seperti Kai, Sehun dan Chanyeol berlarian ke luar rumah.
"WOAHHHH, IYA. THANKS WOOSEOK."
Sebelum tangan-tangan penarik makanan itu berhasil menyentuh apa yang mereka tunggu itu. Tangan Wooseok sudah berhasil menahan tangan-tangan jahil itu lalu menatap mereka semua tajam. "Jadi yang pesen ini lo semua!"
"Bukan kok. Yang pesen kan si Ririn." Ririn yang sudah tau akal bulus mereka akhirnya berbalik dan berlalu pergi.
"Gue lagi yang jadi kambing hitam," desis Ririn kesal.
Ririn sudah tau akal bulus dari kakak-kakaknya yang sudah berkali-kali melakukan hal ini seperti waktu dulu pada Taehyung dan Mingyu.
Ririn yang masuk ke dalam tak dihiraukan oleh mereka. Wooseok masih beradu kata dengan Baekhyun dan Kai. Sedangkan Chanyeol dan Sehun memanfaatkan peraduan mereka untuk mengambil cemilan-cemilan dalam kantung kresek besar selagi Wooseok yang tak menyadarinya karena terlalu fokus beradu kata.
***
Kira-kira yang menang dalam adu kata siapa yaaaa. Hmmm
Sehun sama Chanyeol bisa ae ya ngambil kesempatan dalam kesempitan 😂😂😂
Jangan lupa bagi-bagi cemilannya sama Rinmy ya duo tiang.Rinmy punya story baru nih castnya DO Kyungsoo dengan judul
I Always Look You
Jangan lupa mampir ya.
Oh iya, ada story baru juga nih yang baru netes dari temen gue
Judulnya PHILOPHOBIA dari invisiblewriter28 jangan lupa mampir ya.
Yang mau gabung di GC silahkan, selalu terbuka kok. Tinggal add id line Rinmy yang ada di home wattpad terus bilang mau gabung.
Vomentnya jangan lupa bebs 😘
17 Feb 2018
Rinmy98
![](https://img.wattpad.com/cover/132818965-288-k449266.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
2#Protective ✔
FanfictionSequel StepBrother EXO Kehidupan masih berjalan, masih banyak orang yang menyayangi dan menjagamu -EXO Aku ingin seperti dulu! Tapi aku tidak bisa seperti dulu -Ririn Aku akan merubahmu seperti dulu lagi -Calm(?) Start: 26 Desember 2017 End : 10 Ju...