2096 kata!Happy reading untuk Chapter terakhir yang gue dedikasikan untuk kalian semua para readersku tercinta😘
***
Beberapa bulan sudah terlewati. Dua manusia berbeda jenis ini masih tampak bahagia.
Ya, hidup Ririn dan Kino terasa menyenangkan.
Masih dengan Ririn yang labil, cerewet dan penuh dengan hal-hal menarik lainnya yang tak pernah bosan Kino lihat.
Dan juga masih dengan Kino yang jahil namun memiliki sisi yang begitu romantis.
Suka duka bersama dalam membina rumah tangga telah mereka dapatkan.
Suka karena dapat bersama dan menjalin semuanya berdua.
Dan duka dari batu sandungan yang memang tak akan pernah lepas dari kehidupan.
Dan kini, duka itu datang.
Saat dimana suara menyayat hati membuatnya merasa sesak."Kok belum punya anak?"
Kata-kata itu selalu terngiang setelahnya. Tapi kesedihan itu selalu Ririn tutupi dari Kino. Ya, begitulah Ririn. Masih mempunyai sifat yang sama.
"Aku berangkat dulu ya, Sayang," Kino tersenyum manis dan mengecup bibir sang istri.
"Iya, hati-hati di jalan ya. Jangan ngebut-ngebut!"
"Iya Sayang, gak bakalan ngebut kok. Paling cepet dikit... Auwww."
"Kamu pagi-pagi udah nyebelin ya."
"Haha, biarin." Sekali lagi Kino mengecup bibir dan dahi Ririn lalu berjalan pergi.
"Hufttt, sepi lagi ini rumah."
Setelahnya Ririn hanya disibukan untuk pekerjaan rumah. Bersih-bersih dan lain sebagainya. Hingga satu jam berlalu, bel rumah berbunyi nyaring dan sangat berisik.
Ting tong ting tong ting tongggg
"Aish, berisik banget sih. Pasti anak Bang Chen nih yang begini," gerutu Ririn karena telinganya merasakan pengang akibat bunyi bel yang dibunyikan terus-menerus.
Cklek
"Astagfirulloh."
"TANTEEEEE!"
Ternyata bukan hanya anak dari Kim Jongdae alias Chen yang berada di sana. Tapi semua abang-abangnya juga di sana.
'Perasaan gue gak enak!' batin Ririn saat melihat senyum yang terlalu lebar dari para abang dan iparnya itu.
"Kita nitip ya, Rin. Bentar doang kok."
Dan benar saja, kata nitip yang dihindari Ririn keluar dari mulut abang-abangnya.
Setelah Ririn mengangguk, anak-anak kecil itu langsung berhamburan masuk ke dalam diikuti Ririn yang menggandeng anak terkecil Xiumin, Jinny. Ya, sekarang Jinny sudah bisa berjalan, walaupun masih harus digandeng.
"Neraka gue dateng," gumam Ririn tanpa sadar.
"Chacacaca, tutucabana..." Jinny berceloteh dengan bahasa bayi yang tak bisa Ririn mengerti.
"Iya, Sayang. Kamu mau apa?"
"Mamamamama.. Tututcatca."
"Mamam?" Dan Jinny mengangguk senang sambil tertawa dan bertepuk tangan.
"Jinny tiap ke sini kenapa minta makan mulu? Gak di kasih makan sama Mommy?"
Dan Jinny malah tertawa kembali sambil bertepuk tangan dengan riang. "Ihhh gemesin banget sih kamu." Ririn menggigit pelan pipi tembam Jinny saking gemasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/132818965-288-k449266.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
2#Protective ✔
Fiksi PenggemarSequel StepBrother EXO Kehidupan masih berjalan, masih banyak orang yang menyayangi dan menjagamu -EXO Aku ingin seperti dulu! Tapi aku tidak bisa seperti dulu -Ririn Aku akan merubahmu seperti dulu lagi -Calm(?) Start: 26 Desember 2017 End : 10 Ju...