#12

4.4K 447 56
                                    


Ada yang kangen Rinmy?

Typo bertebaran!

Happy reading guys😘😘😘

***

"Lo dulu deket banget ya sama Taehyung?"

"Hmm."

"Dan lo deket juga ya sama Dio dan sodara-sodaranya itu?"

"Hmm."

"Ish, jawab gue dong. Jangan ham hem ham hem doang."

"Iya." Jihan mendengus kesal karena jawaban singkat dari Ririn.

"Iya apa?"

"Deket."

"Kok lo bisa sih deket sama mereka? Lo tau gak sih, kedekatan lo sama mereka jadi tranding topic di kampus kemaren!"

"Enggak."

"Aish, cape gue ngomong sama lo." Jihan kembali mendengus kesal dan akhirnya diam.

Ririn tau, tidak ada yang mengetahui siapa dia di antara mereka walaupun sesekali dari mereka pernah mengucapkan bahwa dia adik mereka. Dirinya juga tau, keadaan ini tidak jauh berbeda dengan dulu. Dan... Mungkin saja kejadian yang dulu akan terulang lagi(?)

Tiba-tiba seseorang merangkulnya. Dia tau siapa yang melakukan ini. Dia tidak terkejut sama sekali. Malah yang merasa terkejut bukan dirinnya, melainkan Jihan.

"Mau makan apa?"

"Apa aja asal gak lo racunin," sahut Ririn tanpa menoleh.

"Gimana kalo kita pesen ayam goreng?"

"Terserah."

"Jangan ayam, kita makan seblak aja." seseorang menyahut dari belakang.

"Baekhyunnnn. Abang terdodol yang gue punya. Lo gimana sih, kan si Ririn gak boleh makan pedes."

"Ya jangan dipedesin goblok."

"Yang goblok itu elo! Seblak gak pedes gak bakalan enak."

"Ehhh, berani ya lo ngatain gue goblok!"

"Berani lah, lo kan emang goblok!"

"Ishhh, KaItem. Awas ya lo, jatah ayam lo di rumah bakalan gue abisin!"

"Sebelum lo abisin, gue jamin ayamnya udah gue makan duluan!"

"Para ayam berisik!" Ririn yang merasa terganggu akibat urusan ayam itu akhirnya mendiamkan keduanya. Dari dulu dua orang ini selalu saja berdebat. Gak pernah ada akurnya.

"Tega banget Rin ngatain gue ayam!"

"Lo kan emang ayam!" seru Baekhyun memancing kembali.

"Sekali lagi kalian ngomong, gue cabein mulut kalian!" Baekhyun dan Kai langsung diam dan mengerakan tangan masing-masing seperti menresleting mulut untuk diam.

Setibanya di kantin, Ririn ditarik oleh Chanyeol yang muncul setelah memesan makanan.

"Kita duduk di sini." Chanyeol mendudukan Ririn di kursi yang bersampingan dengannya.

Ririn hanya diam dan menurut. Jihan yang canggung ikut duduk di sebelah Ririn karena ditarik olehnya.

Suasana seperti biasa, diramaikan oleh lawakan Baekhyun, Chanyeol dan lainnya. Semua tertawa kecuali Ririn. Dia hanya tersenyum, sesekali terkekeh lalu hilang kembali.

Srkkk

"Mau kemana Rin?" tanya Dio saat melihat Ririn berdiri.

"Toilet sebentar."

"Mau ditemenin?" tanya Kai. Ririn hanya menggeleng lalu berjalan pergi.

Tangannya dimasukkan ke dalam saku hoodie yang memang selalu dipakai olehnya. Entah panas ataupun hujan, sebuah hoodie selalu jadi pelengkap penampilan Ririn sekarang ini.

Langkahnya berbelok saat berada dipersimpangan menuju toilet. Ya, toilet hanyalah alibinya agar bisa mencari ketenangan. Bukannya ingin menghindar, tapi dia juga ingin merasakan kembali angin segar tanpa diawasi oleh saudara-saudaranya.

Langkahnya terhenti di daerah loker. Tepatnya loker yang sedang ditutup dan dikunci kembali. Itu lokernya!

Ririn memperhatikan apa yang dilakukan orang itu.

Orang itu diam sebentar dan mengusap pintu loker itu dengan pelan. Langkahnya langsung menjauh begitu saja tanpa menoleh lagi.

Ririn yang bersembunyi di balik pilar segera mengejar orang itu secara diam-diam. Tapi langkahnya tak cukup panjang untuk mengejarnya.

"Kemana dia? Gue yakin itu Calm. Ya, gue yakin." Ririn terus menatap sekelilingnya lalu mendesah kecewa karena tak mendapati orang yang ia kejar.

"Sekali lagi, gue kehilangan jejak," ucapnya murung dan berjalan ke arah tangga lalu mendudukan dirinya sendiri.

"Kapan gue bisa ketemu lo secara langsung Calm?" gumam Ririn menatap kosong ke depannya.

"Hei, lo Ririn kan?" Ririn menoleh saat merasakan tepukan di bahunya yang disusul dengan seseorang yang duduk di sebelahnya.

"Ah, iya. Kak Kino ya, temennya Wooseok?" Orang yang bernama Kino mengangguk.

"Ternyata lo masih inget gue," ucap Kino sambil tertawa.

Ririn hanya tersenyum. "Pasti dong. Maaf ya dulu gue ngerepotin sampe lo gendong gue ke UKS."

Kino menggeleng. "Gak ngerepotin kok. Lagian gue cuma lagi kebetulan lewat dan ngelihat orang yang lagi lari-larian di tengah lapangan ampe semaput," ucap Kino berusaha menggoda. Ririn mendengus karenanya.

"Haha, jangan ngambek. Gue gak masalah kok kalo disuruh gendong lo kemanapun lo mau."

"Diem deh, gue lagi gak mood buat bercanda."

"Emang kapan lo ada mood buat bercanda?" Ririn terdiam, merasa aneh dengan dirinya sendiri. Tapi satu detik kemudian dia mengacuhkannya.

Kino masih terus berusaha menggoda Ririn. Dirinya masih terus mengeluarkan sisi playboy nya untuk menarik perhatian Ririn.

Ririn tak banyak menanggapi Kino, dia malah kembali mengedarkan pandangannya ke berbagai arah dan matanya mendapati sesuatu.

Hoodie berwarna gelap yang beberapa menit lalu dia lihat.

"Hey, lo dengerin gue, kan?" tanya Kino mengibaskan tangannya di depan wajah Ririn.

"Eh, sorry. Kenapa?"

Kino menghela napas dan menatap Ririn. "Lo lagi liatin apa sih?"

"Ehmm, itu... Lo tau orang itu kan?"

"Yang mana?" tanya Kino memperhatikan beberapa orang yang lumayan jauh dari tempat keduanya berada.

"Yang pake ransel navy."

Kino langsung menangkap orang yang dimaksud. "Ahhh, Jinho. Kenapa? Apa lo juga gak inget dia?"

Ririn diam lalu menggeleng. "Astaga, kan waktu lo masuk rumah sakit gue bareng dia, Wooseok dan Lona." Ririn masih diam, mencoba mengingat-ingat.

"Haha, hebat ya gue. Lo masih inget gue pasti karena kegantengan gue ini, kan?" Over pede seorang Kino meningkat. Ririn tak menggapi dan beranjak pergi meninggalkan Kino.

"Ehhhh, kok gue malah ditinggal sih? Ishhhh." Kino menggerutu dan ikut beranjak pergi namun berbeda arah.

***

Hayooo hayo hayooo😂

Apa ada kepo yang terobati? Atau muncul kekepoan yang lainnya? 😂😂😂

Semoga menikmati ya.

Jangan lupa vomentnya

23 Feb 2018
Rinmy98

2#Protective ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang