#1

9.1K 720 45
                                    


Suasana rumah pagi ini sangat berantakan. Lantai kotor karena bubuk snack yang bertaburan kemana-mana dan berbagai bungkus makanan ringan yang menumpuk di dekat meja.

Sedangkan sang penghuni rumah masih tertidur dengan berbagai gaya. Ada yang anteng dengan posisi yang masih sama dari awal seperti Dio ada juga yang seperti cacing kepanasan seperti Baekhyun yang setiap lima menit ganti posisi.

Ting Tong

Bel berbunyi nyaring, tapi tak seorangpun dari mereka yang bangun dari alam mimpinya. Kecuali satu orang. Xiumin.

Xiumin memang sudah bangun dari subuh. Bukan karena rajin, tapi kalau dia tidak bangun dan kesiangan. Rapat penting akan dibatalkan dan usahanya gagal total untuk mendapatkan partner bisnis yang sudah diincarnya dari tahun lalu.

Xiumun turun dari lantai atas dengan bunyi bel rumah yang mengiringinya. Xiumin hanya bisa berdecak saat melihat adik-adiknya yang tepar karena menonton film sampai jam tiga pagi. Entah apa yang ada dalam pikiran mereka untuk melakukan hal itu. Padahal Xiumin sudah melarangnya terlalu larut bahkan sampai pagi. Tapi tetap saja, namanya cowok, pasti bandel kalo dikasih tau. Berbagai alasan meluncur mulus dari mulut adik-adiknya.

Ting Tong

Sekali lagi bel berbunyi, Xiumin segera melangkah menuju pintu.
Dan tepat saat pintu terbuka, seorang Xiumin tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut dan bercampur senangnya tatkala melihat dua sosok yang sekarang berada di hadapannya.

"Pagi, Bang," ucap keduanya kompak. Umin masih diam, mulutnya sedikit terbuka.

"Jangan mangap, Bang! Lo jelek kalo mangap gitu." Umin mendelik kesal pada adiknya Yixing a.k.a Lay.

"Kenapa balik gak bilang-bilang?" Umin berkacak pinggang sebelum mempersilahkan keduanya melangkah memasuki rumah.

"Surprise," jawab Lay datar dan mengeret kopernya masuk ke dalam rumah.

"Surprise, Abang jangan introgasi dulu ya. Ririn cape, masa ia mau diintrogasi. Bang Umin tega?"

Umin menghela napas sebelum mengeluarkan kata-katanya, "yaudah, sini Abang yang bawa kopernya." Umin menarik koper Ririn dan berjalan ke dalam menyusul Lay yang diikuti oleh Ririn di belakangnya.

Ketiganya berjalan bersama dan berhenti tepat di depan ruang keluarga.

Ririn menghela napas. "Masih gak berubah ya, Bang? Masih kayak dulu pas nonton film bareng-bareng, pasti paginya begini."

"Ya, gak ada yang berubah di rumah ini, Rin. Yang berubah cuma karena rumah ini sepi gara-gara kehilangan dua orang yang biasanya bikin rame terutama kamu." sahut Umin.

"Hahhh, biarin aja deh, Bang. Gue mau ke kamar ya, jetlag gue kayaknya, Bang," ucap Lay dan berjalab menuju kamarnya.

"Ririn juga masuk kamar ya Bang. Pengen tidur bentar."

Umin mengangguk dan melihat jam tangannya. "Yaudah, yuk. Abang anterin, tapi habis ini Abang berangkat ke kantor ya. Takut kesiangan." Ririn cuma ngangguk dan berjalan duluan yang diekori oleh Umin yang menenteng koper menaiki satu-persatu anak tangga.

***

"Halooo, ada orang di dalammmm?" Seseorang berteriak setelah memencet bel berkali-kali.

"Kok kagak ada yang nyaut ya? Apa mungkin pada mati? Eh, jangan dong, kalo pada mati gue jadi jomblo dong." El, gadis rumah sebelah yang masih langgeng berpacaran denga Sehun itu masih berbicara sendiri di depan pintu.

2#Protective ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang