#21

3.6K 410 34
                                    


Suasana di chapter ini akan berbeda😉

Happy reading

***





















Duduk termenung dengan laci terbuka, itu yang Ririn lakukan sekarang. Ia menatap kertas-kertas yang bertumpuk itu. Tapi, Ririn merasa ada sesuatu yang janggal.

"Kok tumpukannya kayak tipis ya?" tanya Ririn pada dirinya sendiri.

Hening kembali, pikirannya berkelana kemana-mana. Mencari beberapa kemungkinan mengapa tumpukannya menipis.

"Apa... Ada yang ngambil? Tapi siapa? Tahu dari mana?"

Pertanyaan-pertanyaan itu bercokol dalam pikirannya. Seperti bingung juga linglung.

Tok tok tok

Ketukan pintu membuatnya tersadar. Bangkit lalu berjalan membuka pintunya yang terkunci.

"Ayo, udah siap?"

"Siap?" Ririn kembali bingung dengan perganyaan dari Chen ini.

"Kamu lupa? Kita kan mau jemput..."

"Akh iya, aduh kenapa aku jadi pikun gini. Aishhhh, bentar Bang, Ririn ganti baju dulu." Ririn berbalik dan membuka lemari pakaiannya lalu kembali berlari ke kamar mandi tanpa memperdulikan Chen yang masih menatapnya di pintu.

"Tumben si Ririn bisa lupa, padahal kemaren dia yang paling antusias buat jemput Bang Lay."

Chen geleng-geleng kepala lalu beranjak pergi, tapj langkahnya terhenti saat melihay sebuah laci dalam keadaan terbuka. "Oh, jadi itu yang bikin dia lupa." Chen tersenyum baru lah ia benar-benar beranjak dari tempatnya.

"Ririn mana, Bang?" tanya Dio saat melihat Chen menuruni tangga.

"Baru ganti baju."

"Lah?"

"Dia lupa."

"Tumben?" tanya Suho bingung.

"Gara-gara laci, dia jadi lupa." tawa Chen keluar begitu saja.

"Laci? Kok laci, ada apaa di laci? Ada kecoa?"

"Haha, bukan Bang! Nanti kita semua bakalan jelasin kok."

Suho menyipit pada Baekhyun. "Gue maunya sekarang."

"Nanti Bang, kalo sekarang, nanti ketahuan sama Ririn. Ini tentang dia sama seseorang," bisik Chen yang memang duduk menunggu di sebelah Suho.

***

"

Lo itu siapa nya? Lagian gue gak kenal sama lo, kenapa gue harus ngasih tahu hal itu sama lo?"

"Gue? Gue sepupunya. Jadi, gue berhak tahu kenapa lo liatin sepupu gue kayak kemaren!"

"Bukan karena lo itu sepupunya, lo harus tahu apa yang gue lakukan kemaren!"

"Gue harus tahu," ucap Yejin hampir menggebrak meja. "Gue harus tahu karena itu menyangkut sepupu gue! Gimana kalo lo bakal ngebahayain dia, gue gak mau lo ngelukain dia!"

Orang di depan Yejin menatap lama padanya. Lalu mencondongkan tubuhnya ke depan. "Bukannya... Yang ngebahayain dia itu elo," bisiknya lalu menyeringai saat matanya melihat ekspresi Yejin.

"Dari mana dia tahu kejadian itu?" tanya Yejin pada dirinya sendiri sambil menatap kepergian orang itu. Orang yang sama saat ia melihat sosoknya di rooftop beberapa hari lalu.

2#Protective ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang