#16

4K 407 65
                                    


Harap baca setiap author note ok.

Btw, happy birthday real maknae Sehunkuh.
#EdisiTelat.

Oh iya, mau bilang juga nih.

GUE PUNYA CERITA BARU!

Ini cerita beda dari yang lain, dijamin gak ada yang kepikiran. Eh, entahlah. Judulnya

EXO's Plot Love

Ot12✔
Perchapter terdiri dari music exo yang tersusun✔
Dijamim beda✔

Gue gak jamin dengan kata baper dan romantis atau pun lainnya karena gue masih belajar ngelakuin itu.

Lebih jelasnya langsung mampir ke sana ok.

Wokelah, happy reading guys.

***

"Tunggu!" Langkahnya terhenti namun Yejin tidak ada niatan untuk berbalik.

"Gue butuh penjelasan lebih!"

***


"Ini."

"Gak mau!"

"Ayolah..."

"Gak mau, Bangggg. Ririn gak mau obat."

"Tapi..."

"Aku bisa nenangin diri aku sendiri tanpa obat," ucapnya lirih dan berjalan ke arah jendela dimana ada bunga lily putih di dalamnya. Mungkin itu hanyalah bunga palsu, bukan bunga lily asli yang masih segar. Tapi, melihat wujud bunga itu membuatnya bisa menenangkan dirinya sendiri dan mengingat kiriman-kiriman yang ia dapat dari dia.

"Hufttt... Abang percaya sama kamu." Chen berjalan ke arah Ririn dan memeluknya dari belakang. "Jangan biarkan yang dulu menyakitimu terus menerus! Kita semua ada di sini dan akan terus di sini untuk menjaga dan melindungi. Jangan ragu buat cerita apapun itu! karena apa? Karena kita semua saudara. Kamu sakit, kita juga sakit. Kamu senang, kami juga merasakannya. Kita, terutama Abang sendiri bakal bantuin kamu buat bangkit dan ngembaliin kamu yang dulu." Tangannya mengerat, ucapannya yang begitu lembut membuat Ririn terdiam dan merasa begitu beruntung memiliki mereka.

Rasa haru akan bahagianya memiliki keluarga yang sekarang membuat satu titik yang terasa terhimpit sakit terangkat begitu saja. Hatinya melega atas perkataan yang Chen ucapkan barusan dan rasa syukur akan kehidupannya sekarang tertanam kuat dalam dadanya.

***

"Kenapa lo pengen banget tau?"

"Karena gue ingin."

"Apa urusannya buat lo?"

"Urusan? Tentu itu akan menjadi urusan gue karena masalah lo berkaitan dengab saudara gue."

"Ah, ya. Gue baru inget kalo Ririn sekarang punya banyak saudara. Dan... Apa itu berarti lo salah satu dari mereka?"

"Ya. Dan gue perlu tau apa yang membuat lo datang tapi membuat saudari gue jadi kayak tadi, dan siapa lo?"

"Gue? Gue Kim Yejin, anak dari Kim Hyung-Jae." Dio terkesiap mendengarnya, namun ia mencoba tak terkejut.

"

Jadi, apa maksud kedatangan lo ke sini? Pasti bukan hanya karena rindu dan minta maaf doang kan?"

"Ya."

"Jadi?"

Yejin menarik napas dalam-dalam sebelum serentetan kalimat panjang keliar dari celah bibirnya. "Waktu itu... Gue denger Papa gue lagi ngomongin sesuatu, gue denger sedikit dan menangkap kata dendam dan pembalasan. Awalnya gue gak tau apa-apa dan merasa gak perduli karena Papa gue emang selalu ngelakuin itu sama musuhnya setelah Mama meninggal. Tapi kata-kata selanjutnya yang keluar buat gue diam di tempat. Gue denger semua rencana yang beliau susun bersama beberapa orang. Cukup lama sampe akhirnya gue ketahuan karena Papa keluar ruangan tanpa bisa gue duga dan gue sadari.

"Hahhh, dan ini yang jadi penyesalan gue sampe sekarang. Papa nyuruh gue masuk dan ngehasut gue dengan segala ucapannua tentang kematian Mama yang buat gue benci sama keluarga Om Jun. Bodohnya gue waktu itu malah bantuin Papa buat bales dendam sama Om Jun. Awalnya masih biasa aja, tapi saat gue melihat Ririn yang jadi target terikat di kursi waktu itu barulah gue berpikir. Kenapa gue ngelakuin ini sama sodara gue? Tapi Papa lagi-lagi ngehasut gue dengan caranya.

"Papa nyuruh gue juga untul terlobat nyiksa Ririn dengan berbagai alat. Dari kejut listrik dengan tegangan yang tinggi sampe alat-alat yang tajam juga pistol ada di sana. Gue gak ngerti kenapa Papa sekejam itu. Dan anehnya gue mau aja nurutin semua itu." Yejin menunduk, menatap telapak tangannya sendiri yang bergetar.

"Tangan ini, gue benci tangan ini. Gue benci dengan apa yang telah gue lakukan dengan tangan ini." Dio masih terdiam, tak ada niatan untuk memotong semua perkataan Yejin. Dirinya ingin mendengar detail dari apa yang terjadi dua tahun lalu.

"Saat itu, gue sempet cambuk dia, gue sempet tampar dia, gue sempet ngelakuin hal-hal bodoh yang seharusnya gak gue lakuin sama dia yang gak tahu apa-apa." Mata Yejin mulai berkaca-kaca. Helaan napasnya semakin memberat.

"Dan gue baru bisa berhenti saat melihat dia yang cuma diam dengan kesakitannya. Matanya yang menyorotkan tanda terluka buat gue berhenti. Di situ, gue cuma bisa diem dalam kebisuan sambil natap badan dia yang merah disana-sini juga luka yang mengeluarkan darah. Bodohnya gue saat itu langsung pergi gitu aja tanpa rasa buat nolongin dia dan bawa dia pergi dari sana." Yejin menengadah seakan ingin masukan kembali air matanya yang sudah menumpuk dan siap terjun pada pipinya.

"Jadi, kenapa sekarang lo mau minta maaf sedangkan lo dulu pernah ngelakuin semua itu?"

"Gue nemu surat." Dio mengeryitkan keningnya. "Gue nemuin surat setelah gue pulang ke rumah dan masuk ke ruangan tempat gue dan Mama selalu berdua dulu. Surat kusam yang sudah berdebu itu adalah jalan gue menuju penyesalan yang sekarang, termasuk juga Papa gue yang sekarang menyesal di dalam sel tahanan."

"Apa isi surat itu?"

"Surat yang menyatakan bahwa beliau melakukan bunuh diri karena gak sanggup melihat Papa gue yang wakgu itu memang selingkuh dengan seseorang. Mama udah ngajuin perceraian tapi Papa gak setuju dan mereka bertengkar dengan akhir Mama bilang kalau dia masih cinta sama Om Jun dan bakalan nikah setelah Mama cerai dari Papa."

Dio mengangguk-angguk seakan dirinya mengerti dengan semua yang terjadi. Perselingkuhan, cinta, kematian lalu dendam yang berujung pembalasan yang sebenarnya tidak pernah berarti karena semuanya sekarang hanya menjadi sebuah penyesalan.

***

Terbongkar sudah huhuhu.

Masih ada yang ingat om Jae kan? Dan ini adalah Yejin, anaknya. Heuheuuu.

Padahal chapter sebelumnya itu udah keliatan loh siapa si Yejin ini.

Sebagai pemberitahuan! Di sini gue emang bakal ngeluarin sisi perhatian dan keperdulian saudaranya satu-persatu. Heuheuuu

Yang kangen Calm muncul angkat tangan!

Huhu, babang Calm dah marah-marah gara-gara gak muncul.
Ckckck, sabar atuh bang. 😒

Woke, cukup sekian karena note imo sudah terlalu panjang padahal gue masih banyak yang mau gue omongin.

Ahhh, satu lagi. Masalah kemaren udah beres, alhamdulilah orangnya udah minta maaf secara langsung lewat line dan ngehapus 4 chapter yang dia copy.

Suka dan terinspirasi boleh, tapi jangan ngeplagiat cerita orang. Plagiat dan terinspirasi itu memiliki artian yang sangat jauh berbeda.

Vomentnya jangan lupa😘

12 Aprl 2018
Rinmy98

2#Protective ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang