Satu minggu terlewati, belum ada tanda-tanda untuk sosok Calm menunjukan dirinya yang sebenarnya pada Ririn.Mencoba tak ambil pusing, Ririn melakukan rutinitasnya seperti biasa. Mencari kesibukan agar tak memikirkan Calm terus menurus.
Siang ini, seperti biasa pula. Ririn keluar bersama Jihan yang kebetulan juga bertemu dengan Yejin di persimpangan.
"Mau kemana?" tanya Yejin saat itu juga, tanpa sapaan atau lain sebagainya.
"Biasa, kantin." Jihan mengangguki ucapan Ririn. "Mau gabung?" ajak Jihan melanjutkan.
"Owh, itu pasti." ketiganya berjalan berdampingan. Tanpa kata, tanpa suara, hanya diam dengan langkah pasti. Dan entah kenapa, Jihan hari ini tidak banyak bicara seperti biasanya.
"Biar gue yang pesen," ucap Ririn sesaat setelah Yejin dan Jihan duduk.
"Gak, biar gue aja." Yejin bangkit dari duduknya saat mendengar ucapan Ririn.
"Gak, biar kali ini gue ok. Kayak biasa kan, Ji?" Dengan terpatah, Jihan mengangguk. Jihan merasa sedikit bingung, akh bukan. Dia selalu bingung dengan kehidupan temannya ini.
Akhirnya Yejin duduk diam dan hanya memperhatikan pergerakan Ririn yang kini berada di antrian.
"Ehm,Yejin." Yejin beralih menatap Jihan, "boleh gue nanya sesuatu?" tanya Yejin agak ragu.
"Satu pertanyaan." Jihan mengangguk dan mempersiapkan apa pertanyaan yang cocok untuk ia tanyakan karena kesempatannya hanyalah satu.
"Apa alasan kalian semua sangat menjaga ketat Ririn? Padahal sepenglihatan gue Ririn gak terlalu perlu penjagaan ketat kayak yang kalian semua lakuin setiap hari."
Yejin terdiam, pandangannya terarah kembali pada Ririn yang kini sedang menunggu pesanan.
"Dulu, sesuatu terjadi. Kejadian itu terjadi akibat satu permasalahan yang hanya mereka yang tahu itu. Dan dia dijadikan umpan pembalasan. Tersiksa dan terkurung sampai dia berubah menjadi dia yang sekarang. Semua yang dulu hilang dalam sekejap mata. Dan kami yang menyayanginya berjanji pada diri sendiri untuk menjaganya. Mengembalikan dirinya yang dulu pada kami."
"Tunggu, gue bingung sama penjelasan lo. Umpan? Dia yang dulu? Janji? Ngejaga? Gue gak ngerti sumpah."
"Lo gak perlu ngerti semua yang terjadi, cukup lo bantu kita balikin apa yang ada aja," celetuk seseorang dan mengambil tempat di salah satu kursi.
"Ehhh?"
"Jangan kaget, kita bukan setan!" seru Kai saat melihat reaksi Jihan.
Belum Jihan membalas ucapan Kai, keramaian yang terjadi di depan sana membuat perhatian mereka teralihkan.
Prankkk
"Awhhhh."
"Ups, sorry. Salah lo sendiri ngehalangin jalan gue."
"Dia emang gak punya mata kali Na, jadi jalan aja sembarangan."
"Kalian yang gak punya mata," balas Ririn yang masih mengibas-ngibaskan tangannya yang terkena air panas kuah bakso.
"Woah, tumben lo ngelawan? Yakin lo mau ngelawan kita sedangkan para malaikat lo gak ada di sini?" tanya Yin-Na.
"Gue gak perlu malaikat yang lo maksud cuma buat ngatasin lo yang selama ini gue diemin," jawab Ririn yang memang selama ini sering kali diganggu oleh Yin-Na dan dua temannya tanpa ada seorangpun yang tahu.
"Wah, bakal seru nih kayaknya. Kenapa lo gak ngelawan aja dari dulu hah?!" seru Yin-Na sambil menatap Ririn meremehkan.
Ririn diam, hanya memperhatikan apa yang akan Yin-Na dan dan dua temannya lakukan kali ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/132818965-288-k449266.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
2#Protective ✔
FanficSequel StepBrother EXO Kehidupan masih berjalan, masih banyak orang yang menyayangi dan menjagamu -EXO Aku ingin seperti dulu! Tapi aku tidak bisa seperti dulu -Ririn Aku akan merubahmu seperti dulu lagi -Calm(?) Start: 26 Desember 2017 End : 10 Ju...